Chereads / Touch my heart Once again / Chapter 13 - twelve

Chapter 13 - twelve

"Wisnu.. apa kalian saling mengenal sebelumnya? Maksudku.. setiap aku bersama mu dia seperti ingin mencincangku saat itu juga.. kau tahu ketika seseorang menyimpan permusuhan yang begitu pekat padamu, secara naluri kau pasti akan merasakannya sebagai peringatan dan penjagaan untuk diri sendiri."

Wisnu mengangguk puas dan bergumam dalam hati 'Kau tahu aku membencimu tapi kau masih berani mengajak Citra pergi di depan mataku!'. Wisnu melirik Citra dari celah buku gadis itu berjongkok pura-pura mencari buku di rak paling bawah.

"Dia.. seseorang yang tidak ingin aku temui lagi. Tapi..." lama Citra diam. Wisnu di balik rak juga tidak sabar mendengar kelanjutan kalimat itu tapi gadis itu akhirnya menghela napas "Hah! Sudahlah.. lupakan saja.. ayo kita cari yang lain."

Citra membawa Reza ke rak yang lain. Ia terlihat tidak tertarik lagi untuk melihat-lihat buku. Reza yang sudah bertanya sesuatu yang salah merasa bersalah "Kau mau ke lantai tiga.. mungkin ada novel baru hari ini.. bukankah kau suka membaca novel?"

Citra tersenyum ketika ia menoleh ke arah Reza "Bolehkah!" tanyanya dengan senyum lebar.

Reza tertawa kecil "Kenapa kau begitu sungkan! Ayo.." Reza mengambil lengan Citra menariknya ke lantai tiga.

Wisnu yang masih bersembunyi di balik rak langsung mencengkeram rak buku hingga jari-jari kukunya memutih menahan marah, matanya menatap tajam pada tangan Reza yang menggenggam pergelangan tangan Citra.

"Ini keterlaluan! Dia sudah berani!" desis Wisnu kesal menghempaskan tinjunya ke udara dan melangkah lebar menuju lantai tiga.

"Wisnu! Di mana Citra!"

Wisnu terkejut melihat gadis yang memiliki suara melengking itu, "Kau.. belanja apa saja kenapa sangat banyak?" tunjuk Wisnu pada tas di tangan gadis itu "Dan kenapa kau tidak menitipnya di tempat penitipan?"

Mia tersadar "Ah! Kau benar! Aku sudah terlalu senang karena mendapatkan barang yang aku suka.. he he he.." ia terkekeh dan berbalik pergi.

Wisnu mengerut kening " Gadis itu.. tidak heran Citra bisa begitu tahan berteman dengannya, di samping itu dengan sifat cerobohnya Citra mungkin sudah bosan membaca pikirannya." Wisnu tersenyum tipis tanpa sadar dan segera mengikuti Citra naik ke lantai tiga. Ia melihat kiri dan ke kanan, mencari sosok Citra dan Reza tapi sepertinya mereka berada di tempat yang berbeda.

Wisnu segera mendekati Citra berdiri di belakang gadis itu diam-diam. Citra sepertinya sedang melihat novel terjemahan, Wisnu juga melihatnya dari beberapa novel itu ada beberapa yang sudah ia baca dan ceritanya memang bagus.

"Novel paling ujung di rak ketika.. meskipun ceritanya fantsy tapi alur ceritanya sangat bagus kau bisa coba membacanya." Ujar Wisnu.

"Ah! Benarkah! Aku bertanya-tanya sejak tadi mana novel yang bagus untuk di baca, terima kasih karena kau sudah memberikan rekomendasi padaku!" Citra sedikit berjinjit mengambil novel yang di maksud Wisnu dengan susah payah.

Melihat gadis itu yang kesulitan mengambil novel Wisnu membantu mengambilnya dari belakang, dengan posisi itu Citra terlihat sangat pendek. Satu kenyataan yang tidak bisa di terima Citra sejak dulu adalah tinggi badannya yang tidak sesuai harapannya.

Citra berbalik "Terima kasih-.." Citra terpaku menatap sosok tinggi tepat di hadapannya, ia sedikit menengadah untuk melihat dagu laki-laki itu. Rasa bencinya pada ketinggian semakin dalam. Tapi ketika ia sadar kalau sosok tinggi itu adalah Wisnu ia segera mundur dan hampur jatuh jika Wisnu tidak menangkapnya dengan cepat.

"Hati-hati!"

Citra berdiri tegap sedikit jauh dari Wisnu kepalanya menunduk tidak ingin melihat wajah laki-laki itu "Kau benar-benar tidak ingin melihatku? Seberapa dalam kau membenciku?"

Citra diam sejenak ia lalu berbalik dan pura-pura mencari novel yang lain, sedangkan Novel sebelumnya yang di ambil Wisnu sudah berada dalam pelukannya. "Kau.. kenapa di sini? Di mana Mia?"

"Mia sedang belanja di bawah! Apakah aku tidak boleh ada di sini?" Wisnu masih berdiri di belakang Citra "Mia bilang kau tidak bisa membaca pikiranku? Kenapa?"

Citra tersentak "Kau.." Citra menatap ekspresi wajah Wisnu dan "..Kenapa kau menatapku seperti itu.."

"Aku terkejut kau memiliki kemampuan seperti itu! Dan membuatku takut, awalnya aku juga berpikir kalau kau sudah membaca pikiranku saat itu. Dan karena hal itulah kau pergi.."

"Tidak!! Aku tidak bisa membaca pikiran mu!"

Tegas Citra cepat memotong kalimat Wisnu "Kepergianku waktu itu juga tidak ada hubungannya denganmu.."

"Ini.. ini juga bagus.. aku sudah membacanya.." Wisnu menyerahkan satu novel lagi ke tangan Citra.

Citra tidak menolak "Kau.. kenapa kembali? Bukankah kau berada di luar negeri selama ini?"

Wisnu menatap punggung Citra yang terlihat rapuh dari belakang "..Aku minta maaf.. saat itu aku memang salah.. karena tidak menjelaskannya padamu.."

"Tidak apa-apa.. aku juga tidak ingin kau menjelaskan apa pun padaku!" Citra berbalik tersenyum lembut tapi senyum itu terlihat sangat dangkal "Karena kita tidak saling mengenal, waktu itu aku yang terlalu bodoh memaksamu, aku minta maaf.!"

"Tidak! Aku yang minta maaf! Aku... waktu itu.."

"Sudahlah! Bagaimana hubunganmu dengannya.. kalian pasti bahagia?" ujar Citra dengan senyum paksa.

Hati Wisnu semakin sakit saat melihat senyum perih di bibir gadis itu "..Aku dan dia.. tidak ada hubungan apa pun.. sejak dulu.. aku sudah mencintaimu.."

Citra terkejut matanya melebar "Kau.. berhenti berbohong.."

Wisnu maju selangkah mengambil tangan kanan Citra yang kosong menariknya lalu meletaknya di dada kirinya "Jika kau tidak bisa membaca pikiranku! Maka rasakan detak jantungku!"

Citra menarik tangannya ia terlihat gelisah menatap kiri kanan, lantai tiga tidak terlalu banyak orang, tapi tetap saja satu persatu pengunjung akan melewati mereka dan jika mereka melihatnya itu akan memalukan.

Citra menarik tangannya tapi Wisnu terus menempelkan telapak tangannya di dada kirinya "Dengarkan!"

Citra terdiam dan tidak melawan lagi merasakan setiap detak jantung Wisnu yang berdegup kencang. Citra menatap mata Wisnu mencoba membaca pikiran laki-laki itu sekali lagi. Mereka saling pandang untuk beberapa saat lagi.

"Aku mencintaimu, Citra.!"

"Citra!"

Citra tersentak ia menarik tangannya menatap Reza yang datang membawa beberapa novel di tangannya, citra terlihat bingung menatap Wisnu dan Reza bergantian. Baru saja. Ia mendengar seseorang apakah itu pikiran Wisnu? Lalu pandangan Citra jatuh pada Reza. Meskipun sesekali ia tidak bisa membaca pikiran Reza tapi di saat tertentu ia juga bisa membacanya.

..Siapa? siapa yang mengatakan cinta begitu tulus itu? apakah benar-benar Wisnu? tidak! ini tidak mungkin! Wisnu tidak mungkin mencintainya, karena sebelumnya Wisnu jelas mengatakan kalau ia tidak pantas! Bahkan untuk mendapatkan senyumnya saja ia masih tidak pantas. Lalu mungkinkah Reza? Itu lebih tidak mungkin lagi. Reza sudah memiliki orang yang di sukainya setidaknya itulah yang ia tahu terakhir kali ia membaca pikirannya.

"Citra! Aku mencintaimu.. aku mencintaimu!"

Siapa! Siapa!

****