Chereads / Touch my heart Once again / Chapter 17 - sixteen

Chapter 17 - sixteen

Malam ini Citra terlihat cantik dan lebih feminim gadis itu memakai outter dan mini dress warna pastel dengan rambut yang tidak seluruhnya di kuncir di padu sepatu hak tinggi putih yang membuat kaki dan tinggi badannya semakin semampai. Wajah Citra yang di make up natural oleh Mia terlihat semakin manis dan cantik. Sedangkan Reza memakai pakaian semi formal yang membuatnya lebih modern dan semakin keren bahkan layaknya profesional. Reza memakai kaos polos warna Moca di dalam blazer abu-abunya dan celana denim warna Moca. Yang membuat Reza semakin easy going dan santai adalah adalah dia menggulung lengan blazernya sampai tiga perempat.

Ketika mereka berdua datang dari arah pintu semua mata memandang mereka, dengan tatapan kagum. Meskipun acara reuni itu tidak terlalu formal dan bahkan lebih terkesan santai supaya tidak membuatnya membosankan. Reza menggandeng Citra di samping kanannya, menatap ke segala ruangan dan tidak sengaja tatapannya terkunci pada seorang perempuan yang juga terkejut melihat kehadirannya di sana.

Reza mengatur emosinya dengan baik. Lalu mengajak Citra untuk menemui beberapa teman lama yang sudah jarang bertemu setelah mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Setelah mereka lulus SMA semuanya berpencar, ada yang langsung bekerja, ada yang melanjutkan kuliah dan ada pula yang pergi ke luar negeri dengan alasan masing-masing. Reza.

Sebenarnya mereka sering mengadakan reuni bahkan boleh di katakan setiap tahun setelah mereka lulus SMA hanya saja Reza tidak pernah mau pergi karena beberapa alasan. Dan benar saja setelah sekian lama mereka akhirnya bertemu.

Citra yang berjalan di sisi Reza juga terkejut melihat keberadaan Wisnu di sana, memikirkan kata-kata Mia sebelumnya kalau Wisnu juga pernah berada di satu sekolah bersama Reza. Tapi itu hanya tatapan sekilas saja ketika Citra melihat seorang gadis merangkul lengan Wisnu dengan mesra.

Meski sulit untuk di jelaskan tapi anehnya setiap kali dia melihat Wisnu dengan perempuan itu hatinya selalu sakit.

Reza membawa Citra duduk di salah satu kursi yang sedikit jauh dari keramaian, karena ia tahu Citra benci keramaian tapi dia juga tidak suka kesepian, karena itu biarkanlah teman-teman dekatnya saja yang datang menghampiri mereka.

Benar saja tidak lama kemudian dua orang laki-laki langsung meninju bahu Reza di iringi sumpah serapah dan bibir yang tersenyum lebar. Citra tahu ini pasti teman yang paling dekat dengan Reza jika tidak mereka tidak akan bersikap kasar seperti itu. Citra sedikit menjauh untuk memberikan mereka ruang tapi Reza segera memegang tangannya dan menariknya lebih dekat.

Melihat itu dua laki-laki yang tadi masih larut dalam kebahagiaan karena bertemu teman lama terdiam matanya memicing penuh rasa ingin tahu "Ooo.. Reza si gunung es seperti mulai membuka hati lagi untuk nama cinta..." salah satu dari mereka yang memiliki rambut cepak menggoda, dan sepertinya teman yang lainnya juga tidak mau kalah.

"..Apa trauma mu sudah membaik..?" kekehnya.

Reza yang mendengar itu melotot "Jangan kurang ajar! Dia juniorku di kampus! Tidak ada hubungan apa pun dari itu.."

"Oooo.. benarkah?" pria berambut Cepak tidak menyerah. Ia menoleh pada Citra mengulurkan tangannya. "Halo gadis cantik! Kenalkan namaku Romeo apa kau mau menjadi julietku?" dia mengangkat alisnya dua kali seakan bertingkah genit.

Citra tidak bisa menahan tawanya dan menyambut uluran tangan laki-laki yang bernama Romeo atau bukan itu dengan ramah "Halo Kak Romeo.. tapi maaf.. kakak bukan typeku!" jawab Citra luga.

Reza yang kesal dan ingin memukul temannya itu terhenti lalu tertawa terbahak-bahak. Dia lupa kalau Citra adalah gadis yang sulit di taklukkan. Romeo tertegun lalu menatap Reza tersenyum masam campur sedih seolah ingin mengatakan kalau dia sudah di tindas gadis kecil. Reza mengikuti lelucon itu dan menepuk bahunya pelan seperti ingin menghibur "Jangan bersedih Romeo kau akan menemukan julietmu cepat atau lambat tapi dia.. tidak akan pernah menjadi julietmu.." reza menepuk bahu romeo dua kali sebagai dudungan.

Pria yang bernama Romeo melotot sinis "Kau benar-benar tidak memiliki jiwa romantis! Kau bahkan berani mengatakan hal buruk seperti itu padaku apa aku seburuk itu?" teriaknya kesal melipat tangan di dada dan melengos ke arah lain. Reza dan Citra tertawa kecil.

"Dan Citra.. ini.."

"Aku Davi.. sahabat Reza dan Romeo.. kau bisa memanggilku Oppa!" katanya narsis.

Sekali lagi citra tertawa lepas dan laki-laki yang bernama Davi itu juga mendapatkan pukulan sadis dari Reza membuatnya mengeluh kesakitan sambil mengelusnya "Kenapa kau sangat kejam!!"

Reza mendecak lidah "Ck! Kalian berdua memang cocok bersama! Yang satu gila drama yang satu lagi gila opera!" Gerutu Reza kesal tapi jauh di dalam hatinya ia senang dengan kehadiran dua temannya yang suka membuat ulah itu. Meskipun sifat mereka serampangan tapi sepertinya Citra menyukai karakter mereka yang seperti itu.

Citra terkejut menatap dan menunjuk Romeo dan Davi bergantian "Jadi namamu sungguh Romeo?" laki-laki berambut cepak mengangguk "Dan kau..." tunjuk Citra penuh tanya dan sedikit menebak.

"Dia campur! Gado-gado antara indo dan korea karena itu dia memiliki wajah seperti itu." Jelas Reza santai. Dan Davi mengangguk puas.

Mata Citra berbinar cerah "Benarkah! Apa kau sering ke Korea?"

Melihat antusias gadis itu padanya Davi juga menjadi lebih bersemangat dan tersenyum sombong pada Romeo yang di abaikan "Sesekali. Apa kau mau ikut ke sana? Aku akan mengajakmu berkeliling dan mengunjungi banyak tempat bagus.." Davi mulai promosi dan meng-iming-imingi Citra dengan sesuatu yang sepertinya di inginkan gadis itu.

Dan sepertinya tebakan Davi tidak meleset "Kau janji! Ayo kita bertukar nomor ponsel! Bagaimana jika liburan semester kita pergi!" kata Citra langsung membuat Reza dan Romeo terkejut.

"Hei!"

"Hei!"

Teriak mereka serentak membuat Citra dan Davi yang sedang asyik mendiskusikan rencana perjalanan mereka juga menoleh serentak ke arah dua orang itu. Reza sedikit terbatuk karena malu. Romeo yang memiliki karakter bebas dan jujur berkata dengan tidak senang.

"Ini tidak adil! Kau langsung membuat jadwal perjalanan ke kampung halamannya tapi kau tidak membuat jadwal perjalanan ke kampung halamanku!"

Citra menatap Romeo penuh tanya matanya berkedip-kedip bingung "Memangnya kau juga gado-gado?"

Mendengar pertanyaan itu Davi dan Reza tertawa terbahak-bahak mereka bahkan sampai menunduk karena terlalu keras tertawa membuat perut mereka sakit dan mata berair. Romeo kembali mencebik menatap Reza penuh keluhan.

"Apa salahku! Kenapa dia sepertinya tidak menyukaiku?" tanyanya.

Reza benar-benar tidak bisa menahan tawanya dan melambai pada Romeo sambil menjelaskan "Citra dia sama seperti Davi. Dia campuran antara Indo-Turki-Prancis." Ujar Reza santai lalu beralih menatap Romeo yang merasa di tindas "Dan untukmu kenapa sangat sensitif! Apa kau sedang PMS. Citra memang seperti ini jadi kau jangan selalu berkecil hati dan merusak suasana."

***