Aku duduk selonjoran di dalam perpus, menyandarkan pungggungku pada rak-rak buku yang ada di belakangku.
Dasar Paijo, dia terus berkeliaran di sekolah, hingga aku kesulitan untuk menghindarinya.
"Mel?"
Aku tersentak kaget ketika suara berat Yogo menyebut namaku. Jantungku rasanya ingin melompat.
Ah, benar! Kata Gepeng, jantung tidak bisa melompat dari tempatnya!
"Lo di cariin Paijo, tuh! Udah kek anak ayam nyari induknya tahu nggak! Sana temuin!" titah Yogo.
Huft!
Untuk hari ini, aku benar-benar alergi mendengar nama itu.
"Penting kata dia!" imbuh Yogo.
"Nggak mau, Go! Dia suka jahat, suka ngajakin berantem! Ogah aku ketemu dia!" rengekku.
"Well, sebagai pimpinan Roullete, gue perintahkan lo buat nemuin dia!"
"Ih, nggak bisa gitu dong!" protesku.
"Oh, tentu bisa! Kalian itu udah nyusahin anggota lainnya!"
"Nyusahin gimana?"
"Itu, si kampret Paijo, nyuruh anak-anak buat nyariin lo! Gue juga, kampret emang! Jadi, burun lo temuin dia sekarang!" geram Yogo.