"Kalian ini bicara apa?" pekik mama mertua Mika, dengan suara yang melengking tajam.
Mika dan Arga langsung menghirup udara sebanyak yang mereka bisa, dan mengisi paru-paru mereka.
Baiklah, mereka harus menyiapkan mental sekarang.
"Dimana-mana, setelah menikah, istri yang tinggal di rumah suami! Bukan sebaliknya! Kalian jangan membuat mama pusing!" Sang mama mertua langsung mengomel.
"Mamamu benar, Ga! Normalnya, istri harus tinggal di rumah suaminya! Atau, beda cerita kalau kalian membeli rumah baru." imbuh papa mertua.
Mika langsung cemberut, dan mencengkram erat pinggiran kemeja Arga.
"Ma, Pa, tempat itu satu-satunya kenangan nyata dengan keluarga Mika. Mama sama Papa kan tahu kalau Mika nggak punya saudara, jadi rumah itu kosong. Bukannya lebih baik kalau kami menempatinya saja?" Arga berusaha meyakinkan orang tuanya.
