Arga tidak bisa menyembunyikan senyumnya melihat Mika tertidur dengan lelap tak jauh darinya.
Bagaimana bisa ia melewatkan gadis secantik Mika selama ini? Arga rasa, dirinya pasti sudah gila.
Selama dua hari Arga, dan Mika di tempat ini, ia merasa dirinya mulai menyukai Mika. Arga menikmati semua waktu yang mereka habiskan bersama.
"Nghhh ..."
Arga tidak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh melihat Mika menggeliat dan meregangkan otot-ototnya. Gadis itu terlihat seperti anak kecil.
"Mas? Kamu sudah bangun?" pekik Mika dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Hum, sudah dari tadi."
"Benarkah? Kenapa tidak membangunkanku?"
"Saya tidak tega. kamu terlihat begitu lelap, kamu tidur dengan baik."
Dengan santainya, Mika menunjukkan cengiran anehnya, dan tidur menyamping hingga mereka saling berhadapan sekarang.
"Jangan menatap saya seperti itu!" seru Arga sambil memainkan helaian rambut Mika yang berantakan.