Mika masih mematung dengan handphone yang ia genggam dengan erat. Ia merasa benar-benar buruk sekarang.
Tepat setelah permainan timnya menang, seseorang mengiriminya pesan.
Nomor tidak dikenal itu terus mencaci maki Mika karena merasa Mika tidak pantas selalu diikut sertakan dalam setiap permainan tim oleh Anggara.
Pemilik nomor itu berpendapat, Mika hanya selalu memperlambat langkah tim, ia selalu membuat rekan-rekannya menghabiskan banyak energi dan membuang banyak waktu untuk melindungi Srikandi.
Mika mengerti bahwa semua yang pemilik nomor itu katakan adalah benar.
Kemampuannya, dibandingkan rekan-rekan satu timnya memang yang paling rendah. Tapi toh ia sudah berusaha keras untuk memenangkan pertarungan itu atau setidaknya tidak menyulitkan rekan-rekan satu timnya.
Anggara bahkan memuji peningkatan kemampuan Mika.
Berkali-kali Mika mencoba menyemangati dirinya sendiri. Tidak apa, karena dia memang sedang belajar.
