Setahun sebelum terjadinya penyerangan Vanquish ke Akademi Aeros, tepat tanggal 15 Pisces 1899, bulan terakhir ditahun itu
Ratusan calon siswa angkatan baru Aeros, terlihat sedang berjalan menuju pintu masuk Kapal Feri yang sedari pagi telah menunggu mereka.
para awak kapal nampak memandu para calon siswa untuk memasuki kapal tersebut.
ditengah kerumunan nampak seorang pemuda mengenakan jaket biru ber-hoodie, berjalan beriringan dengan calon siswa lainnya. wajahnya cukup tampan dan putih. matanya terlihat jernih berwarna biru seperti air yang terpantul oleh cahaya langit.
pemuda itu memiliki postur tubuh yang tegap namun tidak terlalu tinggi untuk seusianya yang kini beranjak 16 tahun. pemuda itu berjalan santai sambil membawa sebuah tas terbuat dari kulit Lizardteros yang ia gandeng menempel di belakang pundak kanannya
setelah menunjukan sebuah kertas berisi keterangan kelulusan Akademi Aeros; kepada salah satu awak kapal yang menjaga pintu masuk, pemuda itu berjalan masuk menuju kapal pesiar dengan mudah.
ia masih berjalan hingga akhirnya berada di Dek 6, mata pemuda itu langsung tertuju kepada kursi kosong yang mengarah langsung ke arah luar.
kabin penumpang itu cukup lega, mungkin bisa diisi oleh puluhan orang sekaligus, terdapat beberapa kursi berwarna putih seperti kursi seperti di restoran ditiap sisi ruangan tersebut.
𝐾𝑎𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑖 𝑖𝑙𝑚𝑢 𝑠𝑖ℎ𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑗𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑜𝑟𝑚 𝐵𝑙𝑎𝑐𝑘𝑆𝑤𝑜𝑟𝑑, 𝑆𝑒𝑖𝑓𝑒𝑟
Pemuda bernama Seifer mengingat kembali kata terakhir ayahnya sebelum dirinya meninggalkan rumah menuju pelabuhan. dirinya mengambil nafas panjang seolah ingin melepaskan beban dibenaknya
"seenaknya sendiri" gumam pemuda itu berbicara sendiri seraya memandangi pemandangan sekitar tempat itu
sejam kemudian akhirnya kapal pesiar itu berangkat menuju Akademi Aeros yang letaknya sekitar 5 jam perjalanan dari Daratan utama
Seifer melamun menatap kearah luar, hanya pemandangan sebagian pelabuhan yang seperti sedang bergerak meninggalkan pandangannya.
Mata Aqua-nya. terlihat jernih menatap burung-burung yang terbang tanpa sengaja melewati pemandangan dibalik kaca itu
"andai saja aku terlahir menjadi seekor burung" Seifer tanpa sadar bergumam sendiri, kebebasan adalah satu-satunya hal yang ia impikan selama ini
hidup tanpa perintah dari keluarga, tanpa tuntutan untuk menjadi seorang yang kuat agar bisa menguasai seluruh daratan Crystalia. itulah cita-citanya selama ini
hingga akhirnya....
"permisi, maaf apakah kursi meja ini kosong ?" tiba-tiba suara lembut seorang gadis berhasil membuyarkan lamunan Seifer dalam sekejap mata, suara itu terdengar lembut dan indah. Seifer menoleh kearah sumber suara. matanya terpana ketika melihat sosok pemilik suara yang begitu cantik. Rambut panjang lurus berwarna merah seperti darah, lalu dengan tinggi semampai dan postur tubuh yang langsing berhasil membuat Seifer begitu terpana
gadis itu mengenakan pakaian Dress gaun ala penyihir berwarna Merah Scarlett, lalu dengan topi kerucut yang berwarna hitam bermotif bunga-bunga mawar seakan menegaskan bahwa gadis ini adalah seorang penyihir
gadis itu membawa satu buah tas cover berwarna hitam yang tentu saja berisikan baju-baju dan peralatan pribadi yang akan dipakainya nanti di Akademi
"tentu, silahkan saja" Seifer menjawab dengan tenang meskipun sebenarnya hatinya sekarang sedang grogi takut salah dalam mengucapkan kata. Gadis itu berterima kasih sambil tersenyum seraya duduk di depan Seifer dan menaruh cover berukuran sedang itu disampingnya.
"hmm, perkenalkan namaku Seifer Hyral, kau bisa memanggilku Seifer" Pemuda itu langsung mengulurkan tangannya, tidak mau melewatkan kesempatan begitu saja berkenalan dengan gadis cantik didepannya. Gadis itu menjawab uluran tangan Seifer dengan lembut "senang berkenalan denganmu Seifer, namaku Michie Princenton"
"kau sendiri ?" tanya Michie sambil menoleh Seifer
"ya, aku sendiri, lalu kau sendiri ?"
"aku juga sendiri"
"semoga kita bisa berteman dengan baik ya, Seifer" lagi-lagi Michie tersenyum dengan lembut, bibir tipisnya yang berwarna pink itu berhasil menghipnotis Seifer dengan mudah
𝑀𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑖𝑛𝑖
***
"jadi kau terlahir sebagai keluarga Knightmage?" setelah hampir setengah jam mereka berbincang-bincang, akhirnya Seifer dan Michie nampak terlihat akrab
Michie menganggukkan kepalanya "benar, oleh karena itulah aku mengenakan setelan seperti ini" Michie menunjuk topi kerucutnya dengan bangga
"apa hubungannya topi kerucut itu dengan status KnightMage ?" Michie nampak bingung untuk menjawab, mata indahnya yang berwarna hijau Zamrud menerawang ke atas mencoba mencari jawaban
"hehehe entahlah" akhirnya Gadis itu menyerah dengan tersenyum lugu
"lalu bagaimana denganmu, kau sendiri bilang, kalau kau berasal dari Kota Riovaness ? meskipun kota itu sangat besar. Namun jarak menuju Pelabuhan Aeros begitu sangat jauh" Seifer mengangguk menjawab pertanyaan Michie
" hmm, jadi yang ingin masuk akademi Aeros ini berasal dari seluruh penjuru Crystalia ya"
"kau benar, bukan hanya dari ibukota saja, semua bahkan dari pelosok manapun memiliki cita-cita untuk menjadi seorang Knightmage" Seifer berbohong, ia masuk ke Akademi ini hanya karena perintah keluarganya, atau lebih tepatnya perintah sang ayah. sebenarnya jika ia bisa memilih, ia ingin menjadi seorang yang memiliki kehidupan normal tanpa harus ada tuntutan apapun
namun apa boleh buat, sebagai penerus Keluarga Hyral, ia harus bisa menjadi lebih kuat dan mampu menguasai seluruh jenis sihir, agar bisa menjalankan tujuan keluarganya
"apakah kau keturunan seorang Knigtmage juga ? atau bahkan seorang bangsawan ternama dikotamu ?" pertanyaan Michie dijawab oleh Seifer dengan satu gelengan kepala
" aku hanya seorang anak petani saja" mungkin jika orang lain pasti akan menyadari, bahwa saat ini Seifer sedang berbohong. itu karena di Kota Riovaness yang statusnya sebagai kota metropolitan tidak mungkin ada pekerjaan sebagai seorang petani, namun anehnya gadis itu hanya mengangguk kagum seolah percaya dengan ucapan teman barunya itu
"tidak peduli status kita di kota asal seperti apa, di Aeros nanti, kita harus buktikan, bahwa kita bisa membanggakan orang tua kita dan menjadi KnightMage yang hebat, setuju ?!" tanpa sadar Seifer menyetujui kalimat panjang gadis cantik itu
ditengah-tengah perbincangan saling mengenal satu sama lain, tiba-tiba seorang Waitress berjalan kearah meja Seifer dan Michie
"permisi tuan dan nona, apakah kalian butuh sesuatu ?" Waitress itu datang menghampiri dan berbicara dengan sopan
"tolong pesankan kami sebuah makanan yang lezat" jawab Seifer dengan mantap
"menu spesial kapal kami adalah, Steak daging Chicken gold dengan saus keju sebagai topingnya" sang Waitress merekomendasi, Michie dan Seifer saling bertatapan hingga akhirnya mereka setuju
"baiklah, untuk minumnya tuan ? apakah ada yang ingin anda pesan khusus ?"
" berikan minuman terbaik di kapal ini saja, asalkan jangan yang memabukkan"
"baik tuan, tunggu dalam 15menit, pesanan akan segera datang" sang Waitress meninggalkan tempat duduk Seifer dan Michie dengan sopan
setelah Waitress itu meninggalkan tempat Seifer dan Michie, mereka melanjutkan obrolannya dengan santai.
"hanya tinggal beberapa jam lagi kita akan sampai di Akademi ini, aku sudah tidak sabar untuk segera sampai"
" ya aku juga sudah tidak sabar untuk segera belajar disana" tatapan Seifer berubah menjadi sedikit tajam dan serius seraya menatap keluar, pemandangan laut biru yang indah itu begitu tenang dan sejuk dirasakan Seifer.
"ngomong-ngomong Seifer, nanti jika sudah selesai makan, maukah kau menemaniku berkeliling sekitar kapal ini" tentu saja Seifer dengan mudah mengabulkan permohonan gadis cantik itu tanpa berpikir panjang
dibenaknya, seifer berpikir dirinyalah pemuda paling beruntung di dunia ini.
***
di lain tempat, seseorang tengah duduk santai dikursinya terbuat dari kulit mewah disebuah Cabin VIP kapal Ferry tersebut. cabin itu terlihat seperti ruangan kamar berbintang 5, lengkap dengan Kasur empuk, sofa yang nyaman dan balkon yang langsung mengarah kearah pemandangan yang indah
ia perlahan meneguk sedikit minuman Wine dengan elegan, gelas kaca berisi minuman Wine itu perlahan ia simpan dimeja lalu dengan tenang ia menyenderkan tubuhnya di sofa empuk berwarna Cream kemerahan
ia menoleh kelangit Cabin itu seraya melamunkan sesuatu. sepasang matanya yang berwarna kuning terang nampak terlihat bercahaya seperti Emas
"darah seorang bangsawan, huh?" ia bergumam sendiri, dari raut wajahnya ia nampak tidak senang menikmati kehidupan mewahnya, atau lebih tepatnya takdir yang terpaksa harus ia jalani sejak pemuda itu lahir kedunia.
"jika harus memilih, lebih baik aku dilahirkan menjadi seorang pengembala sapi saja" Pemuda itu beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju balkon yang langsung mengarah keluar.
si Pemuda merasakan angin yang berhembus perlahan mengibaskan rambut berwarna hitamnya, matanya terpejam merasakan sensasi nyaman tersebut
lalu dengan perlahan matanya terbuka menangkap seekor burung yang bebas terbang melayang kesana kemari mengitari kapal besar.
"menjadi seorang burung sepertinya sangat menyenangkan"
kemudian matanya tertegun ketika pandangan lurus kedepan menangkap sebuah siluet garis hitam berukuran besar. siluet itu adalah pulau Aeros
"akhirnya sebentar lagi aku akan sampai, di Akademi terkutuk."