Chereads / BLACK PALADIN / Chapter 6 - BAB 5

Chapter 6 - BAB 5

Bola Kristal berwarna Abu kini sedang dipegang oleh Seifer, semua orang diruangan itu nampak terkejut. selama Aeros berdiri, belum pernah sekalipun sang Bola Kristal menunjukan warna lain selain ; Biru, Merah, Putih dan Hitam

"perpaduan Hitam dan putih" Orlandu bergumam seraya memainkan janggutnya, ia nampak penasaran apa maksud dari sang bola Kristal. begitu pula dengan Seifer, ia sama sekali tidak paham makna dari warna yang keluar dari bola kristal yang sedang ia pegang

"Abu Artinya kebimbangan" suara seseorang kemudian terdengar dari arah pintu keluar masuk ruangan itu, semua mata tertuju kearah sumber suara

"siapa kau ?" tanya Seifer seraya menatap pemuda bermata kuning emas yang sedang berjalan tenang kearah mereka semua

"maaf, sepertinya saya sangat terlambat menghadiri upacara seleksi masuk Aeros, tuan Orlandu" dengan sopan ia menunduk kearah Orlandu, tanpa menjawab pertanyaan Seifer. Terlihat Seifer tidak suka di acuhkan begitu saja oleh pemuda itu

"Felix Gray, siswa terakhir yang kita tunggu" Orlandu nampak senang melihat pemuda itu.

"anda sama sekali tidak terlambat, tuan Felix" Orlandu mengeluarkan bola kristal terakhir yang muncul dari bawah lantai yang kemudian mengambang didepan Felix

tanpa menunggu perintah, pemuda bermata kuning emas itu menyentuh bola kristal dengan kedua tangannya, ia pun langsung memejamkan matanya dengan perlahan.

Orlandu mengangkat tangan kanannya sedada dan kemudian merapal sebuah mantra "𝐒𝐞𝐥𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧", seketika bola kristal itu bercahaya menunjukkan warnanya

warna yang sama dengan bola kristal milik Seifer

"sepertinya kau juga memiliki kebimbangan, huh?" dengan nada mengejek Seifer nampak puas melihat hasil yang dikeluarkan sang bola kristal kepada Felix.

Felix menatap tajam seakan ingin membunuh Seifer saat itu juga, tatapannya berhasil membuat Seifer sedikit ingin lebih mengintimidasi pemuda itu.

"warna yang sama, tidak Hitam ataupun putih" Orlandu kembali duduk di Singgasana nya, ia menopang dagu dengan kedua tangannya, ia mencoba mencari solusi yang tepat untuk memutuskan Dorm mana yang akan ditempati kedua siswa itu

"bagaimana kalau diselesaikan dengan duel ?" salah satu pengawal berbisik kearah Orlandu, nampaknya saran sang pengawal berhasil membuat Orlandu setuju dengan cepat

"berikan kedua siswa itu pedang!"

"tidak perlu, tuanku" Felix yang sepertinya mengerti maksud dari Orlandu langsung mengeluarkan asap hitam yang menyelimuti telapak tangannya, dengan gerakan yang sangat cepat ia pun mengibaskan tangannya keatas lalu kebawah. dalam sekejap sebuah pedang berukuran 156cm kini ada digenggamnya

"bagaimana denganmu Seifer ?"

Seifer tersenyum mendengar pertanyaan Orlandu, ia mengangkat tangan kanannya kesamping setinggi dada, kemudian sebuah lingkaran hitam muncul didepan telapak tangan kanan Seifer. sebuah hand Grip pedang berwarna hitam muncul dari lingkaran hitam tersebut yang kemudian Seifer tarik dengan cepat

kini pedang berukuran hampir sama dengan pedang Felix sedang ada di genggaman Seifer

"sepertinya ini akan menarik, pertarungan ini akan menentukan, Dorm mana yang pantas untuk kalian tempati"

kedua siswa itu sama-sama melakukan kuda-kuda bertarung, mereka menatap satu sama lain dengan tajam

suasana menjadi mencekam untuk kedua orang itu, mereka bergeser sedikit demi sedikit mendekati satu sama lain. hingga akhirnya setelah beberapa detik kemudian kedua pemuda itu kompak melompat melesat dengan cepat kearah satu sama lain seraya menebaskan pedangnya dengan sekuat tenaga.

𝐓𝐫𝐢𝐧𝐠 !!!!

salah satu pedang itu ada yang patah, kedua orang yang sedang bertarung itu berdiri saling membelakangi satu sama lain

"pemenangnya sudah terlihat" Orlandu akhirnya membuat keputusan.

***

7 hari sudah berlalu setelah peristiwa 'seleksi' masuk Dorm

Di sebelah ujung Barat pulau Aeros, Dorm terlemah akademi itu, Espoir

nampak para siswa baru tengah menjalani hari terakhir ospek Dorm tersebut

"jangan berhenti berlari, dasar payah !" dengan menggenggam sebuah pedang kayu ditangan kanannya, sang Senior berkepala botak meneriaki para adik kelasnya yang sedang berlari mengelilingi sisi lapangan yang ukurannya hampir menyerupai lapang sepak bola

Michie serta yang lainnya terlihat sudah kelelahan, mereka sudah berlari hampir puluhan kali putaran. Namun hanya Seifer yang masih terlihat segar dan kuat berlari

"hmm, orang itu lumayan juga" salah satu senior berambut hitam bergaya Emo terlihat terkesan dengan stamina Seifer

"jangan berekspektasi berlebihan, Sion !"

"setidaknya, dia cukup menjanjikan untuk level Espoir"

"tidak ada siswa yang menjanjikan di Dorm lemah sialan ini, Sion !!"

"jangan putus asa, Zack" kedua Senior yang kelihatannya seorang pemimpin dari seluruh senior Espoir nampak sedang berargumen, para Senior lain yang berada disekitar mereka nampak acuh mendengar debat keduanya itu. sepertinya itu bukan untuk pertama kalinya mereka berdebat

"Cukup !!!" senior botak bernama Zack menghentikan juniornya, para Espoir tingkat pertama itu menghentikan larinya lalu degan bersamaan langsung menjatuhkan diri ketanah berwarna cokelat itu karena kelelahan, Seifer yang staminanya masih banyak nampak hanya menyeka keringatnya dengan mudah

"siapa bilang kalian boleh beristirahat, baris !!" Zack kembali berteriak seraya menebaskan pedangnya ketanah, membuat para tingkat pertama ketakutan dan langsung berbaris dengan rapih

Zack berjalan didepan mereka dengan perlente, sambil menopang pedang kayunya dibahu.

"pecundang dengarkan kami !!!" teriak sang Senior Zack, semua langsung mengambil sikap tegap sempurna kecuali Seifer yang dari tadi berdiri dengan lesu malas menghadapi sikap arogan seniornya

"kami ini senior kalian, bos kalian dan tuhan kalian.

jadi jangan pernah ada yang membantah perintah kami

PAHAM !!!!"

"SIAP PAHAM KAKAK SENIOR !!!" Teriak para junior seraya ketakutan

senior Espoir mengangguk dengan bangga sambil melototi satu persatu anak buahnya

"kita dianggap sampah oleh mereka

para siswa dorm lain sialan!! tapi....

(senior botak itu menutup matanya sambil meneteskan air mata diikuti para senior lainnya yang seperti menahan emosi hendak menangis)

kita tidak lemah !!! kita ini berbakat !!! kita ini..."

"booodooohhh" Seifer bergumam sendiri? namun suaranya cukup terdengar oleh semua orang disana

suasana menjadi sangat mengerikan dan tatapan mereka berfokus pada satu orang yaitu Seifer

"hei kau berani beraninya memotong pembicaraan Senior Zack !!" Sion menunjuk kearah Seifer seraya melotot tajam

para junior nampak gemetaran melihat peristiwa itu

"sudah jangan marah Padanya Sion" ucap senior berkepala botak sambil menahan Sion yang hendak melabrak Seifer didepannya

"siapa namamu nak ? " tanya Zack dengan tegas

"aku tidak perlu menjawab pertanyaan seorang pecundang" Seifer nampak dingin menjawab pertanyaan seniornya

Zack hanya tertawa mendengar ucapan juniornya itu, semua orang kaget dan bingung kenapa Zack hanya bisa tertawa seperti itu

kemudian tak lama setelah itu tawanya berhenti digantikan dengan tatapan bengis kearah Seifer

"jika aku pecundang, lalu apa bedanya denganmu yang sama-sama masuk Dorm hina ini?" pertanyaan Senior Zack berhasil membuat Seifer rapuh, ia tak menyangka senior yang dianggapnya bodoh itu cukup pintar bermain kata-kata

"CIH !! itu semua hanya karena aku kurang beruntung" sanggah Seifer yang tak terima disamakan dengan para sampah menurutnya

Zack berjalan kearah Seifer lalu menarik kerah baju Seifer hingga tubuhnya sedikit terangkat

"dengar adik kecil, kita disini bukan lagi bayi manja

kita tidak sedang bermain ksatria ksatria-an" mendengar ucapan senior Zack, Seifer merasa tersambar aliran petir, ia merasa ada benarnya juga ucapan Zack sang senior botak

"lalu apa selanjutnya ?" tanya Seifer dengan tatapan tajam

"kutanya sekali lagi, siapa namamu Pria kecil ?"

"Seifer...Seifer Hyral" mendengar jawaban yang mantap dari Seifer, Zack tersenyum seraya melepaskan genggaman tangannya

"Dengarkan aku Hyral dan juga yang lainnya

apa kalian marah karena berada disini ? apa kalian malu disejajarkan dengan kami? apa kalian berpikir mati lebih baik ketimbang menjadi anggota Espoir ?" teriak Zack masih berpidato

"aku tau itu benar, aku pun sama pernah merasa seperti sampah tidak berguna

TAPI !!!

Dalam lubuk hatiku, aku sangat percaya bahwa setiap orang terlahir mempunyai bakat !! setiap orang berhak mengubah masa depannya kearah yang lebih baik

Espoir bukanlah Dorm lemah, kami Espoir adalah Dorm yang akan menciptakan para Knightmage terkuat dimuka bumi ini !!!!! untuk itu mari rubah dunia ini dengan kekuatan kita !!!!"

"YEAAAHHHH !!!!!" Para Junior bersorak penuh semangat, awalnya mereka merasa lemah kini merasa mendapatkan suntikan moral yang sangat dahsyat dari sang Senior

"wah wah wah.... ternyata disini sangat menarik dan lucu ya" tiba-tiba suara seseorang terdengar ditengah kerumunan para Senior Espoir, seluruh senior langsung terkejut ketika menyadari ada sosok baru yang tiba-tiba menyelinap masuk diantara mereka

Seifer dan yang lainnya pun ikut terkejut akan kehadiran orang itu, "sejak kapan orang itu ada disana" pemuda berambut merah diikat ala samurai itu bergumam sendiri seolah-olah menebak pikiran seluruh orang ditempat itu

"Black Sword Sepertimu mau apa kemari" Zack yang mengenal pemuda itu terlihat marah karena mengganggu acara ospeknya

"aku kemari hanya ingin melihat sebuah hiburan, dan juga bermaksud mengambil permata tersembunyi Dorm ini" pemuda berambut merah itu menatap Michie dengan sedikit senyuman.

"nah, gadis kecil, ikutlah bersama-ku, Dorm terkuat BlackSword"