Bel istirahat 1 pun telah berbunyi semua anak segera membereskan barang-barang ke tas mereka, dan berjalan menuju kantin. Tapi kali ini Nanda dan temannya tidak menuju kantin melainkan menuju ruang guru.
"Kalian kalo mau ke kantin, ke kantin aja gue bisa kok sendiri, " ucap Nanda.
"Kagak usah, lagian gue gak laper, " sahut Rara.
"Nah tumben, "
"Iya soalnya tadi gue sama Dinda dapet no cogan 3 sekaligus..." ucap Rara sambil tersenyum lebar.
Nanda pun berbalik dan langsung melotot. "Kapan kalian nyari cogan?"
"Pas lu lagi tidur.. Kenapa?" tanya Dinda yang terkejut.
"Kenapa gak bangunin gue siih, kan gue juga mau kale no cogan, " ucap Nanda manyun bebek dan melanjutkan jalan nya.
"Ya maaf, kan kata lo, lo lagi males ngomong sama kayak yang lagi gak mood buat nyari cogan, " ucap Rara
"Iya. Emangnya dengan nyari cogan energi lu bakal panuh lagi?" tanya Dinda.
"Eettss. Kalo itu mah jangan ditanya, " jawab Nanda dengan meletakkan jarinya di bibir Dinda.
Teman-teman nya hanya memutar bola mata malasnya.
Sesampainya diruang guru
Nanda langsung aja masuk sedangkan Rara dan Dinda menunggu diluar. Nanda langsung membuka pintu.
"Assalamu'alaikum.. " ucap Nanda sopan.
"Waalaikumsalam, " ucap semua guru yang ada.
"Bu mau tanya, mejanya Pak Abdul dimana yak?" tanya Nanda pada Bu Syurti.
"Di depan mejanya Pak Haji, " ucap Bu Syurti.
"Makasih buu... " Nanda langsung salim pada Bu Syurti dan berjalan menuju meja Pak Abdul.
"Assalamu'alaikum, pak.. " ucap Nanda saat berada di meja Pak Abdul.
"Waalaikumsalam, siapa ya?" tanya Pak Abdul.
"Saya Nanda pak ketua kelas XII IPS 3, " ucap Nanda.
"Iya saya tau, kamu Nanda, tapi mau ngapain kamu kesini?"
"Lah bapak gimana sih. Kan bapak nyuruh saya temuin bapak di ruang guru pas Bel istirahat pertama.. " jelas Nanda.
"Oh ya? Kapan? Bapak gak inget.. " ucap Pak Abdul.
Nanda masih tak percaya dengan walasnya yang satu ini.
"Kalo kamu gak ada kerjaan mending kamu sana ke kantin, makan duluu, " ucap Pak Abdul.
Nanda pun pamit dan berjalan menuju pintu keluar.
.
.
.
.
.
Sementara itu Marcell
"Kalian duluan aja, gue mau ke ruang guru ngumpulin buku tugas ke Bu Syurti, " ucap Marcell pada temanya.
Angga hanya mengangguk dan berjalan menuju kantin bersama Agung.
Marcell berjalan dengan santainya seperti biasa, banyak cewek-cewek yang memperhatikan nya, ada yang berusaha caper, ada yang berani langsung minta no HP hanya saja Marcell tidak peduli, dan untuk yang minta no HP dia menolaknya dengan sopan.
"Yak ampun gue minta no HP aja dia nolaknya sopan bangett.... "
"Yak gak terpesona tu ketos ganteng nya. "
"Yak ampun ganteng banget waktu dia berjalan di lorong sekolah sampe bawa buku lagii... "
"Andai gue sekelas sama dia, "
Dan begitulah ucapan semua siswi terhadap Marcell yang berjalan santai menuju ruang guru.
Sesampai nya dia di lorong ruang guru dia melihat ada Rara dan Dinda, dia hanya melirik dan berjalan menuju pintu.
Dinda dan Rara sebenarnya sadar, tapi mereka udah biasa diginiin sama Marcell yang dingin.
Saat Marcell akan membuka pintu, tiba-tiba ada yang membukakan pintu dari dalam, dikira Marcell adalah guru.
Cklekk...
Dan ternyata dia salah, ternyata dia adalah Nanda Nusyrandi dari kelas IPS 3.
"Bukannya lu yang tadi di gerbang?" tanya Marcell. Tapi Nanda tidak peduli dan dia hanya cuek dan berjalan memutar.
"Gayss, yuk kantin.. " ucap Nanda pada Rara dan Dinda.
"Yee orang nanya bukannya dijawab malah kabur gitu aja, dasar.. " Marcell hanya bisa geleng-geleng kepala, dan masuk ke ruang guru.
Ngapain sih ketemu sama ketos dingin lagii, bener-bener gak beruntung banget siih, gue hari inii.... Bukannya ketemu sama cogan ehh malah ketemu sama ketos dingin balok es - batin Nanda.
.
.
.
.
.
Dikantin
Mereka bertiga sedang duduk di meja kantin.
"Kalian mau makan apa, biar gue yang pesenin, " ucap Rara
"Gua siomay aja, " ucap Nanda
"Kalo gue baso, " ucap Dinda
"Oku, ditunggu yaaa.... " ucap Rara seperti seorang pelayan.
Rara pun pergi untuk memesankan pesanan teman-teman nya.
"Heyy... " sapa Agung sok asik.
"Siapa sih elu sok asik banget jadi orang.. " sahut Dinda cuek.
Nanda menyadari keberadaan Agung dan langsung pindah tempat duduk di samping Dinda.
"Yeee, malah ngejauh... Bukannya tambah deket malah tambah jauh... " ucap Agung manyun bebek.
Sementara itu Marcell dan Angga yang sedang mencari Agung.
"Mana sih tuanak ngilang nya?" tanya Angga.
"Kan tadi sama elu, kenapa bisa ilang?" tanya Marcell.
"Kan tadi gue ke toilet sebentar nah pas gue balek tuanak udah ngilang aja, " jelas Angga.
Akhirnya Marcell melihat Agung yang sedang mengobrol dengan dua wanita.
"Eehhh itu bukannya Agung yak tapi dia sama siapa?" tanya Marcell langsung menepuk bahu Angga.
"Mana... Mana... Mana... " Angga dengan cepat langsung melihat ke arah Nanda dan Dinda.
"Itu Agung ngapain sama Nanda sama Dinda.. " ucap Angga. Tanpa berpikir panjang Angga dan Marcell langsung menghampiri Agung.
"Heh, ngapain sih lu disini?" tanya Marcell menepuk bahu Agung.
"Gue disini lagi nyari ciwi... " cibir Agung membuat Angga tak mau kalah.
"Lah ngapa lu nggak ngajak gue nj*r... Gua juga pengen kale nyari ciwi... " ucap Angga bercanda.
"Kalian berdua sama aja, gak bosen apa lu terus nyakitin hati cewek... " ucap Marcell.
"DASAR PLAYBOY!!!" Teriak Rara yang sudah kembali mambawa pesanan teman-teman nya.
"ASTAGA.... LU BISA GAK SIH DATENG-DATENG JANGAN SUKA NGAGETIN ORANG NAPA SIIH!!" Teriak Nanda ikut nge-gas.
"LU LAGI NGAPA LU IKUT NGE-GAS?" Teriak Rara pada Nanda.
Brakk....
Semua orang yang ada dikantin langsung diam dan melihat ke arah Marcell yang memukul meja kantin.
"HEH, BIASA AJA KALE, GAK USAH MUKUL MEJA JUGA!!" Teriak Nanda pada Marcell.
"Gue gini, gue paling gak suka sama sikap kalian, " ucap Marcell kesal.
"Bener apa kata Marcell cewek meresahkan, " sambung Angga.
"Lu berani banget, bilang kek gituu, yang ngelahirin lu kedunia siapa? Bapak luu?!" jawab Dinda yang mulai kesal.
"Heh balok es, mending bawa jauh-jauh deh teman-teman lo dari sini.. " ucap Nanda.
"Semenjak datang temen lu ke meja ini, jadi ada keributan muluu... " lanjut Nanda.
Marcell langsung aja membawa pergi teman-teman nya ke meja kantin yang lain dan memesankan makanan.
Rara duduk dan memberikan pesanan mereka.
Dan keadaan kantin kembali aman dan tenang.