Nanda sudah dekat dengan Marcell walaupun mengobrol di Line. Dan dia berpikir kalo dia sudah mulai dekat dengan Marcell.
Disekolah.
Nanda menunggu di depan gerbang menunggu seseorang, yaitu Marcell.
Saat Marcell berjalan dia melihat Nanda yang berdiam diri seperti menunggu seseorang. Marcell sebenernya tidak mau mendekati nya namun karna dia Ketua OSIS dia harus berjaga di depan gerbang.
Marcell sekarang ada di samping Nanda berdiri memperhatikan setiap orang dan melihat atribut mereka masing-masing.
"Marcell.. " ucap Nanda yang mulai berbicara.
"Mm.... " jawabnya singkat tanpa melihat ataupun melirik Nanda.
"Lu kenapa sii, jadi dingin lagii, padahal lu di Line b aja?" tanya Nanda. Karna beberapa hari ini Marcell terlihat tidak peduli jika langsung bertemu dengan Nanda.
Marcell tidak menjawab dan dia masih dingin.
Nanda yang mulai kesal dengan tingkah Marcell yang cuek, dia mulai berjalan meninggal Marcell sendirian di depan gerbang.
"Ciih, apa-apaan sih dia, sok cuek, sok dingin lagii... " gumam Nanda kesal.
"Nanda.... Lo kenapa?" tanya Angga yang sedang bermain basket di lapangan.
"Tuuh gegara teman lo ituu... " jawab Nanda yang masih kesal.
"Siapa? Marcell?" tanya Angga. Nanda mengangguk pelan dan berjalan pergi menuju kelasnya.
Kenapa lagi siih, mereka berdua perasaan di Line mereka akrab banget..... - batin Angga bingung.
Di kelas IPS 3
Brak....
Rara dan Dinda yang sedang mengobrol kaget dan melihat ada yang menggerutu sendiri yaitu Nanda.
"Heh, lu bisa gak kalo buka pintu itu pelan-pelan , jangan suka bikin orang jantungan, " ucap Rara yang masih sedikit kaget.
Nanda hanya diam tak menjawab.
"Ni anak kenapa siih?" tanya Dinda pada Rara.
"Mana gue tau, dia datang-datang langsung manyun gituu... " jawab Rara dengan melirik Dinda sinis.
"Biasa aja kale ngeliatinnya gak usah sebari sinis gitu, ngajak berantem luu sama gue?" tanya Dinda.
"Heheheh... Candaaa.... " jawab Rara cengengesan.
Dinda memang anaknya pendiam tak banyak tingkah kaya Rara dan Nanda, tapi dia sekali baku hantam bisa-bisa satu sekolah hancur.
Walaupun Nanda dia anaknya lumayan feminim, tapi kalo udah tomboy jangan di anggap enteng.
.
.
.
.
.
Dikelas Marcell.
"Cell, lu cuekin Nanda lagi?" Tanya Angga.
"Bukan urusan lo, jangan ikut campur, " kawan Marcell dingin.
"Lu kenapa sih, Cell beda bangett kalo ketemu sama chatingan sama Nanda?" sahut Agung keceplosan.
Marcell melirik Agung, dan Angga membungkam mulutnya dengan tangan.
"Apa?!" tanya Marcell sekali lagi.
"Nggak!!" jawab Agung cepat setelah melepas tangan Angga yang membungkam mulutnya.
Marcell langsung kembali pada dunia buku.
"Lu itu yak, kenapa sih sampe bisa keceplosan kayak gituu.. " bisik Angga.
"Ya maaf, " jawab Agung.
"Kalian ngapain sih bisik-bisik tetangga?" tanya Marcell yang melihat mereka saling bisik-bisik.
Mereka berdua langsung menggeleng cepat dan pergi menuju meja mereka masing-masing.
Gue penasaran sama Marcell, gue udah temenan lama tapi kok gak ada yang berubah ya? - batin Angga bingung sendiri.
"Lu kenapa cuy?" tanya Agung berbalik.
"Gue bingung. " jawabnya sambil memegang kepala.
"Bingung kenpaa? Sini cerita sama Aa, " Ucap Agung. Buaya 🐊
"Dasar buaya... "
"Kenapa sih sayang. Liat.... " ucap Agung sambil menunjuk tangannya ke arah langit.
"Apaan.??" Angga langsung mengikuti arah tangan Agung.
"Langit nya cantik yak sama kayak kamuu... " jawab Agung sambil mengangkat kedua alisnya.
Marcell hanya tersenyum melihat Agung menjahili Angga.
"Gelii anj*ng.... " ucap Angga kesal dan pergi ke bangku Marcell menjauhi Agung.
Marcell hanya tersenyum melihat Angga yang gelii melihat tingkah Agung.
"Kenapa sih sayang, aku kan cuma bilang kalo langit nya cantik sama kayak kamuu.. " sahut Agung langsung menghampiri Angga dipojok.
Agung yang udah gelii liat tingkah satu temannya ini dia langsung pergi keluar kelas. Dan tek sengaja menabrak Dinda.
Brukk....
Angga yang menabrak Dinda langsung terjatuh ke lantai begitu pun Dinda.
"Woy anj*ng liat-liat kek kalo jalan, " ucap Dinda kenal sambil memegang kepala nya yang sakit.
Rara dan Nanda yang mendengar kata 'anj*ng' kaget dan segera membantu Dinda bangun.
"Sorry-sorry gue gak sengaja, " ucap Angga yang langsung bangun dan meminta maaf.
Gue kira Dinda baik, feminim sama gak suka ngomong kasar,,, tau taunya gue salah... - batin Angga.
Rara dan Nanda langsung mengedipkan mata menyuruh Angga pergi dari hadapan Dinda secepatnya. Angga yang melihat langsung pergi.
"DASAR. Anj*ng g*bl*g..... " teriak Dinda kesal.
Dinda yang sedang berada dalam mode Tomboy.
Rara hanya senyum dipaksa mendengar ucapan Dinda. Anj*r nyeremin banget ni anak kalo dalam mode tomboy, bahaya niihh... - batin Rara yang tidak mau macam-macam lagi sama Dinda.
Nanda hanya diam dan menggeleng pelan melihat Dinda yang menggerutu kesal dan Rara yang ketakutan melihat tingkah Dinda.
"Udah ahh, hayuu gass kita ke kelas... " ajak Dinda dan jalan duluan.
Nanda dan Rara mengikuti dari belakang.
"Nyeremin banget si Dinda kalo lagi dalam mode tomboy, " gumam Rara. Tak sengaja Nanda mendengarnya dan dia hanya tersenyum.
"Lu mah cuma baru liat ini doang... " ucap Nanda pada Rara.
Rara terkejut mendengar, " M-maksud lo?" tanya Rara penasaran.
"Dia adalah ketua geng motor cuyy.... " jawab Nanda dengan santainya.
"WHAT!!!" Teriak Rara tak percaya.
Memang Nanda tau semuanya karena dia adalah teman SD Nanda, maka dari itu Nanda lebih tau dan lebih mengerti apa yang di lakukan Dinda, dan tau semuanya tentang Dinda walaupun banyak orang yang dekat dengan Dinda, tapi hanya Nanda yang tau semua rahasia Dinda.