"Dia adalah ketua geng motor cuyy.... " jawab Nanda dengan santainya.
"WHAT!!!" Teriak Rara tak percaya.
Memang Nanda tau semuanya karena dia adalah teman SD Nanda, maka dari itu Nanda lebih tau dan lebih mengerti apa yang di lakukan Dinda, dan tau semuanya tentang Dinda walaupun banyak orang yang dekat dengan Dinda, tapi hanya Nanda yang tau semua rahasia Dinda.
"Yoi, " jawab Nanda dengan santai.
"Cerita dong cuy, gue pengen tau... " minta Rara.
"Nanti kalo udah ada di kelas gue ceritain, soalnya ini masih rahasia Dinda, " ucap Nanda. Rara mengangguk pelan.
Dikelas
"Nda... Ceritain soal Dinda ke gue, biar gue gak macem-macem lagi sama diaa... " ucap Rara.
"Dia itu kadang tomboy kadang feminim.... " ucap Nanda.
"Kalo soal itu mah gue udah tau....., "
"Terus lo mau tau yang mana??"
"Yang geng motor Dinda nj*rr gue penasaran, "
"Dinda itu geng motor liar, yang setiap malam nya pergi cuma buat balapan sama ngedapetin uang... " jelas Nanda sedikit-sedikit.
"Oke, teruss?" Rara yang mulai tertarik mendengar nya.
"Tapi Dinda ngelakuin balapan bukan buat uang tapi balapan adalah cita-citanya, walaupun dari luar keliatan feminim tapi dari dalam waaahhh..... Tomboy bangettt... "
"Kapan dia mulai ikutan balapan liar?"
"Udah lama banget, gak tau sejak dia masuk SMP mungkin.... "
"Gilaaaa, dia beneran ikut balap liar? Waaaahhh gue gak nyangka... " ucap Rara kagum.
"Terus kenapa dia bisa jadi ketua geng motor?" tanya Rara.
"Gue juga gak tau, semenjak dia jadi ketua geng motor, geng nya itu gak pernah kalah, kalo setiap kali ada balapan di jalan dia selalu ada, dan ikut balapan..... "
"Kan kalo ada di balapan liar kayak gitu pasti ada uang kan?"
Rara mengangguk pelan, dan masih menyimak cerita.
"Dia selalu menang... "
Rara melotot mendengar nya sekaligus kagum tak percaya.
"Jadi setiap kali ada balap liar pasti ada Dinda disitu?"
Nanda hanya mengangguk dan kembali membaca buku.
"Eehh, jangan dulu baca buku, lanjut donh ceritanya, "
"Lo jangan kasih tau ini sama siapa-siapa ngerti gak lo.... Kalo engga nanti gue bakal di baku hantam sama Dinda.... "
"Siaapp tenang ajaaa,,, ehh lu ikut geng motor Dinda?" tanya Rara.
"Iya... Emang kenapa?"
"Emangnya lu bisa naek motor sport?" tanya Rara tak percaya.
"Jangan ngeremehin gue, nanti lo bakal takut lagi, sama guee... " ucap Nanda sambil melirik Rara sinis.
Brakk...
"Kalian lagi gibahin siapa siih? Serius amatt... " tanya Dinda yang baru datang.
"Gue nyeritain rahasia lo ke Rara, soalnya dia penasaran... " sahut Nanda.
"Hooh. Oke gak papa, tapi awas aja lu kalo lu nyeritain rahasia gue ke yang laen lo gak bakal hidup.... " ancam Dinda.
"Tenang aja kalee, gua kan udah temenan sama lu berdua dari jaman SMP... " ucap Rara.
"Oh iya juga ya..... Siip... " ucap Dinda langsung pergi ke bangkunya yang dibelakang.
Sementara itu Nanda menutup bukunya dan melihat ke arah jendela kelas IPA 2 kelas Marcell.
Kenapa sih, dia kalo di Line dia b aja, tapi kalo ketemu langsung dia dingin nya minta ampun. Sama gue juga bingung siapa sih tamu istimewa yang di bilang papah sama mamah? Aarrrggghhh banyak pikiran gue.. - batin Nanda.
.
.
.
.
.
Gue kok jadi gak enak yak sama Nanda, setiap hari chatingan tapi kalo ketemu langsung gue dingin... Gue gak mau kalo dia punya perasaan sama gue... - batin Marcell.
"Cell sekarang kita bakal ada latihan basket, soalnya nanti sebulan lagi sekolah kita bakal tanding... " ucap Angga dari bangkunya.
"Iya... " jawab Marcell santai.
.
.
.
.
.
Sementara itu ada pertemuan antara keluarga Nanda dan keluarga seseorang.
"Hallo jeng apa kabar?"
"Alhamdulillah baikk jeng, kamu sendiri gimana?" tanya Mamah Nanda.
"Saya juga sama allhamdulilah.. "
"Ooh syukur kalo gituuu.... Sini masuk... " ajak mamah Nanda.
"Kita mulai aja ke intinya... Jadi kapan kita mau nikahin anak kita Jeng?"
"Menurut ku sih lebih baik secepatnya, soalnya nanti kita berdua ada kerjaan di luar negri.... " ucap mamah Nanda.
"Iya kami ngertii, kalian udah ngasih tau Nanda soal pernikahan ini?" tanya seorang laki-laki yang duduk di disamping sang istri.
"Kami belum memberi taunya soal pernikahan, tapi saya sudah beritahu kalo nanti ada tamu istimewa... " ucap papah Nanda.
Ternyata kedua orang tersebut adalah orang tua Marcell.
"Mereka udah sering ketemu, tapi saya tidak pernah melihat mereka mengobrol atau apa pun... " ucap ayah Marcell.
Semua yang ada di ruang tamu tersebut bingung harus bagaimana...
"Gimana kalo ngelakuin pernikahan ini minggu depan aja... " ucap bunda Marcell.
Semua langsung setuju. " Tapi kita bikin rencana dulu, biar mereka setuju.. " sahut mamah Nanda.
"Kalo saya mah sih tinggal ancam aja Marcell... gak usah dibawa ribet.. " ucap ayah Marcell.
"Iya kita juga bisa kan ancam Nanda?" tanya papah Nanda pada istrinya. Mamah Nanda hanya mengangguk pelan.
"Oke kalo gitu kita bakalan ngancam mereka kalo mereka gak mau nikah.. " ucap bunda Marcell.
"Oke jeng kalo gitu kita pergi dulu yak, udah sore... " ucap bunda Marcell.
Keluarga Nanda hanya mengangguk.