"Manfred bilang nanti-nanti aja kasih tahu kamu. Katanya dia mau berterimakasih karena kami pernah menemani kamu waktu di Jakarta dulu," jelas Tina.
"Kalian sudah berjasa dalam hidupku. Ya ampun, Manfred memikirkan kalian sejauh itu. Aku cuma bisa nelpon aja sama kalian, nanya kabar ... Maaf, ya ... aku jadi merasa ga tahu balas budi." Yuana manyun.
"Ih, apa, sih? Kita saling menolong kan hal wajar. Kami juga ga mikir minta balasan atau apa. Lihat kamu bahagia sudah sangat cukup buat kami." Tina memeluk Yuana.
"Kamu sudah isi, kan?" ujar Lestari. Dia melihat raut wajah Yuana.
"Iya, masuk tiga bulan. Belum kelihatan, kok." Yuana tersenyum.
"Selamat, Yuan. Pasti nanti anakmu cantik atau ganteng. Indo gitu. Manfred kan bule asli." Lestari tertawa.
"Iya, doakan saja sehat terus." Yuana mengangguk masih dengan senyum di bibirnya.
"Tentu saja," ujar Tina. "Yuk, makan. Pasti kamu sudah lapar."