Di ujung mata Prastama mengalir cairan bening. Dia bahagia mendengar ini. Dia lagi mencoba menggerakkan tangannya untuk menyentuh wajah Yuana. Yuana membungkuk mendekati Prastama. Dia menempelkan pipinya ke wajah papanya dan membiarkan Prastama mencium pipinya.
"Tri ... trimmm ... maka ... sih ..." Prastama memaksa untuk bicara.
"Iya, Pa. Doakan aku dan bayiku sehat selalu," kata Yuana.
Prastama tersenyum meski sulit. "Yo ... yo ... eelll ..."
"Kenapa, Pa?" Yuana tidak terlalu jelas yang papa katakan.
"Yoo ... eelll ..." Sebisa mungkin Prastama menyebut nama putra sulungnya.
"Papa kangen Yoel?" tanya Yuana.
"Ya ... Yo ... el ... sini ... Yo ... ell ... sii ... ni ..." Makin terbata Prastama berbicara.
"Papa ingin Yoel pulang?" tanya Yuana lagi.
Prastama mengangguk pelan.
"Iya, Pa. Aku akan minta Yoel pulang," kata Yuana. Dia langsung menelpon Yoel, memberitahu kalau dia di rumah sakit karena papanya kembali harus dirawat.