"Bulan depan mulai. Tapi ga terlalu sering. Banyak di Jawa saja. Keluar Jawa paling dua bulan sekali untuk beberapa hari. Aku ga mau terlalu sering pergi, Yu. Aku punya kamu sekarang," jawab Manfred.
"Ya, kalau sering ga bareng pasti ga enak. Aku ga mau jauhan lagi," ujar Yuana.
"Aku juga ga mau. Keluarga nomor satu. Aku ga ingin, ketika aku bisa membuat puas banyak orang tapi keluargaku merana. Sebisa mungkin aku akan ajak kamu. Mau, ya …" kata Manfred.
"Aku? Ikut kamu show?" Yuana memandang Manfred.
"Kenapa? Kamu juga ga ada yang dikerjakan. Nanti kesepian nungguin aku pulang." Manfred tersenyum.
"Ga tau la ... ga bayangin aja bepergian terus. Pasti capek banget." Yuana mengangkat kedua bahunya.
"Lama-lama biasa kok," ujar Manfred.
HP Yuana berbunyi. Bi Ninuk.
"Ya Bi?" kata Yuana setelah HP sudah nempel di telinganya.
"Non ..." Suara Bi Ninuk terdengar pilu, cemas, dan begitu sedih.
"Kenapa, Bi? Ada apa dengan papa?" Yuana ikut cemas.