"Yoel ..." Yuana memandang kakaknya. Tidak dia kira Yoel masih punya sisi sekeras ini. Tetapi dia juga mencoba mengerti, Yoel punya alasan yang kuat menyimpan marah begitu dalam.
Masa kanak-kanak mereka yang tidak menyenangkan saat di rumah. Tidak pernah nyaman dan kerasan meskipun tinggal di rumah mewah dan punya segalanya.
"Jangan minta aku memaafkan dia, Yu, aku tidak sebaik kamu. Aku tidak bisa." Yoel bicara lebih tegas kali ini.
Yuana menelan ludahnya. Dia merasa ada kebencian juga sedang Yoel ungkapkan di sana. Hati Yoel ternyata begitu dalam terluka karena orang tua mereka.
"Aku tidak akan memaksamu. Karena memaafkan itu dari hati. Ga bisa dipaksakan. Aku hanya mau kamu berpikir, seandainya kita dulu punya keluarga harmonis, apa kamu akan ada keinginan ke Singapura? Dan mungkinkah kamu bersama dengan Vicky dan punya Joanne sekarang?" Yuana kembali memandang lurus pada Yoel.