Jakarta.
Yuana kini berada di ibukota. Bukan untuk berlibur. Bukan untuk menikmati gemerlapnya Jakarta, kota metropolitan yang penuh dengan taburan bintang, tapi yang juga penuh dengan pernik keruwetannya.
Yuana menapaki kota besar itu karena ingin menghilang dari segala luka yang tertoreh begitu dalam di kota asalnya, Malang. Dia menetapkan hati, melenyapkan Yuana. Dia kini menjadi manusia yang baru. Gadis yang lain, Florantian.
Nama itu yang dia sematkan pada dirinya ketika Tina mengantarnya untuk melamar pekerjaan di tempat yang sama dengannya bekerja. Tanpa KTP, tanpa ijazah. Karena tidak mungkin dia tunjukkan identitas aslinya.
"Semua habis terbakar, Mbak. Orang tuaku juga meninggal dalam peristiwa itu. Itulah kenapa aku ingin pergi dari semuanya," kata Yuana, tentu saja berbohong.
