Chereads / Yuana, Stay With Me / Chapter 18 - Penjelasan Bobby

Chapter 18 - Penjelasan Bobby

"Maaf, Yu, aku baru bisa datang sekarang." Bobby memandang Yuana. Rasanya dia ingin memeluk Yuana. Tapi dia menahan diri. Dia bukan pacar Yuana lagi. Dia suami Lisa sekarang.

"Duduklah." Yuana sedikit gugup. Ingin Yuana menghambur ke dada Bobby seperti yang suka dia lakukan. Tapi ada sesuatu di hatinya menahan Yuana melakukannya. Yuana berusaha bersikap setenang mungkin.

Bobby duduk. Dia juga bingung harus mulai dari mana. Benar-benar canggung seperti orang baru kenal saja bertemu lagi setelah sekian lama.

Yuana tidak bisa marah ternyata begitu melihat Bobby. Bobby lebih kurus. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?

"Seperti permintaan kamu, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Terima kasih mau menerimaku." Bobby memulai pembicaraan. Ini akan sulit. Bobby measih menata hati untuk mengungkapkan yang harus dia katakan.

"Aku sungguh minta maaf, Yu. Aku tidak punya pilihan selain melepaskan kamu. Aku tahu kamu pasti marah, kecewa, dan sakit hati. Melepasmu adalah hal yang sangat berat buatku. Sangat perih harus memutuskan hubungan dengan kamu."

Yuana menatap Bobby. Debaran di dadanya tidak mau berkurang. Mlihat Bobby ada gelisah dan resah yang menyapa hati Yuana.

"Apa yang terjadi sebenarnya, Bob?"

Bobby menunduk, tidak langsung menjawab. Menarik nafas, menelan ludah, mengepalkan kedua tangannya yang ada di samping badannya.

"Aku sudah menikah, Yu." Bobby berkata tanpa wajah melihat Yuana. Berat rasanya.

"Apa, Bob?" Yuana rasa dia salah dengar.

Bobby mengangkat mukanya, memberanikan diri menatap mata indah yang dulu membuatnya berdebaran itu. Dan debaran itu masih ada, menghampiri hati Bobby.

Yuana rasanya tak percaya mendengar yang Bobby katakan. Menikah? Itu yang barusan dia bilang?

"Ya. Aku sendiri seperti tak percaya. Tapi itu yang terjadi."

Benar. Bobby sudah menikah. Tapi kenapa? Apa di belakangnya dia punya pacar? Lalu terjadi hubungan di luar nikah yang membuat Bobby harus bertanggungjawab karena itu?

Wajah Yuana seketika memerah. Degupan maikin kuat. Air mata mulai mengumpul di ujung matanya. Sebisa mungkin Yuana menahan diri tidka menangis mendengar ini.

"Ini bukan keinginanku. Aku ingin selalu bersamamu. Ini juga bukan maunya Lisa. Kami ternyata sudah dijodohkan sejak kecil. Orang tuaku berhutang jasa begitu besar pada orang tua Lisa, sehingga ketika orang tua Lisa meminta hubungan baik mereka dieratkan dengan menikahkan aku dan putrinya, ayah ibu setuju." Bobby mulai menceritakan apa yang terjadi.

Bobby menerangkan rencana orang tuanya akan mengenalkan Bobby pada Lisa dengan mengijinkan Lisa tinggal di rumah Bobby karena Lisa akan kuliah di Malang. Dengan tinggal di rumah Bobby maka mereka akan mudah akrab. Sayangnya, beberapa bulan sebelum lulus SMA, ibu Lisa sakit kanker hati, akut. Cepat sekali kondisinya memburuk. Dan Ibu Lisa minta sebelum dia meninggal Lisa menikah dengan Bobby. Dia ingin Lisa tidak sendirian setelah dia pergi. Karena Lisa sama dengan Bobby, anak tunggal.

Yuana menatap nanar pada Bobby, tidak tahu harus bilang apa. Dia masih mencerna semua yang dia dengar. Rasanya seperti mendengar kisah di film saja. Benarkah itu yang terjadi dengan Bobby? Sangat tidak masuk akal rasanya.

"Andai ibu Lisa tidak sakit, Lisa bahkan memilih untuk kabur. Tapi dia tidak bisa pergi. Dia hanya ingin melakukan permintaan terakhir ibunya. Meski dia lakukan dengan hati sedih dan rasa bersalah yang besar, padaku, padamu." Bobby melanjutkan.

"Aku?" Baru Yuana buka suara.

"Ya. Dia bertanya tentang kekasihku. Dan aku katakan apa adanya," ujar Bobby. "Kami menikah di rumah sakit. Tanpa pesta. Hanya menikah saja, di hadapan pendeta dan orang tua kami."

Yuana terperangah di bagian ini. Sungguh memilukan yang mereka alami.

KIsah Bobby lanjutkan. Beberapa minggu kemudian ibu Lisa meninggal. Dan esoknya ayahnya yang memang sudah diambang depresi sejak ibu Lisa sakit, dia pergi dengan motor Bobby dan kecelakaan hingga harus kehilangan nyawanya.

"Ini semua seperti mimpi buruk, Yu. Kadang aku masih berharap segera bangun dari mimpi ini." Bobby memandang Yuana.

Mata indah itu masih menatap dengan rasa tak percaya pada Bobby. Masih bingung dengan cerita Bobby yang hampir tak bisa ditelaah.

"Aku bisa paham jika kamu kira semua ini bualanku saja. Seandainya mungkin, ini hanya mimpi, aku segera bangun, lalu aku bisa kembali padamu. Aku tak bisa pungkiri, hatiku masih terus mengingatmu. Tapi Lisa istriku sekarang. Dia sebatang kara. Hanya aku miliknya. Dia tanggung jawabku." Bobby menarik nafas dalam.

Kenyataan begitu pedih. Tak pernah diharapkan, tak pernah terpikirkan. Tapi itu yang harus Bobby hadapi dan harus dia katakan pada Yuana. Wajah cantik di depan Bobby itu masih terdiam. Ya, andai semua hanya mimpi. Tentu saja Yuana sangat ingin bisa bersama Bobby lagi.

"Lisa sedikit mirip kamu. Gampang sekali menangis, menyesali keadaan, mudah sekali lemah dengan apa yang dia hadapi. Dengan semua ini kadang muncul rasa takut, Yu, apa aku sanggup melewati semua. Maafkan, aku, aku tak bisa memenuhi janjiku, janji kita. Kita tidak mungkin bersama lagi." Mata Bobby berkaca-kaca.

Kerongkongan Yuana rasanya tercekat mendengar semua itu. Keduanya saling diam. Hati Bobby benar-benar pilu. Yuana adalah tujuan hidupnya. Dia ingin membahagiakan Yuana. Tetapi kenyataan berjalan terbalik. Sekarang dia harus menolong Lisa. Dan harus lebih dulu membuat dirinya gembira.

"Bobby ..." Akhirnya Yuana membuka mulutnya. "Maafkan aku ... aku punya banyak pikiran buruk tentang kamu. Ternyata kamu justru sangat menderita, menghadapi hidup yang jauh lebih sulit dariku. Ya Tuhan ... aku tak tahu ... harus bilang apa." Yuana menggeleng dengan sedih.

"Sampai sekarang aku masih merindukan kamu, Yu. Sering semua kenangan kita muncul. Kalau bangun tidur kadang aku masih harus loading, aku sudah punya hidup yang berbeda." Pilu terdengar dari suara Bobby.

Yuana maju mendekati Bobby. Dia peluk Bobby. Dia tidak tahan lagi dengan semua ini. Rindu, kecewa, sedih, dan penuh tanya berputar di kepalanya, memenuhi hatinya.

"Aku juga rindu kamu, Bob. Sangat ..." Getaran halus menyusup lagi di dada Yuana.

Bobby membalas pelukan Yuana. Tubuhnya yang mungil, rambutnya yang harum. Ah, semua Bobby rasakan lagi. Berpelukan melepas rindu, keduanya menangis.

"Apa aku dimaafkan?" kata Bobby masih memeluk Yuana.

"Ya, tentu." Yuana melepas pelukan Bobby dan mengusap wajahnya yang penuh air mata.

"Terima kasih ..." Bobby sangat lega, akhirnya situasinya dan Yuana mencair kembali.

Yuana memandang Bobby. "Ceritakan tentang istrimu."

"Hee ... istri ... masih aneh aku mendengar itu." Bobby tersenyum. "Dia juga sering menanyakanmu. Dia ingin kamu baik-baik. Dia yang mendorong aku untuk bertemu denganmu. Dia ga mau terlalu lama ada salah paham di antara aku dan kamu."

Terus terang Yuana kaget mendengarnya. Senyum Yuana muncul di bibirnya. "Syukurlah, kamu punya istri yang baik. Aku jadi tenang."

"Gimana rasanya jadi pengantin baru?" Senyum Yuana belum menghilang.