"Manfred, hubungi keluarga yang lain. Kamu perlu istirahat juga. Kamu juga terluka." Dokter memandang Manfred.
"Ya, Dokter. Terima kasih," ucap Manfred lirih.
Dokter Ditta meninggalkan tempat itu. Manfred masuk ke dalam ruangan. Dia mendekati Yuana. Matanya terpejam. Wajahnya masih pucat meski tidak seputih tadi. Ada infus di tangan, alat bantuan pernafasan di hidung. Manfred tidak tega melihatnya.
Dia usap kepala Yuana lembut. Tidak tega melihat semua itu, Manfred menangis. Hati Manfred rasa hancur. Kebahagiaan karena sukses acara besar seketika dibalik menjadi tangis dan kecemasan. Sukacita dan euforia semalam, kini berganti rasa takut kehilangan yang besar.
"Ya Tuhan, aku mohon belas kasih-Mu ... tolong Yuana. Aku hanya ingin membuat dia bahagia ... biarkan dia pulih. Demi putri kami ..." doa Manfred di hati, sementara air mata sebentar sebentar mengalir di pelupuk matanya.