Yuana menunggu Manfred di teras. Antara gemes dan seneng, menyambut Manfred.
"Kenapa telat? Kan uda janji mau makan malam sama-sama?" Langsung sudah, protes.
Manfred tersenyum. Dengan tenang, dia mendekati Yuana. Dia peluk dan cium dengan mesra.
"Sayang, agak macet. Mau telpon lagi nyetir. Maaf, ya ..." Manfred mengelus kepala Yuana.
"Hm. Lain kali kasih tau, Fred. Kan bisa dikira-kira waktunya." Masih juga Yuana cemberut.
"Iya, yuk, aku lapar." Manfred menuntun Yuana.
"Gimana hari ini, lancar?" tanya Yuana, menggelayut manja pada lengan Manfred.
"Ya, berkat doamu, lancar. Pasti ada yang masih belum selesai, ya dikerjakan pelan-pelan, diatur lagi," jawab Manfred.
"Mas, Yuana emosi terus kamu ga cepat nyampe," sambut Tina. Dia mengambil piring buat Manfred.
"Gitu? Pasti minta dibeliin balon kali biar nggak cemberut aja," goda Manfred.
"Ih ... apaan?" Yuana mencibir.
Manfred dan Tina tertawa.