Darahnya terbakar. Hati Sutris kacau. Para pria bermata sipit sampai detik ini memperlakukannya dengan sopan, tiada terdeteksi niat menyerang dari wajah dan aksi mereka, tapi pertanyaan simpel yang tak terjawab membuat semua itu tak berguna.
Kabur adalah pilihan terbaik menurut Sutris. Mengawasi pria di dekatnya, Sutris mendorong salah satu dari mereka lalu melesat pergi. Tiada kepanikan dari para pria berkemeja hitam.
Berhasil! batin Sutris, tapi tak berlangsung lama.
Dari samping seorang gadis menjegalnya. Walau berhasil menghindar, jalan yang licin membuat Sutris tergelincir hingga jatuh membentur paving trotoar. Gadis itu duduk di punggung Sutris, memelintir tangannya ke belakang. Sutris ingin meronta, tapi dua pria berpakaian sipil mengacung pistol ke arahnya. Sadar keadaan tak memungkinkan Sutris untuk kabur, dia kehilangan sikap dinginnya.
"Apa yang kalian lakukan, lepas!" sentak Sutris, menggeliat seperti ikan lele.