Suara dengung mic membuat para peserta fokus pada panggung. Pria di panggung berdehem membaca kertas lipat di tangannya.
"Game selanjutnya, game tradisional dari Indonesia. Polisi dan Penjahat."
Suara bisik-bisik peserta terdengar seperti suara deru air terjun. Mereka bertanya-tanya dan beberapa bergumam kesal.
"Indonesia lagi? Apa-apaan ini?"
"Game pertama egrang maut, game tradisional negara itu, kan? Kenapa sekarang game Indonesia lagi?"
"Aneh," gumam Akiko, mengelus dagu. "Dua kali game Indonesia muncul, kenapa bisa seperti ini?"
Aris, Anna, dan Sergei menghampiri mereka, turut berdiskusi membahas apa yang dianggap orang janggal.
"Mengingat game pertama penuh kematian, bisa jadi game ini gak beda jauh, tapi ini Tokyo, bukan hutan rimba Papua," ucap Aris, mengetik sesuatu di laptop. Lirikan netranya fokus pada panggung. "Apa maksud semua ini?"
Membungkuk di samling Aris, Anna mengintip layar laptop. "Mencari apa di deep web?"