Ratu langsung bersidekap di depan dada, begitu melihat lelakinya jalan dengan gurunya. Walaupun mereka hanya sekedar mengobrol, tapi tetap saja tidak boleh ada yang menarik perhatian calon suaminya selain dirinya.
"Kalau begitu saya permisi dulu," ujar Revan.
"Iya silakan, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk menghadiri meeting di sekolahan. Hati-hati di jalan, semoga selamat sampai tujuan, Pak Revan." Ibu guru tersebut mempersilahkan laki-laki pemegang saham terbesar di sekolahan untuk menuju mobil.
"Ekhem!"
Revan tidak terkejut lagi melihat kehadiran Ratu di sana, karena sedari tadi ia bisa merasakan bahwa si nenek lampir selalu mengintainya ke manapun dirinya pergi. Untung saja suasana di sekolah sudah cukup sepi, kemudian karena belum ada kegiatan belajar mengajar para murid memilih untuk menghabiskan waktunya di luar sekolah.
"Kamu ngapain mengalami aku masuk mobil?" heran Revan.