Chereads / Fake Nerd CEO / Chapter 8 - Risih Sama Ratu

Chapter 8 - Risih Sama Ratu

Revan akhirnya mengantarkan Ratu pulang ke rumahnya, kalau dipikir-pikir kasihan juga orang tuanya pasti mencari-cari anak perempuan semata wayangnya, malam-malam seperti ini belum pulang ke rumah.

"Ngomong-ngomong tadi kamu pergi ke klub mau ngapain?" tanya Ratu yang memecah keheningan di dalam mobil.

"Bukan urusan kamu." Revan hanya ingin fokus berkendara, tanpa perlu mengobrol dengan siapapun.

"Astaga, beginikah calon suami yang dipilihkan orang tuaku, untuk menjadi pendamping hidupku?" protes Ratu.

"Kalau kamu tidak suka, bilang sama orang tua kamu untuk membatalkan rencana pernikahan kita. Aku juga tidak ingin menikah di usia muda," ujar Revan membuat Ratu mengerutkan keningnya.

"Jadi kamu tidak mau menikah di usia muda? Kenapa?" tanya Ratu.

"Bukan urusan kamu."

"Aihh apa kamu tidak memiliki jawaban lain, selain bukan urusan kamu?" kesal Ratu kalau begini terus, berbicara dengan laki-laki di sampingnya bisa membuatnya darah tinggi.

"Bukan urusan aku."

Laki-laki yang bernama Revan tersebut benar-benar minta di bejek-bejek, belum tahu saja dia kalau Ratu sudah emosi dan mengeluarkan tanduknya, ia menggigit siapa saja yang ada di sekitarnya tanpa terkecuali.

"Aawwwww."

"Rasakan."

Ratu tidak segan-segan untuk menggigit lengannya Revan, sekaligus melampiaskan kekesalannya karena yang diajaknya mengobrol juga menyebalkan.

"Kamu kanibal, ya? Aiss bisa-bisanya kamu menggigitku, gimana kalau nanti tiba-tiba aku terkena virus, ha?" kesal Revan sembari mengelus bekas gigitan si cewek nakal.

"Bukan urusan aku."

Setelahnya mereka sama-sama diam dan tidak ada obrolan sama sekali, bahkan ketika sudah sampai di rumahnya Ratu. Tiba-tiba orang tuanya Ratu, membuka pintu utama dan melihat siapa yang datang ke rumah mereka malam-malam begini.

"Ratu? Aiss dari mana saja kamu, ha? Kenapa jam segini baru pulang? Tadi bilangnya mau belajar kelompok, tapi nyatanya papa datang ke rumah Naila kamu malah tidak ada. Kelayapan ke mana kamu, ha?" omel sang papa sembari berkacak pinggang melihat putrinya sudah pulang.

"Papa ihh, anaknya baru pulang disuruh masuk dulu kek, ini malah langsung diomelin?" protes Ratu.

"Kamu itu papa omelin saja masih bandel, gimana kalau papa biarin? Sama siapa kamu pulang?" tanya Jaya yang mengintrogasi anaknya.

"Sama calon suami." tunjuk Ratu pada mobil mewah yang tadi mengantarnya pulang, laki-laki yang ada dalam mobil benar-benar menyebalkan karena tidak mau turun dari mobilnya.

"Siapa itu? Revan?" heran sang papa kemudian berjalan mendekati mobil mewah di hadapannya.

Revan terpaksa keluar dari mobil dan menemui orang tuanya Ratu, padahal niatnya setelah mengantarkan mau langsung pulang saja, tapi tahu-tahu orang tuanya Ratu malah lebih dulu membuka pintu.

"Selamat malam," sapa Revan membuat orang tuanya Ratu terkejut, pasalnya anak mereka benar-benar pergi bersama dengan calon suami dari anaknya.

"Kamu kenapa bisa sama, Ratu? Bukankah anak saya tadi pergi sama teman-temannya?" tanya Jaya.

"Papa, aku tadi pergi sama teman-teman cuma sebentar. Selebihnya aku pergi sama calon suami," sahut Ratu sembari menggandeng lengannya Revan.

"Ihh lepas," bisik Revan yang risih di pegang-pegang sama cewek, karena selama ini belum pernah ada cewek yang berani menyentuhnya kecuali sang mama.

"Tuh masa sama calon istri sendiri masih malu-malu kayak gitu, sih?" Ratu sengaja bersikap manja pada manusia es di sampingnya, supaya papanya percaya kalau dirinya sedang tidak berbohong.

"Jadi kalian pulang selarut ini karena pergi berdua? Memangnya kalian pergi ke mana?" tanya sang papa yang awalnya khawatir, sekarang jadi lega karena anaknya pergi bersama dengan orang yang tepat.

"Emm maaf, karena ini sudah larut malam saya mau pamit pulang," ujar Revan.

"Eh ini sudah sangat malam, kamu tidak boleh pulang. Lebih baik kamu menginap di sini, toh di sini ada banyak kamar yang kosong. Kalau kamu nekat pulang, takutnya nanti terjadi sesuatu di jalan," nasihat sang mama.

"Tidak terima kasih, saya sudah biasa mengendarai di malam hari. Kalau begitu saya pamit minta dulu." Revan melepaskan tangan wanita yang dari tadi bergelayut di lengannya.

"Yaudah kalau gitu, kamu hati-hati pulangnya dan ingat jangan mengebut," tegur dari calon papa mertua.

"Baik."

Orang tuanya Ratu tidak pernah mempermasalahkan, tentang Revan yang irut sekali dalam berbicara. Karena banyak atau sedikit dari seseorang berbicara, itu bukan menjadi tolak ukuran sikap seseorang tersebut.

"Kamu beneran tadi jalan sama, Revan? Kalian berdua sedang tidak bersekongkol untuk membohongi kami, kan?" tanya sang papa.

"Tidak astaga, kenapa papa dan mama tidak percaya sama aku, sih? Aku ini anak bayi baik dan tidak suka berbohong," ujar Ratu membuat Jaya dan Nia selaku orang tuanya mual mendengarnya.

Keesokan harinya Jessica mendapatkan telepon dari calon besan, bahwa Revan semalam mengajak Ratu pergi dan pulang sampai larut malam. Di situlah Jessica merasa heran, karena semalaman anaknya tidak pergi ke mana-mana setelah pulang dari kantor.

Revan hanya pergi, karena sang mama yang menyuruh untuk mencari di mana keberadaan Reyno. Lantas kapan Revan mengajak Ratu jalan, sepertinya terjadi kesalah pahaman di sini.

"Anak-anak apa kalian sudah selesai bersiap-siap?" tanya Jessica yang berteriak dari lantai bawah.

Anak kembar yang memiliki kamar sendiri-sendiri, langsung turun ke lantai bawah begitu mendengar teriakan dari sang mama. Kebetulan papa mereka belum kembali dari luar negeri, jadi mereka sarapan hanya bertiga saja.

"Revan, boleh mama bertanya sesuatu?" pinta Jessica.

"Boleh."

"Apa semalam kamu bertemu dengan, Ratu? Apa kamu sempat pergi dengannya? Seingat mama semalam mama nyuruh kamu keluar, untuk mencari kakak kamu. Lantas kenapa tadi orang tuanya Ratu menelpon, bawa semalam kamu mengajak pergi anaknya sampai pulang larut? Bisa tolong kamu jelaskan?" tanya Jessica membuat Revan menghela napasnya.

"Hanya kebetulan semalam bertemu dengannya," ujar Revan.

"Jadi semalam kamu kencan sama cewek, yang mau dijodohin sama kamu, itu? Wahh wahh banyak kemajuan kamu sekarang, sudah berani bawa cewek keluar sampai pulang larut," sindir Reyno.

"Bukan urusan kamu."

"Tapi kalau dilihat-lihat ceweknya emang cantik, cuma masih bocil aja. Kalau aku mah suka yang sepantaran," ujar Reyno membuat Revan memutar bola matanya dengan malas.

"Jangan lupakan tante Ayu pemilik showroom mobil, yang pernah menjalin hubungan dengan kamu," sindir Revan membuat Reyno mati kutu.

"Hadehh, kemakan omongan sendiri deh," sindir sang mama.

"Lantas kenapa orang tuanya Ratu, bisa mengira kalau kalian jalan berdua?" tanya sang mama pada anak bungsunya.

"Anak mereka saja yang mengarang cerita, aku hanya diam saja. Dia sengaja bilang kalau kita habis jalan berdua, supaya dia tidak dimarahi sama orang tuanya," ujar Revan membuat sang mama memahami di mana letak permasalahannya.

"Atau jangan-jangan kalian berdua memang sudah saling tertarik?" tanya Reyno.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN JUGA COMENTNYA YAAAA

TERIMAKASIH!!