Chereads / Fake Nerd CEO / Chapter 20 - Mama Mertua yang Perhatian

Chapter 20 - Mama Mertua yang Perhatian

Jessica sangat kesal terhadap anak bungsunya, yang tidak memberitahukan bahwa calon menantunya baru saja keluar dari rumah sakit akibat kecelakaan mobil. Untung saja tadi ia dari supermarket mampir sebentar ke rumah calon besan, kalau tidak begitu sudah dipastikan bahwa ia tidak akan pernah tahu kejadian tersebut.

"Mungkin Revan lupa memberitahukannya sama kamu, secara saat dia menjenguk Ratu di rumah sakit itu sudah malam. Jadi pastinya sampai rumah, dia langsung istirahat dan lupa memberitahukannya sama kamu," ujar Nia yang kini sudah berada di kamar anaknya.

"Aihh tapi tetap saja dia bersalah, kalian juga kenapa tidak langsung memberitahukannya sama aku?" kesal Jessica seperti menjadi orang terakhir yang mengetahui tentang kondisi calon menantunya.

"Kami hanya tidak ingin banyak orang yang khawatir, lagian Ratu mukanya juga tidak terlalu parah. Dia hanya membutuhkan istirahat selama 1 sampai 2 minggu, setelah itu dia bisa beraktivitas seperti biasanya kalau semuanya sudah normal," ujar Nia yang melihat calon besannya begitu panik.

"Apa benar sudah baik-baik saja?" tanya Jessica sembari mengelus kepalanya Ratu dengan sayang.

"Iya tante, semuanya baik-baik saja kok jadi tidak perlu khawatir." ucap Ratu yang sangat suka diperhatikan.

"Nanti kalau ada apa-apa jangan lupa untuk kasih tau tante, walau bagaimanapun sebentar lagi kamu akan menjadi menantuku." terang Jessica sembari mencium keningnya Ratu.

"Kalau begitu kamu sarapan dulu ya, biar nanti tante yang nyuapin kamu." Jessica mengambil mangkok bubur yang sudah tersedia di atas meja.

Ddrrtt drrtt drttt!!

"Nia, bisa tolong kamu ambilkan handphoneku di dalam tas? Coba kamu angkat teleponnya kemudian di loudspeaker, aku kan lagi nyuapin Ratu," pinta Jessica.

"Telepon dari Revan," ujar Nia setelah mengangkat teleponnya, kemudian ia memencet tombol loudspeaker.

"Revan"

Is calling....

"Halo, sayang."

"Halo, Mama lagi ada di mana? Kok di rumah tidak ada?"

"Emangnya kenapa? Apa kamu di rumah? Kenapa jam segini kamu sudah pulang?"

"Aku lapar, pengin dimasakin udang."

"Aihh salah sendiri, tadi pas mau berangkat ke kantor malah cuma makan roti doang."

"Mama, ada di mana?"

"Mama, sedang ada urusan. Kamu kalau lapar bisa minta tolong sama bibi, untuk memasakkan kamu."

"Apa tidak bisa pulang sekarang?"

"Tidak bisa sayang, kamu minta tolong bibi saja, ya?"

"Ya udah, aku kembali ke kantor aja."

"Eh tadi katanya kamu lapar? Kenapa tidak jadi makan?"

"Enggak papa, aku udah enggak lapar lagi kok. Aku berangkat ke kantor lagi."

Revan menutup teleponnya dirasa pembicaraan sudah selesai, dengan lapar ia kembali lagi ke kantor. Entah kenapa hari ini tiba-tiba pengen makan udang buatan mamanya, tapi mamanya lagi ada di luar. Terpaksa nanti beli di restoran saja, kemudian dimakan di kantor.

"Kenapa Revan tidak mau dimasakin sama asisten rumah tangga?" tanya Nia yang penasaran.

"Hm anak bungsuku yang satu itu memang sedikit susah soal makan, dia bukan tipe orang yang kalau lapar terus pergi ke restoran. Ini anaknya lebih suka makan di rumah dan dari masakanku sendiri, walaupun ada asisten rumah tangga yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumah, tapi Revan anaknya memang susah untuk cocok dengan orang asing," terang Jessica membuat Nia mengangguk mengerti.

"Jadi dia tidak pernah makan di restoran?" celetuk Ratu.

"Ya tentu saja pernah dong, cuma sebenarnya dia itu tidak suka makan makanan di luar, pokoknya anak rumahan banget deh. Bahkan ketika ada waktu luang, biasanya orang-orang akan menghabiskan waktu dengan liburan ke mana saja, tapi Revan tidak seperti itu. Dia sangat menyukai membaca buku di dalam kamar, berteman dengan keheningan di dalamnya. Jadi jangan kaget kalau seandainya nanti kamu masuk ke kamarnya Revan, semua interiornya berwarna abu-abu. Karena dia tidak menyukai sesuatu yang terang ataupun gemerlap," terang Jessica membuat Ratu sudah bisa membayangkan bagaimana membosankannya laki-laki yang bernama Revan tersebut.

"Apa dia tidak pernah pacaran sebelumnya?" tanya Ratu yang ingin tahu lebih banyak tentang calon suaminya.

"Sejauh ini belum ada wanita yang beruntung bisa meluluhkan hatinya, yang mendekatinya sebenarnya banyak. Tapi yang deket banget itu enggak ada, kebanyakan dari mereka pasti mundur duluan begitu sudah merasakan sulitnya mendekati Revan," ujar Jessica membuat Ratu semakin tertantang untuk meluluhkan hati si manusia es.

"Tapi yang perlu digarisbawahi adalah ke dua anak laki-lakiku itu, tidak ada yang pelit dan semuanya royal. Apalagi anak sulungku, dia sangat royal terhadap pacar-pacarnya, makanya tidak sedikit wanita-wanita yang hanya memanfaatkan karoyalannya itu," lanjutnya.

"Ah pantes aja, tiap kali aku minta uang jajan sama dia pasti dikasih. Walaupun harus ngomel-ngomel dulu, tapi ujung-ujungnya tetap ditransfer," batin Ratu.

"Tuh bener apa kata pepatah, carilah suami yang royal jangan yang kaya. Karena kalau kita cari suami yang kaya, belum tentu dia royal karena sikap pelit itu tidak bisa diubah," sahut Nia yang dibenarkan oleh Jessica.

"Kamu bisa masak atau tidak?" tanya Jessica kepada calon menantunya.

"Bisa sih, tapi sedikit-sedikit," ucap Ratu yang tidak mau pura-pura pintar memasak hanya demi sebuah pujian.

"Hm kamu tidak perlu terburu-buru belajar memasak atau mahir memasak, semua itu akan bisa dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Hanya saja seperti yang tante katakan tadi, calon suami kamu nantinya bukan orang yang suka makan di luar, dia lebih suka makan dari masakan orang rumah. Atau kalau kamu lagi males memasak, kamu bisa delivery order makanan tapi ngakunya itu makanan tetap kamu yang memasak," ujar Jessica memberikan sedikit ilmu untuk calon menantunya.

"Apa pernikahannya tidak bisa ditunda? Aku merasa belum begitu siap untuk menghadapi pernikahan?" keluh Ratu.

"Kamu pasti ragu karena saat ini kamu masih muda, tapi yang perlu kamu ketahui adalah dulu tante menikah juga ketika masih sekolah. Masih suka main ke sana ke mari tapi sudah disuruh menikah, tapi kalau kita belum mencobanya rasa ragu itu akan tersingkap di dalam diri kita. Soal pernikahan sudah tidak bisa diundur, karena wedding organizer sudah mempersiapkan segala sesuatunya," terang Jessica yang dibenarkan oleh Nia.

"Kamu tidak perlu takut apalagi gugup seperti itu, kamu hanya menghadapi pernikahan bukan menghadapi perang. Tapi kalau kamu mau perang nanti saja saat malam pertama," goda Nia membuat Ratu membulatkan matanya.

"Aihh mama kenapa ngomongnya kayak gitu, sih? Aku mana boleh kayak gitu, orang aku masih sekolah," protes Ratu membuat dua wanita paruh baya di sana terkekeh.

"Siapa yang bilang tidak boleh? Kamu tetap bisa melakukannya meskipun menggunakan pengaman, ya walaupun dari kitanya tidak ingin kalian untuk menunda-nunda momongan. Tapi mengingat situasi dan kondisi kamu masih sekolah, akhirnya kami bersabar menunggu kamu sampai lulus sekolah," ujar Jessica.

"Tapi bukannya kalau pakai pengaman rasanya tidak enak, ya?" celetuk Nia membuat Ratu buru-buru menutup ke dua telinganya, sebelum mendengar percakapan dua orang dewasa lebih jauh lagi.

JANGAN LUPA TINGGALKAN

VOTE DAN COMENT NYA YAAA

TERIMAKASIH!!