Azura menemukan wajah Pangeran Ansell yang begitu tenang. Lelaki itu seakan tak memiliki beban apa pun yang terlihat di wajahnya. Sebuah ketenangan yang hakiki. Azura tersenyum.
Sepertinya sudah lima belas menit berlalu, saatnya dia pergi dari ruangan tersebut.
Saat Azura beranjak, sosok Eden juga turut membersamainya. "Bagaimana kondisi Pangeran Ansell?"
"Dia sedikit lebih baik." kata Azura.
"Syukurlah, ayo kita pergi." ajak Eden lembut.
Mereka berdua pun pergi dari sana. Sejujurnya, Eden menyaksikan Azura yang bertatapan lembut kepada Azura. Eden sedikit iri, selama ini tidak ada orang yang memandangnga dengan penuh kasih seperti itu.
Eden juga entah mengapa, merasakan adanya keanehan antara mereka berdua. Sebuah hal yang nyata nan pasti. Ada salah satu keterikatan tertentu yang terjalin.
"Kamu dekat dengan Pangeran Ansell?"
"Entahlah, aku hanya menganggapnya sebagai atasanku dan juga temanku. Bagaimana pun, kami cukup seumuran. Walaupun dia yang lebih tua dariku."