Dalam senja itu, Azura sudah tiba di perpustakaan. Gadis itu memandang ke arah sekeliling, mencari sosok Pangeran Ansell. Pangeran Ansell melambaikan tangannya, memperlihatkan keberadaannya.
Dari kejauhan, Pangeran Ansell memperhatikan Azura dengan langkah mungilnya. Gadis itu membawa tas selempang yang besar sehingga ia tampak kesusahan dalam langkahnya.
Akan tetapi, semakin diperhatikan, Pangeran Ansell tertuju kepada gadis tersebut.
Azura memang cantik. Tak ada yang meragukan kecantikannya. Kulitnya juga putih mulus, badan yang ideal, meski tak terlalu tinggi, dan juga jemarinya yang lentik.
Dia menawan.
'Mungkin Azura yang sekarang ini memang sangat cantik. Meski aku tak tahu bagaimana dia ketika di bumi dulunya.'
Pangeran Ansell menyuguhkan sebuah senyum manisnya tatkala Azura datang ke meja tempatnya berada. Kasihan juga kalau Azura datang ke sini membawa buku itu.