Tak pernah Lascrea bayangkan, bagaimana hidupnya jika tanpa Allail-pria yang dia cintai itu. Dia yang kala itu sedang melihat wajah Allail yang perlahan-lahan mulai memudar akibat dirinya yang sudah binasa kala itu, dengan air mata yang sama sekali tak dapat dia tahan.
"Allail, aku mohon, kamu jangan melakukan hal ini padaku. Tolong bangunlah Allail, aku bisa gila jika harus hidup tanpamu, hiks, hiks," rintih Lascrea dalam tangisannya kala itu.
Akan tetapi, semua yang dia harapkan kala itu, tak akan pernah menjadi kenyataan. Karena, Allail sekarang telah binasa.
Lascrea yang kala itu terus menangis dan merasa bahwa dirinya sama sekali sudah tak bisa diharapkan lagi, kemudian mulai berpikir, bagaimana kalau dia juga ikut menyusul Allail dengan membunuh dirinya. Pasti, dimanapun Allail berada kala itu, Lascrea dengan senang hati akan mengikutinya.
Lascrea kemudian mengambil pisau yang ada di sana dan bersiap untuk menghujamkan pisau itu ke dadanya dengan sekali tusuk.