"Amone?" tanya Lascrea dengan wajah yang bingung.
Belum pernah sekalipun Lascrea mendengar Allail menyebut nama wanita lain dihadapannya.
Hati Lascrea berkecamuk, dia perlahan mulai bertanya-tanya sebenarnya apa yang ada di pikiran pria yang telah menjalin kasih dengannya itu.
"A-apa?" Allail berusaha mengelak.
Dia sama sekali tidak tahu, kenapa bayangan Amone bisa bersatu dengan Lascrea kala itu. Padahal, dia sudah lama melupakan Amone dan hanya mencintai Lascrea seorang, akan tetapi kenapa hal itu bisa terjadi.
"Allail, tolong jujur padaku! Ada apa ini? Kenapa wajahmu menjadi seperti itu?" Lascrea semakin menaruh kecurigaan pada Allail, dia semakin merasa bahwa Allail memang perlahan-lahan berubah.
"Bukan apa-apa, Lascrea. Sayangku, sebaiknya kita pulang, besok kan kamu akan ada latihan pertama untuk pertandingan sekaligus berkenalan dengan para balerina yang turut ikut dalam kompetisi, kamu harus bersiap dengan istirahat yang cukup," jelas Allail.
Allail kala itu sedikit memberikan sihirnya pada Lascrea, agar wanita itu melupakan apa yang baru saja dia katakan.
"Benarkah? Yasudah kalau begitu. Ayo kita pulang," ajak Lascrea sambil menggandeng tangan Allail.
Allail yang kala itu keringat dingin dan ketakutan jika Lascrea mengetahui bahwa Amone itu adalah nama dari wanita pada masa lalunya, entah apa lagi yang akan terjadi.
Dia pasti akan menangis, dan Allail sama sekali tak ingin melihat wanita yang amat dia sayangi itu menangis dan bersedih.
Dia hanya ingin wanitanya itu tersenyum bahagia bersama dirinya selamanya.
"Ayo," balas Allail yang kemudian pulang bersama dengan Lascrea sambil balik menggandeng tangannya.
Mereka menyusuri jalan penuh dengan pohon sakura yang sedang bermekaran.
Aroma khas bunga sakura yang harum, membuat mereka makin lama makin larut dalam kasih mereka.
Sesekali, mereka pun melakukan kecupan-kecupan kecil selama perjalan pulang itu, tanpa tahu bahwa ada yang sedang memperhatikan mereka hingga wujud mereka tak terlihat lagi di mata orang itu.
"Rasakan itu Allail, ini barulah sebagian kecil dari rencana yang telah aku siapkan untukmu. Sebentar lagi, kau akan lebih merasa bingung dan pusing menghadapi dirimu sendiri," ucapnya.
Ya, itu adalah Bahkil. Malaikat yang menaruh dendam pada Allail seribu tahun yang lalu. Dia sudah menantikan hari pembalasan itu sejak lama, karena sekarang kekuatannya sudah tidak sempurna seperti dulu.
Bahkil pun mengatur strategi dengan memanfaatkan kelemahan Allail. Sungguh beruntungnya dia saat dia tahu bahwa Amone-kekasih masa lalu Allail itu telah bereinkarnasi menjadi manusia yang hidup sebagai balerina cantik, wajah mereka sama sekali tak ada bedanya.
Hal itulah yang membuat Bahkil kemudian memikirkan rencana itu, rencana yang akan membuat Allail jatuh dalam neraka kesengsaraan tanpa ujung.
Neraka yang akan melahapnya bulat-bulat, neraka yang akan membuatnya kehilangan semua yang dia kasihi dan cintai.
Bahkil pun tersenyum.
"Nikmatilah kebersamaan kalian, karena mulai besok, yang akan kau rasakan adalah neraka," ucapnya seraya tersenyum jahat.
***
Lascrea melemparkan tubuhnya di atas kasur. Allail pun mengecup pipinya dengan mesra kemudian pergi menyiapkan makan malam.
Lascrea terbaring, dia kemudian memikirkan apakah jadinya jika nanti dia memiliki anak dengan Allail.
Apakah anaknya itu akan berwajah seperti dia? Ataukah berwajah seperti Allail?
Apakah dia tampan atau cantik?
Dia memikirkan hal itu sambil tersenyum di atas kasurnya kala itu.
Tak lama kemudian Allail pun kembali setelah menyiapkan makan malam untuk dirinya.
Allail membuka pintu kamar perlahan, dilihatnyalah permaisuri kesayangannya itu sedang tertidur dengan manis dan tanpa suara.
Ingin sekali rasanya Allail menjahili wanitanya itu, akan tetapi dia menahannya dengan sekuat tenaga.
"Terus harus aku apakan makanan yang sudah aku masak ini?" tanya Allail sambil memegang makanan yang sudah dia bawakan untuk Lascrea kala itu.
Kemudian dia pun berinisiatif agak membawanya pada Lascrea, dia harus makan kala itu.
Allail pun duduk di samping Lascrea yang sedang tertidur dengan nyenyaknya.
Dia perlahan mengusap wajah Lascrea lembut sambil berbisik kata-kata manis yang terdengar sangat sensual.
Tak lama kemudian Lascrea pun terbangun dengan mata yang sayup karena masih mengantuk.
"Sayang, kamu harus makan dulu! Kamu tidak boleh tidur dengan perut kosong," ujar Allail sambil menyendok makanan yang dia pegang kala itu dan memberikannya pada Lascrea.
Lascrea hanya tersenyum sambil bersandaran di bahu Allail yang kokoh, perlahan dia membuka matanya selaras dengan perintah Allail untuk membuka mulutnya.
Suapan demi suapan pun dia telan dengan mata yang sayu-sayu memandang.
Allail pun terus menyuapinya dengan senang.
"Manja sekali wanitaku ini!"
Hidup memang sangat manis bagi mereka. Akan tetapi mereka sama sekali tak akan menyangka bahwa, hidup yang indah yang mereka jalani kala itu akan berubah menjadi neraka kehancuran yang melahap jiwa raga mereka.
***
Keesokan harinya.
KILLIAN CORP.
para balerina sudah berkumpul di aula besar yang nantinya akan menjadi tempat mereka melaksanakan pertandingan dan debut mereka sebagai balerina international.
Ada yang terlihat gugup, ada yang sangat menantikan kesempatan itu, ada pula yang kalem dan tanpa suara.
Percampuran sifat dari para balerina ini membuat Lascrea menjadi gugup bercampur senang. Dia memang sudah menantikan hal itu sejak lama, apalagi dengan kedatangan Allail-suaminya yang merupakan pemilik dari Killian CORP itu, membuat Lascrea menjadi gugup sekaligus tertantang untuk menampilkan tarian yang lebih baik lagi dan lagi.
***
Setelah beberapa saat, mereka pun merenggangkan tubuh mereka agar semakin lentur. Itu adalah latihan dasar bagi para balerina baik yang pemula maupun yang sudah profesional.
Tiba-tiba, tangan seorang pria yang amat dia kenal datang.
Ya, itu adalah tangan suaminya, Allail.
Dia datang khusus untuk memberikan dukungannya pada Lascrea dengan menjadi penonton di kursi terdepan.
Dia pun sedikit mendekat pada telinga Lascrea dan berbisik, "aku akan duduk di tempat paling depan, kau pasti bisa, Sayang!"
Lascrea pun tersenyum bangga, karena orang yang dia sayangi sekaligus CEO tempatnya bernaung sebagai balerina itu menyemangatinya.
Lascrea pun membalas bisikan padanya, "aku tahu, aku akan menampilkan yang terbaik."
Mereka berdua memang terlihat sangat romantis di mana pun mereka berada.
Suara dari pembawa acara pun sontak mengalihkan pandangan mereka.
"Tes, baiklah kami akan memulai avara perkenalannya. Baik bagi balerina yang kami panggil harap maju ke depan dengan style kalian sambil memeperkenalkan tema apa yang akan kalian bawakan nanti," ujarnya
Setelah itu para balerina pun mulai melihat satu sama lain dengan perasaan senang dan gugup.
"Baiklah, Tulip Alfonso."
Seorang wanita pun maju dengan menarikan style kesukaannya dan memberitahukan apa tema yang akan dia bawakan nanti.
Prok, prok, prok.
"Baiklah, Lascrea Amone."
Lascrea pun maju kala itu, jantungnya berdegup dengan kencang. Dia melihat Allail yang memandanginya dengan senyuman, perlahan dia pun kembali tenang.
Lascrea pun menarikan stylenya.
"Tema yang akan saya bawakan nanti adalah Cinta Abadi, dengan lagu Kelopak Kemesraan. Terima kasih." Lascrea tersenyum. Dia amat merasa bangga dengan hasilnya itu.
Prok, prok, prok...
Semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah kala itu.
Kemudian Lascrea pun turun dan memberikan wink pada Allail, Allail pun membalas dengan flying kiss pada wanitanya itu.
Penampilan demi penampilan pun berlanjut. Sampailah pada orang terakhir.
"Baiklah, ini adalah peserta terakhir kali ini, sambutlah pendatang baru yang amat mirip dengan balerina terkenal kita, Amone Fay."
Seketika Allail langsung terbelalak melihat wanita yang menggunakan style akrobatik itu.
Bersambung...