"Kalian semua !! bersiaplah !! lawan kita selanjutnya, mungkin saja... SILUMAN."
Tegas Ravi yang keringatnya mulai bercucuran di dahinya.
"Tidak mungkin. Jika itu siluman, pasti Auranya sudah tercium sejak tadi." Kata Rai menegaskan.
"Kalau begitu, binatang liar kah ?". Kata Lina yang cemas.
"Kressshhhhhhhh !!" Suara dibalik semak-semak terdengar mulai berisik seolah-olah makhluk itu akan segera muncul.
"...!!!.. Kalian.. apapun itu, kita harus bersiap !!". Tegas Ravi. Mau tidak mau, Binatang Liar atau siluman mereka akan selalu siap.
KKKKKRRRRSHHHH !!
".. Dia Datang !!!.." . Ravi dan lainnya mulai bersiap-siap mengeluarkan jurus mereka dan Makhluk di balik semak-semak itu pun mulai keluar. Dan....
".... !!!!....". Sosok yang muncul itu adalah teman mereka yang lain yaitu si koki.
"Rasakan iniiii.... !! " Rai dan lainnya tidak menyadarinya dan Yuni mulai menembakkan panahnya. Sambil menutup matanya.
"....!!!!!....". Melihat serangan itu, si Koki langsung kabur. Semua barang yang dia bawa berjatuhan dan akhirnya menabrak pohon.
"Yuni berhenti !!!" Teriak Ravi yang menyadari si Koki.
"Hahhh ?" kaget Yuni mendengarnya dan mulai membuka matanya.
"I-Itu Tuan koki." Kata Lina sambil membelalakkan matanya.
"Kau ini, mengagetkan kami saja." Kata Rai langsung menuju ke arah koki yang telah menabrak pohon.
".....!.....". Si koki mulai meraba-raba kepalanya dan tangannya yang kesakitan.
"Untungnya itu hanya serangan yang meleset jadi serangannya tidak mengenaimu. Kau tidak apa-apa, kawan ?" Kata Ravi dan Rai mereka berdua pun mulai meraih tangan si koki.
"..." si Koki pun mengangguk dan mulai bangun.
"Ma-maafkan aku." Kata Yuni yang terlihat menyesal. Tapi "....." si koki hanya menggelengkan kepalanya yang artinya tidak apa-apa. Si koki pun langsung bersujud. Mungkin si Koki juga menyadari kalau juga salahnya karena telah mengagetkan mereka.
"Pfftt, hhhehe baiklah ." Yuni hanya tersenyum melihat tingkah si koki.
Si koki pertama kali bertemu dengan mereka bertiga sejak beberapa bulan yang lalu tapi itu akan diceritakan di waktu yang lain. Si koki memiliki tinggi yang sama dengan Ravi ukuran tubuhnya juga hampir sama. Si koki selalu membawa 2 pisau yang terpasang di sebelah celananya yang panjang. Dia selalu memakai jubah hitam. Memakai Topeng putih bermotif wajah harimau. Rambutnya tidak terlihat karena tertutupi dengan Hoodie jubahnya. Dia selalu membawa tasnya yang besar. Didalamnya ada banyak bahan makanan dan rempah-rempah yang telah dia kumpulkan sendiri selama perjalanannya. Sepertinya dia adalah seorang collector bumbu. Dia selalu memasakkan makanan untuk kelompok Ravi. Sayangnya Si Koki, dia adalah orang bisu.
"Baiklah tuan koki, lihatlah di balik sana !" Ravi langsung menyuruh koki melihat ke arah kambing yang telah mereka bunuh tadi . Si koki pun langsung menurutinya dan "......." dia tidak bisa bergerak.
".........." Perlahan lahan dia mulai melangkah ke arah buruan mereka tadi. Kaki dan tangannya gemetaran.
"Hehehe sudah kuduga dari reaksimu."
"Hihihi kau benar, melihatnya seperti itu, dia sangat lucu." Kata Yuni dan Lina melihat tingkahnya si koki.
Lalu, "......WUSSHHHH.." Si koki berlari secepat angin menuju ke mayat kambing itu. Dia melompat ke arahnya dan memeluk binatang buruan mereka.
"Dia terlihat senang." Kata Ravi tersenyum kecut sambil memegang pinggangnya dengan kedua tangannya.
"Heheheh.. Tuan koki cepatlah masak sesuatu !!" Rai langsung mengeluarkan air liurnya. Sepertinya, mungkin sejak tadi dia ingin memakan kambing besar itu.
".....!....." si koki langsung berhenti memeluk hewan mati itu dan mulai memperhatikan setiap bagian-bagian tubuh kambing. Bagaikan Harimau yang ingin menerkam mangsanya, si koki pun langsung mengeluarkan kedua pisau yang ada di samping celananya. Dan dia pun mulai mengulitinya, mengeluarkan isi perutnya dan memisahkannya dagingnya berdasarkan bagian tubuh kambing itu.
""".......""". Ravi, Yuni, dan Lina terdiam melihat gerakan koki yang lincah mengolah setiap bagian-bagian tubuh kambing itu.
"Mwehehehe...." Rai semakin banyak menjatuhkan air liur. "PLAAAAKKKK!!"
"Joroookkk !! Pergilah bersihkan dirimu !!". setelah memperhatikan Rai yang terlihat jorok. Yuni memukul kepala Rai.
"Aduh !! Mau bagaimana lagi kan, aku sudah sangat kelaparan." Kata Rai sambil mengusap belakang kepalanya dan mulai mengusap kembali perutnya yang agak gemuk itu.
"Koki !!! Apakah kau butuh bantuan kami ?" teriak Ravi kepada si koki.
"..." si koki yang serius memotong-motong daging hanya menggelengkan kepalanya.
"Hufftt !! Baiklah, kalau begitu giliran kita sudah selesai disini. Mari kita membersihkan diri kita di sungai lalu beristirahat !" Ucap Ravi yang masih kelelahan kepada teman-temannya yang lain.
"""Baik !!!""" Jawab ketiga teman-temannya.
"Perempuan duluan !! Ayo Lina !!" Yuni langsung merangkul tangan Lina.
"Tu-tunggu !!" Lina yang terdesak oleh Yuni hanya pasrah tapi diam-diam memandangi si koki dengan penuh rasa penasaran.
"Laki-laki jangan mengintip !!" Teriak Yuni kepada mereka berdua Ravi dan Rai.
"Sayang sekali yah, hehhehe !!" Ravi hanya tertawa dengan penuh rasa kecewa mendengar itu.
"Baiklah Rai, sambil menunggu giliran mandi, kita harus merawat senjata kita dulu."
"K-kau benar. Tuan koki, Kumohon...cepatlahhhh !!!!" Teriak Rai.
"......" Koki hanya mengangguk dan mengepalkan tangannya seolah-olah berkata, dia akan berusaha sebaik mungkin.
Di tempat itu hanya koki saja yang sendiri memotong-motong daging. Setelah memisahkan setiap bagian, dia langsung segera mencucinya, lalu daging itu direndam dengan air garam. Koki mulai mengasapi daging itu. Asap yang beraroma sedap itu hampir memenuhi seluruh hutan.
Setelah mengasapi semua bagian-bagian daging kambing. Dia pun lalu mengambil beberapa untuk dibuatkan makanan kepada teman-temannya. Masih banyak sisa daging, sebelumnya si koki telah memisahkan daging yang akan dia simpan untuk perjalanan selanjutnya. Tapi sisa daging lainnya masih banyak, lebih baik menunggu keputusan dari teman-temannya. Pikir si koki.
"Haaahhhh Segar sekali !!".
"Yuni !! Tunggu !!" Terlihat Yuni dan Lina telah menyelesaikan mandi mereka. Rambut mereka masih basah dan mereka memakai pakaian kasual.
"Ohh iya, Laki-laki !! sekarang giliran kalian !!" Teriak Yuni kepada Ravi dan Rai yang masih mengasah senjata mereka. Dari balik pohon yang agak jauh dari tempat mereka.
""..Baikk !!"" Ravi dan Rai pun menjawab panggilan Yuni.
"Sekarang mari kita lihat si Koki. " Kata Yuni kepada Lina.
"Ba-baik ." Lina membalasnya dengan gagap. Lalu dia memandang si koki lagi.
Mereka berdua pun mendatangi si koki yang sedang asyik memasak.
"Waaaahh terlihat lezat !!" Terlihat seperti air liur mulai menetes dari bibir manis Yuni.
"Woooahh !!" Lina pun ikut tercengangh sambil menutup mulutnya.
"..........." Si Koki hanya mengangguk lalu mengacungkan jempolnya.
"....."
"....."
"Pfftttt"
"Hahahahaaha." Setelah melihat respon lucu dari si koki, mereka berdua tiba-tiba tertawa.
"...!!..." Si koki tentu saja terkejut mendengar reaksi mereka.
"Hei Tuan Koki !! apakah kami bisa membantumu ?" Yuni tiba-tiba mulai mendekati si koki dengan maksud menggodanya sambil memamerkan paha seksinya
" !! " si koki yang melihat godaan dari Yuni langsung mulai panik. Tanpa sadar tangannya juga ikut gemetar saat mulai memotong-motong daging.
"Hehehe.. ayolahh~~!!". Melihat Yuni yang memakai pakaian biasa, air yang menetes dari rambutnya yang basah, membasahi baju nya di bagian dada Yuni. Tentu saja, dibalik itu akan terlihat sebuah panorama gunung yang masih dilapisi salju putih. Lalu....
" Yuni !!!!" Lina berteriak dan menengahi mereka.
"Kau mengganggu Tuan Koki !!" Lina menegur Yuni dengan geram.
"A-aku hanya ingin membantunya."
"Pembohong !! kau hanya menggodanya.!!
Tiba-tiba muncul suara dari arah sungai.
"Ada apa ini ribut-ribut ?"
"Makanannya sudah masak ?"
Muncul dua sejoli Ravi dan Rai sambil setengah telanjang. Ravi menggosok-gosok rambutnya menggunakan handuk kecil. Rambut Rai yang beracak-acakan terlihat keren saat basah. Otot-otot dada dan perut mereka yang terbentuk bagaikan roti sobek yang siap untuk disantap dilihat oleh kedua perempuan yang masih dalam masa pubertas.
"......"
"......." Yuni dan Lina yang tadinya ribut karena menggoda koki tiba-tiba terdiam dan wajah mereka berdua mulai memerah.
"Ada apa kalian berdua ?" Ravi hanya heran melihat tingkah mereka yang tiba-tiba diam.
"Kalian ini !! mengganggu koki kita lagi. !!" Kata Rai dengan nada lelah.
Blub.....BLUB BLUB BLUBBUBBUBBUB....!!!!
Suara air yang sudah masak. Membuat kedua wanita yang diam tadi langsung sadar.
"Eh ? Hahaha aneh. Kok tiba-tiba panas yah ? Haha.." kata Yuni dengan suara yang tergagap.
"Mu-mungkin karena kita berada dekat dengan air panas Yuni. Ayo kita segera pergi dari sini !!" Saran Lina.
"K-kau benar, h-haha." Mereka pun mulai menyingkir dari hadapan koki. "......." Koki hanya diam beberapa saat. Lalu kembali memasak.
Sudah hampir malam. Semua orang di kelompoknya memiliki kesibukan mereka masing-masing. Ravi dan Rai menyiapkan barang-barangnya untuk berkemah, Yuni berada di dalam kemahnya dan Lina sedang berjalan ke suatu tempat dimana berbagai aroma makanan masakan saling menari di tempat itu. Lina berjalan ke arah koki.
"T-tuan koki !!" teriak Lina dengan suara gagap yang dibarengi dengan perasaan gugup.
".....!!" Si koki menoleh ke arah suara. Dia hampir kaget dan langsung menatap Lina.
"..."
"..." Mereka hanya saling menatap. Lalu Lina akhirnya yang memulai percakapan kepada si koki.
"T-tuan K-Ko-ki, apakah k-kau ma-mau mengajariku memasak ?" Lina masih tergagap tapi dengan wajahnya yang mulai memerah membuatnya terlihat imut. Tapi reaksi koki berbeda. Dia langsung mengabaikannya dan kembali membuat bumbu masakan.
"Ku-kumohon aku ingin belajar memasak !!" Si koki dengan sikap dingin mengabaikannya dan hanya tetap mengaduk-aduk masakannya.
"... Aku menyukai seseorang !!". Teriak Lina. Teriakan itu hanya di dengar oleh si koki.
"...!!...". Si koki berhenti mengaduk masakannya.
"Orang yang kusukai itu sangat suka makan, a..aku selalu bermimpi ingin membuatkannya makanan setiap hari. Jadi..tuan koki, kumohon ajari aku !!".
Lina tetap memohon kepada si koki dengan sangat. Tapi si koki mulai kembali mengaduk masakannya tanpa memperdulikan Lina yang masih di belakangnya menunggu jawaban.
"!!...Ja-jadi begitu,,...Maaf telah mengganggumu." Akhirnya Lina menyerah dan mulai berjalan meninggalkan si koki. Si koki sebenarnya sudah tahu, tingkah Lina yang selalu memperhatikannya akhir-akhir ini dan sekarang dia tahu maksud Lina yang sebenarnya. Si koki sudah tahu kalau Lina menyukai teman kita yang tukang makan, Rai.
Tiba-tiba si koki berhenti mengaduk dan langsung memegang tangan Lina.
"Uh ! EEhhh ? Tuan Koki ?"
Lina yang tadinya beranjak dari tempat koki memasak, langsung kaget setelah melihat tanganya digenggam oleh si koki. Lalu si koki kemudian mengambil pisau lainnya di bagian saku celananya. Lalu mengarahkannya ke Lina,
"Ti---tidak jangaaann !!" Lina sangat ketakutan seolah-olah si koki ingin memotong tangan Lina yang mulus itu. Tapi si koki, ".......''. menaruh pisau di tangan Lina. Dan kembali ke tempat memasak. Awalnya Lina heran, tapi akhirnya dia paham maksud si tuan koki.
"Ja-jangan-jangan a-aku boleh memasak ?" Kata Lina yang matanya mulai keluar sedikit air mata.
Mendengar itu si koki yang sementara mengaduk masakannya, mengangguk sebanyak 2 kali yang menandakan bahwa Lina boleh memasak bersamanya.
"Uhmm..!! Mohon Bantuannya !!''. Lina lalu mengusap air matanya dan mulai menggenggam pisau itu dengan sekuat tenaga. Lalu Si Koki mengacungkan jempolnya ke Lina.
Si koki mengajari Lina cara memotong bahan-bahan untuk bumbu masakannya. Si koki sambil mengaduk masakannya, dia sangat memperhatikan Lina bagaimana cara dia memotong bahan-bahan tersebut. Setelah memotong semua bahan-bahan sesuai petunjuk dari si koki, Lina langsung menyiapkan wajan dan minyak yang dibawa oleh si koki di dalam tas nya.
Setelah si koki merebus daging-daging tadi di panci. Dia langsung mengambil beberapa daging yang direbus tadi untuk dipotong-potong dadu lalu ditusuk menggunakan tusukan dari bambu yang sebelumnya telah dibuat oleh si koki.
Si koki membagi tugas dengan Lina. Lina yang menyiapkan masakan kuah sedangkan si koki menyiapkan masakan yang lain.
Sesuai petunjuk dari koki, Lina memanaskan minyak diatas wajan. Kemudian memasukkan bahan-bahan yang telah dipotong Lina tadi. Setelah itu memasukkan air santan yang telah dibuat oleh si koki. Lalu memasukkan daging kambing yang telah direbus sebelumnya untuk dimasak kembali bersama dengan bahan-bahan lainnya di dalam wajan. Lalu diaduk terus sampai bumbu meresap ke dalam daging.