Raja Archer sangat mencintai Ratu Jennifer. Kisah cinta mereka berdua diagung-agungkan oleh banyak rakyatnya. Betapa besar ketulusan Raja Archer untuk Ratu Jennifer.
Semua orang senang memperdengarkan kisah itu. Kisah itu layaknya kisah dongeng yang nyata. Seorang lelaki yang jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu berubah menjadi cinta mati untuk seumur hidup.
Maka dari itu, Raja Archer berusaha agar tidak ada satupun kabar tersebar mengenai sikap Ratu Jennifer yang berubah. Mengenai tindakan perempuan tersebut yang selalu membuatnya kelabakan, pusing bukan main.
Hanya anggota kerajaan saja yang boleh mengetahuinya. Tanpa ada pihak lain yang tahu.
Pada saat itu, ketika pikiran Raja Archer jatuh kepada Ratu Jennifer Alvar, seorang pelayan memberikan kabar kepadanya.
"Paduka Raja yang Terhormat!" teriak salah seorang pelayan, menginterupsi jalannya rapat.
Raja Archer segera memandang ke arah pelayan. Dia mengernyit. Lelaki itu memahami. Kalau tidak salah, perempuan ini adalah salah satu pelayan dari Ratu Jennifer. Kenapa dia ada di sini?
"Kenapa? Ada apa? Kenapa kamu menginterupsi jalannya rapat?"
Si Pelayan itu menundukkan kepalanya, diliputi ketakutan akan pertanyaan yang berasal dari Raja Archer. Akan tetapi, si Pelayan tetap membawakan pesan. "Tuan Barron mengatakan bahwasanya Raja Archer sangat mengkhawatirkan Ratu Jennifer. Sehingga, apabila terjadi sesuatu dengan Ratu Jennifer, kami harus segera melaporkannya kepada Raja."
"Memangnya apa yang terjadi?" tanya Sang Raja.
"Ratu Jennifer … sudah siuman." ucap si Pelayan.
Raja Archer langsung berdiri dari tempatnya. Lelaki itu sudah tidak sabar! Dia ingin bertemu dengan pujaan hatinya yang amat dicintainya itu!
Oleh sebab itu, Raja Archer pun mengatakan kepada seluruh peserta rapat. "Rapat ini ditunda. Aku akan menemui istriku lebih dulu."
Setelahnya, Raja Archer langsung berjalan dengan cepat menemui sang ratu. Sementara ruangan tersebut, dipenuhi oleh berbagai ucapan ….
"Sungguh, kisah antara Raja dan Ratu sangat romantis."
"Ya. Kisah cinta mereka adalah romansa yang seperti di dongeng-dongeng."
"Aku iri dengan Ratu Jennifer, sangat dicintai Sang Raja."
Kisah antara Raja Archer dan Ratu Jennifer memanglah sangat dicintai rakyatnya. Maka dari itu, Raja Archer akan sekuat tenaga, menjaga Ratu Jennifer, dan membuatnya jatuh cinta kepadanya.
* * *
Raja Archer membuka pintu dengan cepat. Saat itu, Ratu Jennifer tengah dikelilingi oleh pelayan dan juga Tuan Barron.
"JENNIFER!!" teriak Raja Archer dengan raut wajah yang sangat panik.
Sementara itu … Ratu Jennifer malah kebingungan. Dia malah menatap ke arah Raja Archer dengan penuh tanya.
"Jennifer, apakah kamu baik-baik saja?!" teriak Raja Archer kepada Sang Ratu.
Lelaki itu sudah mendekat, memeriksa kening Jennifer yang barangkali demam. Lantas, memeriksa wajahnya, siapa tahu terbentur atau terluka.
Tetapi, di tengah tengah pemeriksaan yang dilakukan oleh Raja Archer, tanpa dinyana sebelumnya, sungguh sangat mengejutkan, Ratu Jennifer malah bertanya memilukan. "Tuan Barron … dia ini … siapa?"
Semua orang di sana melongo. Tidak menyangka kalimat mencengangkan itu meluncur dari bibir Ratu Jennifer!
Bagaimana … bagaimana dia bisa melupakan suaminya sendiri?! Lelucon macam apa ini?!
* * *
Sebuah tawa Evelyn ternyata usai sangat cepat. Perempuan itu yang semula senang-senang dengan lelucon yang datang dari Tuan Barron, lenyap seketika pasca ada seorang lelaki (yang sangat amat super tampan) datang kepadanya!
Lelaki itu memiliki tubuh yang tegap, tinggi, dan berotot. Mirip dengan Aktor Korea, siapa lagi kalau bukan Mega Bintang Korea, Lee Min Ho! Rambutnya itu juga legam, tampak halus kalau disentuh! Dan lagi … Wajahnya dan rahangnya yang sangat tegas. Seakan-akan, makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Dan lebih mencengangkannya lagi, lelaki tersebut datang tanpa aba-aba, memanggilnya Ratu Jennifer, dan memeriksa keadaannya.
Dia memeriksa temperatur tubuhnya, wajahnya… dan memberikan perhatian penuh kepadanya.
Evelyn tak masalah sih, kalau ada lelaki tampan layaknya aktor Korea yang suka kepadanya. Tetapi …. "Tuan Barron, dia ini …. siapa?"
Sepertinya, dengan pertanyaan yang berasal dari Evelyn itu adalah sebuah kesalahan.
Ya! Kesalahan!
Sebab, sekarang memandangnya dengan tatapan tak percaya. Bukan hanya itu saja, aura kelam yang hitam membumbung tinggi di antara mereka semua.
Dan sudah jelas … mereka semua, menyalahkan Evelyn.
* * *
Tuan Barron dan Raja Archer keluar dari kamar Ratu Jennifer. Mereka membiarkan para pelayan yang menemani Ratu Jennifer untuk sementara waktu.
Sedangkan Tuan Barron dan Raja Archer berdiskusi.
Raut kekhawatiran jelas terpias dari wajah tampan Raja Archer. "Bagaimana ini? Apa yang terjadi? Bagaimana bisa Ratu Jennifer melupakanku begitu saja?"
"Bagaimana ya …. Mungkin sebaiknya kita mencari dokter yang handal, untuk mengetahui sakit yang diderita oleh Ratu Jennifer." ucap Tuan Barron, memberikan sebuah solusi.
"Carikanlah Dokter yang handal untuk menangani sakit yang diderita oleh Ratu Jennifer."
Tuan Barron mengiyakan. Lelaki tersebut ditemani dengan beberapa prajurit kerajaan segera pergi untuk mencari dokter yang handal.
Sementara itu, Raja Archer kembali masuk ke dalam ruang kamar Ratu Jennifer. Dia menatap penuh kelembutan kepada Ratu Jennifer, sosok yang paling dicintainya, di seluruh alam ini.
* * *
Evelyn sangat lega ketika lelaki tegap itu keluar dari ruangannya. Hanya tersisa Evelyn dan para pelayan istana saja.
Di tengah keheningan itu, Evelyn pun melayangkan sebuah pertanyaan kepada mereka. "Sebenarnya, lelaki tadi itu siapa? Kalian mengenalnya, bukan?"
"Dia …"
Mereka tampak ragu untuk membeberkannya kepada Evelyn. Sedangkan Evelyn sudah risih dan tak sabaran. Mereka bisa kan, membicarakan ini kepadanya. Toh, ini juga menyangkut kehidupannya.
Jadi, Evelyn juga harus tahu, dia ini siapa.
"Dia …."
"Astaga, ayolah, katakanlah kepadaku, dia ini siapa." ujar Evelyn mendesak.
Ketika si pelayan hendak membuka mulutnya lagi, lelaki tegap bak artis negeri gingseng itu sudah hadir kembali.
'Ah! Tuh kan, aku bahkan belum tahu siapa dia!' Evelyn mendelik kepada para pelayan. Dia manyun-manyun sendiri.
"Kami pamit undur diri terlebih dahulu."
'Ealah, para pelayan ini malah kabur.' batin Evelyn saat mendapati para pelayan yang berbondong-bondong keluar dari ruangannya.
"Baiklah. Datanglah ketika aku panggil nanti." ucap Evelyn mempersilakan mereka pergi.
Setelah mereka semua pergi, yang tersisa di ruangan tersebut hanyalah Evelyn dan sang lelaki.
Evelyn mencoba untuk menggali ingatannya.
Tubuh tegapnya, tinggi badannya, postur tubuhnya… 'Hm… Rasanya, tidak asing.' Evelyn berusaha untuk mengingat-ingat dengan baik.
Kemudian, adegan kamar mandi itu muncul di otaknya.
CRING!
Itu adalah lelaki ini! Lelaki mesum yang asal masuk ke dalam ruangannya adalah … LELAKI INI!
Evelyn langsung berjingkat! Dia memeluk selimutnya, menutupi dadanya yang padahal dia juga mengenakan pakaian penuh!
"HEY! AKU INGAT SIAPA KAMU!"
Raja Archer malah kaget. "Jennifer, kenapa kamu berbuat begini kepadaku?"
"TIDAK! JUSTRU AKULAH YANG MESTINYA BERTANYA KEPADAMU!!" teriak Evelyn.
"Kenapa kamu berbuat begini kepadaku?!" teriak Evelyn lagi. Suaranya itu memekik.
"Maksudmu?" sahut Raja Archer tak mengerti.
Kala itu, Raja Archer bergerak, dia hendak menyentuh istri kesayangannya itu, tetapi …
"AARRGGGHH!! PERGI KAMU!! KAMU ADALAH PENGINTIP!!!"
Teriakan dari Evelyn membuat banyak orang yang berkumpul di depan kamar tersebut, masuk, dan berkumpul.
"Ada apa, Ratu Jennifer?"
"Apa yang terjadi, Ratu Jennifer?"
"Apakah Ratu Jennifer terluka?"
Ketika mereka memeriksa di dalam, tak terjadi apa-apa. Hanya ada Evelyn yang menatap –ralat, lebih ke arah melotot tajam, sampai matanya mau copot—ke arah Raja Archer.
Dan di saat itulah, Evelyn kembali berteriak. Dengan. Sangat. Amat. Keras. "DIA ADALAH PENGINTIP! LELAKI MESUM YANG MENGINTIPKU MANDI!!!"
Semua orang di sana melongo. Tidak bisa berkata-kata lagi.
* * *