"Bagaimana dengan kondisi istriku?" tanya Raja Archer kepada Sang Dokter.
"Kondisinya cukup buruk. Dia tidak memiliki ingatan apapun tentang dirinya sendiri. Sepertinya, terjadi sesuatu hal yang menguncang jiwanya." ujar Sang Dokter.
"Untuk saat ini, aku hanya bisa memberikan obat penenang saja kepada Ratu Jennifer. Setelahnya … aku tidak tahu lagi. Mungkin hanya waktu yang bisa menyembuhkan ingatannya."
Tatkala Sang Dokter hendak pergi dari hadapan Raja Archer, lelaki itu menahan Sang Dokter. "Ada apa, Raja Archer?"
"Dokter … Apakah … apakah penyakit Ratu Jennifer ini tidak bisa disembuhkan secara alamiah? Apakah … ada suatu kekuatan sihir yang terlarut dalam diri Ratu Jennifer?"
Dokter cantik itu menghela napas panjang. Wajahnya berubah serius. "Sebenarnya, aku juga tidak mengetahuinya. Kondisi vital Ratu Jennifer sangat sehat. Detak jantungnya normal. Badannya tidak seberapa demam. Akan tetapi, dia tidak mengingat apa pun."
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa di sini, Raja Archer."
Seulas senyum getir terlihat di wajah Sang Dokter.
"Raja Archer, mungkin saja … ada suatu kekuatan sihir yang memang ada dalam diri Ratu Jennifer. Raja Archer bisa membawanya ke Penyihir Putih suatu hari nanti. Ketika kondisi Ratu sudah stabil."
Raja Archer tertunduk.
Dia tampak sedih.
* * *
Kerajaan Atlanta adalah sebuah kerajaan yang subur lagi menyenangkan. Kerajaan ini dipimpin oleh sosok Raja yang baik hati dan sangat menjunjung tinggi perdamaian.
Ya. Raja tersebut adalah Raja Archer Marcelius Alvar. Sejak kecil menjadi yatim piatu, terbiasa hidup sendiri, lagi mandiri.
Dari usia belia, Raja Archer memiliki banyak keterampilan. Dimulai dari keterampilan berkuda, memasak, dan juga keterampilan lainnya.
Salah satu kemampuan Raja Archer adalah ialah kemampuan sihir. Hanya orang-orang yang terpilih saja, yang memiliki kemampuan sihir. Kemampuan ini dibawa sejak lahir. Dan tak semua orang memilikinya.
Sekitar satu per tiga dari populasi penduduk yang memiliki kemampuan sihir. Biasanya, kemampuan sihir ini muncul secara turun temurun. Dari garis keturunan mereka.
Selayaknya, Raja Archer, Keluarga Raja Archer, Alvar memiliki kekuatan sihir. Dari zaman dahulu, mereka memiliki keterampilan sihir yang luar biasa besar, sehingga dinobatkan menjadi Raja.
Untuk itulah, keturunan Alvar selalu menjadi seorang Raja. Karena kekuatannya, para rakyat percaya mereka bisa mengayomi Kerajaan Atlanta.
Dan terbukti, selama ratusan tahun, rakyat hidup nyaman dan damai.
Akan tetapi, sejak keberadaan Raja Nobelius, Kakek Raja Archer, kemampuan sihir dibatasi. Kemampuan sihir semakin mengerikan. Sehingga Raja Nobelius menyegel beberapa kekuatan sihir, menyimpannya di sebuah gua yang antah berantah, di pasak bumi.
Maka dari itu, sejak penyegelan tersebut, para pengguna sihir ditempatkan di suatu tempat khusus. Jikalau mereka ada di antara rakyat, maka mereka harus menyembunyikan identitasnya. Tidak boleh menampakkan diri.
Dengan kepelikan yang terjadi, Raja Archer terlihat pening di balik meja kerjanya. "Barron, apakah aku harus datang ke Penyihir Putih?"
"Apakah Dokter kemarin tidak bisa memeriksa kondisi Ratu?"
"Penyakitnya terlalu misterius. Ini bukan penyakit pada umumnya." ujar Raja Archer.
"Akan tetapi, Raja. Penyihir Putih berada di dalam hutan. Cukup jauh dari sini. Sekitar dua sampai tiga hari perjalanan. Apakah Raja akan datang ke sana sendiri?"
"Tidak apa-apa. Lagipula, Penyihir Putih tidak akan mau kamu yang datang ke sana. Dia pasti akan sebal kalau kamu yang kuutus ke sana."
"Kalau begitu, izinkanlah aku mendampingimu, Raja."
"Dengan senang hati."
* * *
Raja Archer dan Tuan Barron mempersiapkan diri mereka untuk perbekalan menuju ke tempat Penyihir Putih. Besok, di pagi buta, mereka akan memulai perjalanan ke Penyihir Putih.
Sementara itu, ketika malam hari, Raja Archer mendadak merasa rindu kepada Ratu Jennifer. "Kira-kira, dia sedang apa, ya?"
Raja Archer pun keluar dari ruang kerjanya. Dia menuruni tangga, mencari sosok Evelyn di sana. Tak menemukannya di kamar, justru melihatnya di dapur. Bersama dengan para pelayan yang lain.
Dia tampak sedang menguleni adonan, membuat kue kering.
Dan gadis itu … sedang tertawa. Sangat cantik.
Tanpa sadar, Raja Archer turut tersenyum.
* * *
"Tadi kamu membuat apa? Sepertinya kamu sibuk sekali." kata Raja Archer, mengawali pembicaraan saat dia dan Evelyn berada di ruang makan.
Evelyn yang baru saja mengamati makanan, dia berubah memandang ke arah Raja Archer. "Aku hanya bergabung dengan para pelayan. Membuat roti kering."
"Dan mana rotinya? Sudah jadi?"
"Tidak akan kuberikan kepada Raja." balas Evelyn cepat. Entah kenapa, dia masih agak kesal dengan Raja Archer yang membuatnya menjadi tidak karuan hatinya. Seperti naik roller coaster. Naik turun. Meliuk-liuk. Jadi, Evelyn dengan sengaja mengketusi Raja Archer.
Catat. DENGAN SENGAJA.
"Pasti karena tidak enak, ya?" ejek Raja Archer.
Evelyn mendelik. "Enak saja! Makananku enak tahu."
"Oh, ya? Aku tak percaya jika tidak ada buktinya."
"Cih. Alasan. Bilang saja ingin makan kue buatanku."
Raja Archer tertawa. Entah kenapa, Raja Archer merasa ada sesuatu yang berbeda pada sosok Ratunya. Perempuan itu berubah menjadi sosok yang ramah, suka seenaknya sendiri, dan ceplas-ceplos.
'Apakah mungkin … inilah jati diri Ratu Jennifer? Sebab, saat ini dia sedang kehilangan ingatannya. Otomatis, dia menjadi dirinya sendiri …'
Raja Archer memandangi Ratu Jennifer lagi, sosok ratu yang disayanginya. 'Jadi … ini memang benar warna aslimu, ya …'
Rasanya sayang, apabila Raja Archer akan datang kepada Penyihir Putih dan meminta lelaki tersebut menyembuhkan Ratu Jennifer.
Jujur saja, Raja Archer menyukai sikap Ratu Jennifer yang apa adanya dan terbuka. Tidak tertekan, seperti yang lalu-lalu.
Akan tetapi, nantinya kalau Ratu Jennifer sudah mengingat semuanya, dia justru akan makin terluka.
Lebih cepat lebih baik. Untuk itu, Raja Archer pun mengatakan. "Dalam tiga hari kedepan, aku akan pergi. Kamu baik-baik saja di rumah."
"Oh. Mau ke mana?" tanya Evelyn dengan begitu mudahnya.
"Nanti ketika aku kembali, kamu juga akan tahu. Sekarang, ayo nikmati makanan ini." ujar Raja Archer.
Evelyn hanya mengangguk acuh tak acuh. Dia pun mulai melihat makanan di depannya. Melihat makanan sebegitu banyak terhampar, air liur Evelyn tak dapat terkendali.
Dia ingin memakan semuanya! Semuanya!!
Evelyn pun mengambil sedikit nasi, lalu menyendokkan lauk banyak-banyak. 'Akhirnya … aku bisa makan juga. Aku bisa makann!! Ini adalah makan besar! Aku harus menyiapkan perutku untuk semua ini!!!'
Ketika Evelyn sudah mengambil semua lauk pauk, Raja Archer pun kebingungan dengan porsi makanan Evelyn. Yang begitu banyak dan membengkak. Sontak, Raja Archer pun mengajukan pertanyaan kepada Evelyn. "Kamu … kamu sanggup memakan semua itu?"
"Memangnya kenapa? Apakah ada alasan untukku tak makan sebanyak ini?"
Raja Archer menggelengkan kepalanya. Mendadak, dia bertanya-tanya. Jangan-jangan … sosok ratunya ini kesurupan jin rakus? Atau … arwah singa yang kelaparan tidak makan selama setahun?
* * *