Chapter 9 - Serangan Balik Natalie

Di antara penonton, tiba-tiba ada suara keras yang berteriak. "Hidup Natalie!"

Lalu teriakan itu disusul oleh beberapa orang.

"Natalie is number 1!"

"Natalie aku cinta kamu!"

Bahkan Anthony Stevano yang daritadi terlihat tidak antusias berdiri dari tempat duduknya, kedua matanya berisikan apresiasi.

Natalie Andersen ini memang bukan sembarangan orang.

Namun tiba-tiba, aula menjadi gelap. Di layar LED di panggung memutar sebuah video. Rupanya para panitia acara sudah mengaudit video dari awal acara hingga akhir acara. Di akhir video, ada ucapan selamat yang besar untuk Natalie.

Pada saat ini, seluruh dunia fashion Indonesia akan mengingat nama Natalie Andersen!

Melihat Natalie yang begitu dicintai, wajah Erlyn benar-benar buruk.

Apalagi ketika dia melihat wajah Reynold yang tersenyum sambil menepuk tangani Natalie. Api cemburu itu kian membara dan membuat dadanya sesak.

Anjing lemah tak berdaya berani menggigit tuannya? Lancang sekali!

Bahkan dia geleng-geleng terhadap penilaian Anthony. Dia dan ayahnya susah payah membawanya ke acara ini, namun pada momen krusial, dia malah membantu Natalie meraih juara 1.

"Sekarang mari kita wawancara juara kedua kita yaitu Erlyn Andersen. Kalau saya lihat nih, namamu ini sama seperti Natalie ya? Apakah kalian saudara?"

Pembawa acara berjalan ke arah Erlyn.

Erlyn dengan paksa menekan emosinya dan menampilkan senyuman yang manis.

Setelah menerima microphone, dia dengan tenang menjawab. "Terima kasih atas ucapannya. Dan apa yang kamu katakan itu betul, aku dan Natalie adalah saudara, lebih tepatnya sepupu. Kami tumbuh bersama sejak kecil. Ayahku adalah pemilik brand Doxia, sedangkan ibuku juga seorang desainer. Jadi bisa dikatakan kalau dari kecil dunia fashion adalah bagian dari hidupku. Dan sepupuku ini, dia sering datang ke rumah untuk belajar dan menceritakan pandangannya mengenai dunia fashion.

Tema yang dia pakai hari ini adalah salah satu tema yang sebenarnya merupakan ide ibuku. Awalnya aku memang ingin menggunakan tema tersebut minggu lalu, tetapi melihat bahwa Natalie memakainya, aku memutuskan untuk memakai gaya Eropa klasik. Namun, aku masih tetap puas dengan hasilku ini. Kami yang merupakan saudara ini berhasil menggaet juara 1 dan 2, hal ini benar-benar sebuah kebanggaan bagi kami. Aku benar-benar senang."

Meski kata-katanya ini penuh dengan nada positif, tetapi hal ini seakan-akan menuduh Natalie telah mencuri idenya.

Meski kalah bertarung, yang paling terpenting adalah memenangkan peperangan!

Mendengar hal ini, Natalie benar-benar marah. Erlyn memang wanita paling tidak tahu diri sedunia.

Ketika pandangan mata mereka bertemu di udara, dia dapat merasakan aura arogansi di mata Erlyn.

Benar, tidak ada rasa malu ataupun menyesal dari tatapan sepupunya itu!

Baru kali ini Natalie merasa bahwa Erlyn tidak mudah untuk dikalahkan.

Erlyn hanya menatap Natalie sambil tersenyum, menunggunya untuk melakukan hal bodoh.

Adegan di atas panggung menjadi sedikit canggung.

Untungnya, dengan cepat pembawa acara menyelamatkan acara. "Natalie, apakah benar kata-kata Erlyn barusan? Apakah inspirasi dari temamu kali ini merupakan ide dari ibunya?"

Menghadapi pertanyaan ini, Natalie tetap tenang dan mengambil microphone dengan santai. "Maaf, ingatanku kurang bagus akhir-akhir ini. Jika memang temaku kali ini berdasarkan dari ide ibunya, bisakah dia mengatakan berasal dari mana latar belakang yang kupakai tadi?"

Wajah Erlyn segera berubah menjadi merah, telapak tangannya mulai basah oleh keringat. Dia tidak menyangka bahwa Natalie akan berani melawannya saat ini. Dia telah menggali liang kuburnya sendiri.

"Itu sudah terlalu lama, aku tidak ingat!" Jawab Erlyn.

"Hahaha, baru juga seminggu, mana mungkin tidak ingat? Atau alasanmu tidak ingat itu karena kamu tidak tahu? Sejujurnya, untuk karyaku kali ini aku mengalami beberapa kegagalan di awal. Aku membuat beberapa rancangan tetapi aku merasa semuanya kurang bagus. Akhirnya aku memutuskan untuk berkonsultasi kepada Dekan jurusan fashion desain yaitu pak Kevin. Saat berkonsultasi, beliau yang memiliki hobi menggambar itu memberikan aku salah satu gambarnya yaitu pemandangan sungai di Jepang yaitu sungai Katsura. Dari situlah aku merasa bahwa gambar ini akan menjadi inspirasiku dalam merancang karyaku kali ini. Beliau adalah juri kita pada malam hari ini, kamu bisa bertanya kepadanya."

Kata-kata Natalie penuh dengan kekuatan, Erlyn benar-benar tidak punya ruang untuk membantah.

Wajah Erlyn benar-benar merah, dia tidak tahan lagi berdiri di atas panggung. Wajahnya berkeringat dan make upnya mulai luntur.

Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Natalie akan mempermalukan dirinya di depan umum seperti ini.

Namun, dia sama sekali tidak tahu bahwa serangan Natalie belum berakhir. "Kalau kamu tidak mau bertanya, biarkan aku yang bertanya padamu. Dari mana kamu mengenal keluarga Dinozzo dari Italia?"

Mendengar hal ini, keringat dingin Erlyn semakin membanjiri punggungnya. "Apa maksudmu?"

"Hahaha masih pura-pura tidak tahu! Aku hanya ingin bertanya mengapa gaun rancanganmu itu mirip dengan yang dipakai keluarga Dinozzo ketika menghadiri upacara ulang tahun anggota kerajaan Inggris? Omong-omong, gaun yang kamu 'rancang' itu juga dipakai oleh salah satu anggota kerajaan Inggris untuk menghadiri upacara pernikahan temannya. Tentu saja 'rancanganmu' ini sudah sangat terkenal di internet." Wajah Natalie tetap tenang, bahkan senyumannya sudah dipenuhi dengan kemenangan.

Pada saat ini, panitia acara dengan cepat mencari informasi tersebut.

Layar LED di panggung segera menampilkan salah satu putri dari Keluarga Dinozzo ketika menghadiri upacara ulang tahun dari salah satu anggota kerajaan Inggris. Dan tentu saja, baju yang dipakainya sama persis dengan rancangannya Erlyn.

"Dasar penipu!"

Semua desainer yang mengikuti acara ini segera tersulut api kemarahannya, mereka merasa dicurangi.

Wajah Erlyn sudah pucat, bahkan lebih putih daripada kertas.

Bibirnya bergetar, dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan kata satu pun.

Natalie ingin menyerang selagi panas, dia berjalan menuju Cindy dan menariknya ke depan. "Jika masih ada orang yang tidak percaya, saya ingin salah satu juri untuk memeriksa gaun rancangannya ini. Aku yakin ada penanda di bagian belakang gaun yang telah ditinggalkan oleh keluarga Dinozzo. Sebagai desainer internasional, saya ingin mengundang tuan Mike untuk naik ke atas panggung dan memeriksanya untuk kita semua."

Karena Mike merupakan desainer internasional, pengetahuannya sangatlah luas. Dia mengangguk dan berjalan menuju Cindy.

Setelah beberapa saat, dia mengambil microphone. "Sesuai dengan perkataan Natalie, ada tanda yang ditinggalkan oleh keluarga Dinozzo pada gaun ini. Berdasarkan hasil ini, saya selaku dewan juri, menganulir kemenangan Erlyn dan mendiskualifikasinya!"

"Usir dia dari sini!"

"Penipu mati saja!"

Para penonton mulai mengamuk, bahkan ada yang melempar barang ke arah tempat Erlyn berdiri.

Apa pun yang diomongkan oleh pembawa acara, situasi ini sama sekali tidak bisa diatasi.

Baru ketika para panitia membawa Erlyn turun lewat belakang panggung, barulah suasana mulai reda.

"Meskipun acara sedikit terganggu, mari kita lanjutkan. Setelah ini, pemberian hadiah dari salah satu dewan juri kita yang terhormat yaitu tuan Anthony Stevano!"

"Wow!"

Para penonton memberikan sambutan yang meriah.

Di bawah lampu sorot, Anthony yang memakai jas hitam itu berdiri.

Daripada pertunjukan model tadi, hampir seluruh mahasiswa perempuan menantikan momen ini.

Sosok yang tampan dan acuh tak acuh itu membuat para perempuan meleleh satu per satu.