Natalie tiba-tiba menemukan bahwa dirinya adalah orang yang sangat bodoh dan ceroboh. Sedangkan Joana berdiri dengan tatapan penuh kejutan sambil memandangnya terus-menerus. Mereka berdua hanya terdiam sampai kedua-duanya rileks.
Setelah itu, Natalie tersenyum malu dan berkata dengan santai. "Ya aku tinggal di apartemen Nirwana selama beberapa hari, maaf jika aku menyinggungmu dengan hal ini."
"Mm-hmm, aku cuma bertanya dengan santai. Pada kenyataannya, aku sendiri juga sudah pernah tinggal di sana. Itu tidak apa-apa..." Senyum Joana itu jelas kaku.
Buah ceri di jarinya hancur teremas olehnya, dan sari buahnya mengalir turun ke bawah seperti darah.
Joana tertawa canggung dan melemparkan buah itu ke dalam tong sampah.
"Bu, bisa tolong kasih tahu siapa itu Silvi?"
Natalie juga dapat melihat ukiran nama tersebut diukir di piano.
Joana berdiri, melihat jam tangannya dan memberi senyum misterius.