Chereads / Only Me : Be Reset Status. / Chapter 9 - 9. Sihir

Chapter 9 - 9. Sihir

Bab 9

Flow mengecek informasi panel yang ia miliki sebelum beristirahat untuk memastikan kembali status miliknya.

[ Announcement ] – Apakah anda ingin membuka menu?

"Ya"

[ Menu ] – Membuka menu.

[ Status ] – Membuka status

[ Newbie Adventure ] – Flow Renn

Level : 21

Strenght : 226

Intelligence : 226

Agylity : 226

Vitallity : 226

Sensitivity : 226

Job : ???

Tittle : Penakluk Pulau

Status Point : 40 Tersisa

[ Status ] – Membuka status

[ Skill ] – Membuka daftar kemampuan

Active Skills : 1

1. Kreatif

Passive Skills : 6

1. Kebal Suhu Rendah

2. Nafas Panjang

3. Perenang Handal

4. Bernafas di Air

5. Mana Alam Tak Terbatas

6. Ketenangan

Uniqe Skills : 1

1. Reset

Ia memiliki 6 skill pasif, 1 skill aktif, dan 1 skill unik yang bisa ia gunakan. Status poinnya tidak berubah dan tidak terjadi apapun saat mengabaikannya. Flow penasaran dengan job yang ada distatusnya tidak berubah walaupun sudah menjadi seorang petualang.

[ Status ] – Membuka status

[ Storage ] – Membuka penyimpanan

Penyimpanan terisi : 0

Penyimpanan kosong : 1085

Uang : 0 Emas, 0 Silver, 0 Perunggu

Penyimpanan yang Flow miliki besar dan itu masih kosong, hanya saja ia tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Untuk sementara ia kembali untuk mengabaikan hal tersebut.

Kemudian Flow beristirahat dan tidur diatas kasurnya,

Pukul 06.15

Tok, tok, tok!!! Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

"Flow, apa kau sudah bangun? Bolehkah aku masuk?" terdengar suara Feera mengajukan diri untuk masuk,

"Iya, masuklah." Ucapnya mempersilahkan,

Kedatangan Feera bermaksud untuk memberikannya sarapan dan susu dipagi hari.

Setelah Feera meletakkan sarapan, Flow mendekati Feera dan bertanya, "Mengapa seorang putri kerajaan sampai selalu direpotkan oleh orang sepertiku Feera?"

Flow selalu merasa tidak enak pada tuan putri,

"Tidak apa – apa. Aku hanya ingin melakukan ini." Senyuman gadis yang sangat menawan,

"Benarkah?"

Feera terdiam sejenak seperti sedang ingin menyampaikan sesuatu kepada Flow,

Kemudian Flow menunduk sedikit malu dan mengatakan, "Sebenarnya, aku hanya ingin menjadi wanita yang baik suatu saat nanti untuk suamiku."

Dan ternyata, sepertinya Feera masih memikirkan tentang Flow yang diizinkan menikahinya suatu saat nanti.

"Apa? Ternyata kamu masih memikirkan tentang apa yang waktu itu Raja dan aku bicarakan. Tentang aku boleh menikahimu itu?" ucap Flow menahan tertawa,

"Haha, kamu benar – benar sangat peka. Maaf, iya sebenarnya aku memikirkan bagaimana jika harus menikah denganmu." Wajahnya merah merona seperti delima terlihat sangat imut.

"Hm, sebenarnya aku tidak ingin membuatmu terpaksa dengan keinginan ayahmu. Jadi, kau tidak perlu melakukan hal seperti ini." Jelas Flow mengenai pernikahan itu,

"Flow, apa kau tahu?" suaranya menjadi lebih pelan dan lembut

"Apa yang kau maksud?"

"Jujur saja, saat pertama kali melihatmu di gerbang masuk. Aku merasakan mana besar mengalir dengan sangat tenang. Hal itu membuatku tertarik tentang siapa sebenarnya kamu." Ucap Feera senang,

Setelah mengatakan hal itu ia terlihat seperti terburu – buru ingin segera keluar dari kamar.

"Apakah memang diriku seperti itu? Terima kasih Feera." Flow memulai sedikit kesombongan lagi,

"Ah sudahlah, sebaiknya kamu habiskan sarapanmu. Setelah itu, segera temui aku di ruang latihan." Ia memerintahkan Flow segera menghabiskan sarapannya dan segera meninggalkan tempat itu,

"Baiklah."

Feera pergi keluar dari kamarnya dengan wajah yang terlihat merona karena tersipu. Sepertinya ia merasakan bahwa bicara seperti itu dengannya sama saja dengan sebuah pengakuan.

"Sampai sekarang aku belum mengerti dengan mana yang tidak menakutkan dan menenangkan itu seperti apa. Jika memang itu hal baik aku akan bersyukur."

Aku harus menghubungi Lens dan memberikan ia sedikit kabar. Ini berhasil...

"Lens, apa yang sedang kau lakukan?"

"Ada apa tuan Flow? Bagaimana kabarmu?"

"Aku merasa jadi lebih kuat sekarang."

"Tak diragukan lagi bagi tuanku yang bertambah kuat."

"Apa kau sudah menemukan tempat yang cocok untuk berlatih?"

"Iya tuan. Ngomong – ngomong latihan apa yang anda jalani."

"Aku baru berlatih mengendalikan mana. Dan kau tahu? Hari ini akan jadi hari pertamaku belajar sihir."

"Apa?!?!"

Sebenarnya, saat pertama kali bertemu dengan Flow. Lens merasakan mana yang amat besar. Hal itu membuatnya berekspetasi kalau Flow memiliki sihir yang cukup kuat untuk menaklukan pulau saat itu. Namun, kenyataan bahwa tuannya baru saja ingin mempelajari tentang sihir hari ini membuatnya terkejut. Bagaimana seorang manusia bisa memiliki mana yang luar biasa padahal tidak mengetahui sihir.

"Ada apa Lens? Apakah ada yang salah?"

"Tidak tuan, aku hanya terkejut karena ternyata kau benar – benar sangat kuat untuk menaklukan pulau itu tanpa menggunakan sihir."

"Kau terlalu melebih – lebihkannya. Aku akan berlatih sekarang. Aku menunggu hasil latihanmu."

"Baik tuan Flow."

Flow memutuskan komunikasi dengan Lens untuk segera menuju ruang latihan.

Ia keluar menuju ruang latihan sendiri, setelah melewati beberapa lorong ia berhasil sampai. Dan nampaknya dialah yang pertama sampai duluan di ruang latihan.

Flow langsung bermeditasi,

"Ternyata putri belum sampai. Aku akan meditasi sambil menunggunya."

Beberapa saat kemudian...

Saat ini, ia tidak menyadari bahwa mana-nya menjadi sedikit lebih tenang dan teratur. Apa yang ia lakukan ternyata juga membuat mana alam disekitarnya juga menjadi mengalir dengan tenang dan teratur.

Putri telah sampai dan kaget setelah mengetahui seluruh ruangan memiliki aura yang sangat nyaman dan berbeda dari biasanya.

"Apa ini? Ini benar – benar sangat berbeda dengan saat pertama Flow berlatih." Feera masuk dan bergumam tentang sesuatu.

Namun Flow menyadari kedatangannya dan menyapanya,

"Akhirnya kamu datang. Cepat, aku ingin segera mempelajari sihir." Sejenak menyapa,

"Sebelum itu, mengapa di ruangan ini mana yang mengalir sangat menenangkan tidak hanya manamu?" tanya Feera,

"Aku hanya mengikuti apa yang kamu beritahu." Singkat Flow santai,

"Kau benar – benar sangat berbeda. Kurasa kau satu – satunya." Begitu jelasnya,

"Apa maksudmu hanya aku yang bisa melakukan ini?" tanya balik,

Kemudian Flow berpikir, kemungkinan itu berkat kemampuan pasif yang ia miliki. "Mana alam tak terbatas" yang baru saja ia peroleh sebelumnya. Atau karena sebuah sistem yang ia miliki.

"Aku rasa begitu. Baiklah, aku akan memberitahukan dasar sihir saja padamu seperti sebelumnya."

Feera menjelaskan tentang sihir padaku.

Sihir merupakan sebuah realisasi dari rapalan mantra dengan mengonsumsi sejumlah mana. Sihir terbagi menjadi beberapa jenis, ada sihir penguatan, sihir elemen dasar, sihir elemen gabungan, sihir penyembuhan.

Setiap orang memiliki kecocokan dengan sihir elemen dasar. Sihir elemen gabungan diperoleh dengan melatih sihir elemen dasar mereka.

Dengan merapalkan beberapa kata dalam mantra seseorang dapat menciptakan sebuah sihir yang bisa digunakan untuk menyerang dan sebagainya.

Setelah itu Feera mempraktekkan sebuah mantra sihir air yang sangat dikuasainya.

"Sebagai persembahan mana yang kuberikan, aku Feera seorang Elf memanggilmu dan menarilah!" sebuah rapalan mantra,

Saat itu Feera membuat sihir seperti sebuah pertunjukkan sirkus itulah yang itulah yang aku pikirkan. Hal itu sangat menawan untuk dilihat.

"Lihat, aku memerintahkan air ini untuk menari. Rapalkan mantra seperti yang aku contohkan padamu." Sambil memperlihatkan sihir yang baru saja ia buat, Feera meminta Flow mencobanya.

"Baiklah, aku akan mencobanya." Flow tersenyum merasa bisa melakukannya,

Aku juga akan fokus, mengendalikan manaku, menarik dan megeluarkan mana secara teratur dan terakhir adalah mengucapkan mantra untuk merealisasikan sebuah sihir.

Flow langsung mencoba merapalkan sebuah mantra,

"Sebagai persembahan mana yang kuberikan, aku Flow Renn seorang Manusia memanggilmu dan menarilah!"

Ohhh, aku merasakan sesuatu setelah merapalkannya tapi setelah itu tidak terjadi apapun.

"Kenapa aku tidak bisa melakukannya Feera?" tanya Flow sambil menunjukkan dirinya yang tidak mengeluarkan sebuah sihir setelah merapal,

"Aku tidak tahu, tadi aku jelas merasakan aliran manamu berubah seperti akan berhasil. Seharusnya tidak seperti ini." Jelas Feera yang tampaknya kebingungan dengan hasil tersebut.

Kemudian, Flow tidak putus semangat dan tidak menyerah. Ia meneruskan latihannya dan mencoba merapalkan mantra berkali – kali. Waktu sudah berlalu cukup lama, Flow tidak kunjung menciptakan sebuah sihir satupun.

Feera yang memperhatikan mencoba meyakinkan Flow, dan menyarankannya untuk kembali dan beristirahat.

"Flow, sekarang sudah sore. Ayo kita istirahat saja. Tenangkan dirimu, aku yakin kamu akan segera bisa melakukannya." Sarannya,

"Tidak Feera, kamu boleh istirahat duluan. Aku akan menyusul nanti." Flow menolak untuk kembali lebih awal,

"Baiklah, jangan memaksakan dirimu." Feera tidak memaksa setlah melihat tekad yang ditunjukkan Flow,

Aku tidak boleh menyerah untuk melakukan ini sampai aku bisa membuat sesuatu. Kemudian, aku menyadari salah satu cara bahwa sihir mungkin akan aku peroleh dari sistem milikku. Aku akan berhenti merapalkan mantra. Aku harus memikirkan konsep sihir dan elemen – elemen dasar.

Dan suara itu kembali memberikan sebuah Skill baru padaku,

[ New Skill ] – Imaginasi diperoleh.

Imaginasi? Sebelumnya aku sama sekali tidak bisa membuat sihir dengan rapalan mantra. Tapi saat ini hanya dengan berimaginasi aku bisa menggunakan sihir?

"Haha, aku benar – benar bisa gila!"