Bab 4
Hari keempat di pulau
Di hari keempat, aku juga melakukan persiapan seperti biasa setelah bangun tidur. Namun, hari ini aku tidak fokus berburu karena persenjataan milikku mulai tidak ampuh melawan monster yang lebih kuat.
Aku berasumsi pulau ini masih memiliki monster yang lebih kuat dari monster yang pernah aku temui. Jadi, aku akan fokus mengumpulkan bahan – bahan untuk membuat persenjataan. Selain itu, aku juga bisa melakukannya sambil berburu.
Setelah masuk ke hutan beberapa lama kemudian, Paul menemukan tempat yang cocok. Tempat itu memiliki banyak pohon yang terlihat bisa dijadikan sebuah tombak dan banyak batu lumayan besar untuk diukir dan dijadikan benda tajam.
Aku akan memotong beberapa pohon dan mengumpulkan batu yang sekiranya bisa dijadikan senjata.
Saat ini, aku harus membuat senjata baru seperti pisau. Karena hanya ada batu aku harus membuatnya menjadi sebuah pisau. Harus teliti dan berhati – hati dalam mengukir batu ini menjadi benda tajam walaupun ini pertama kalinya aku melakukan ini.
...
Setelah mengukir batu – batu itu sedemikian rupa dan terbentuklah sebuah pisau kecil dari batu.
[ Success ] – Anda berhasil membuat pisau dari batu.
[ New Skill ] – Kreatif berhasil diperoleh.
Paul berhasil membuat pisau serta memperoleh skill baru sebagai imbalan Paul mampu membuat berbagai senjata dari bahan dari jenis bahan yang sama.
...
Ternyata, pemberitahuan juga muncul saat aku berhasil membuat sesuatu seperti ini. Skill "Kreatif" yang baru saja aku peroleh terlalu singkat namanya dan tidak terlalu spesifik, membuatku tidak mengerti batas dari skill yang baru aku peroleh.
Tidak banyak berfikir lagi, Paul mencoba melakukan sesuatu untuk mengukur skill seperti apa yang ia peroleh. Ia mulai mengambil batu yang lumayan besar dan mulai mengukirnya. Ia bermaksud membuat sebuah pedang dengan itu.
[ Success ] – Anda berhasil membuat pedang dari batu.
Jadi seperti ini fungsi dari skill yang baru saja aku peroleh. Skill ini mampu membantuku dan mempermudah aku membuat sesuatu.
[ Level Up ]
[ Level Up ]
Paul sudah sedikit mengerti tentang skill yang ia miliki dan mencoba memanfaatkannya sebaik mungkin.
Hari ini ia hanya sedikit meningkatkan levelnya karena, ia berfokus pada persenjataan dan mencoba mengurangi bertemu dengan monster. Ia juga sudah mengerti sedikit tentang pengalaman (Exp) yang didapat dengan membunuh monster akan menjadi lebih rendah jika monster tersebut memiliki level yang lebih rendah.
Paul segera kembali ke pantai dan berkomitmen untuk terus menjadi lebih kuat. Agar bisa keluar dari pulau dengan cara apapun.
...
***
Hari kelima di pulau dan seterusnya
Sehingga 3 bulan kemudian...
Saat Paul baru saja telah mengalahkan puluhan Orc tiba – tiba saja muncul gerombolan Griffin lagi mencoba menyerangnya dari langit dengan kecepatan tinggi.
[ Alert ] – Griffin mendekat!!!
[ Level 88 ] - Griffin
[ Level 84 ] - Griffin
[ Level 80 ] - Griffin
[ Level 90 ] - Griffin
Aku melihat segerombolan Griffin terbang ke arah aku berada berniat membunuhku.
Salah satu burung jadi – jadian itu berhasil memberikan satu serangan yang membuat Paul sedikit terpental ke sebuah batu. Namun, Paul berhasil menyerang balik yang membuat burung yang menerkamnya itu mati.
Tersisa tiga dari mereka yang akan menyerangku secara bergantian. Selain itu, aku harus mewaspadai ekor yang seperti milik kalajengking dan sangat beracun.
Lalu, Paul mundur sedikit mengambil ancang – ancang dan, WUSHH!!!
Crack! Slash! Bruk!
Serangan itu berhasil menumbangkan satu ekor lagi yang terpotong menjadi tiga bagian jatuh ke tanah, kepala dan dua sayapnya.
Monster itu seperti mengerti tidak dapat mengalahkannya sendirian dan mulai menyerangnya secara bersamaan. Paul sangat tenang dan dapat mengendalikan suasana pertarungan. Ia menghindari semua serangan yang dilancarkan.
Mereka bekerjasama dan mencoba menyerang dari dua arah yang berbeda depan dan belakang. Namun, lompatan yang sedikit lebih cepat dari mereka berhasil bertabrakan sesuai rencananya.
Dengan itu memberikan kesempatan untuk Paul melancarkan serangan telak, Crack!!! Scrash!!! Menghancurkan kedua monster itu bersamaan dengan semua senjata yang Paul miliki.
Selama ini aku terus berburu monster dari yang terlemah sampai yang terkuat.
[ Kill ] – Griffin telah terbunuh
[ Kill ] – Griffin telah terbunuh
[ Kill ] – Griffin telah terbunuh
[ Kill ] – Griffin telah terbunuh
[ Level Up ]
[ New Tittle ] – Penakluk Pulau didapatkan
Aku hanya naik satu level dan mendapatkan julukan baru sebagai penakluk pulau. Hal itu berarti aku telah berhasil menaklukan pulau ini.
[ Status ] – Membuka status
Level : 177
Strenght : 76 (+130)
Intelligence : 76 (+130)
Agylity : 76 (+130)
Vitallity : 76 (+130)
Sensitivity : 76 (+130)
Job : ???
Tittle : Penakluk Pulau
***
Setelah membunuh banyak monster seperti, Goblin, Orc, Wolfbeast, Bearbeast, Wolfleak, Giant, Griffin, dan lain – lain.
Paul merasa sudah cukup dengan perburuannya karena melihat bukti telah melawan empat Griffin barusan membuatnya sadar levelnya tidak akan bisa meningkat lagi.
Aku harus segera pergi dari sini dan segera mengetahui caranya. Aku akan mencobanya dahulu sebelum aku melakukannya aku tidak akan pernah tahu.
---
Setelah mendapatkan kebuntuan ia merasa beristirahat sebentar dan,
[ Alert ] – Wyvern mendekat!!!
"Wyv... Apa?"
Setahuku Wyvern adalah makhluk yang menyerupai naga dan terbilang sangat langka, Wyvern juga sama langkanya. Dan di dunia ini aku bisa bertemu dengan makhluk legendaris itu.
[ Level 108 ] – Wyvern
Levelnya sangat tinggi tapi dia tidak sebanding dengan aku.
[ Contract Submission ] – Wyvern meminta sebuah kontrak
Sepertinya, aku tidak sia – sia pernah bermain game dan mengetahui bahwa Wyvern merupakan makhluk yang lebih cerdas dari monster lainnya. Hanya saja, aku tidak menyangka ia lebih pintar untuk membuat sebuah kontrak dibandingkan harus lari dariku karena merasakan dirinya lebih lemah.
Aku akan menerima kontrak yang dia ajukan, karena hal itu dapat membuatku lepas dari salah satu masalah yang sedang aku alami dan bisa keluar dengan terbang bersamanya.
Saat ini kami langsung terbang dengan tujuan keluar dari pulau yang telah aku taklukan barusan. Seperti seakan Wyvern ini mengerti apa yang aku pikirkan.
---
Tiba – tiba setelah aku menerimanya muncul suara asing yang lain langsung ke dalam pikiranku.
"Tuan"
"Suara apa itu barusan?" aku membalasnya tanpa mengetahui siapa yang berbicara dengan wajah terheran – heran.
"Ini aku tuan, Wyvern yang telah membuat kontrak denganmu barusan" Wyvern itu benar – benar bicara kepadaku menggunakan telepati.
Aku terkejut ternyata di dunia ini bisa menggunakan telepati dengan monster jika membuat sebuah kontrak. Aku harus tenang dan mulai terbiasa dengan dunia baru ini.
Paul mencoba mengubah namanya menjadi Flow Renn saat memperkenalkan diri. Ia merasa itu adalah nama yang keren dan cocok untuk dunia baru yang ia tinggali saat ini.
"Namaku Flow Renn, kamu bisa memanggilku Flow. Sebenarnya apa alasan kamu tiba – tiba meminta sebuah kontrak padaku padahal melarikan diri adalah hal yang paling tepat untukmu."
"Baik tuan Flow, aku akan mengingatnya. Aku akan menceritakan apa yang sebenarnya aku lakukan tuan."
---
Di sisi lain...
Aku adalah seekor Wyvern yang menjaga pulau ini sudah hampir 200 tahun hanya untuk menunggu ramalan itu. Namun, hari ini aku merasakan sebuah kehadiran besar yang sangat bersih dan menenangkan.
Apakah itu adalah ramalannya? Tapi orang itu terasa sangat lemah dari yang diceritakan. Sepertinya, aku harus menunggu lagi beberapa saat.
Disaat aku menunggu, ternyata mana yang orang itu miliki semakin besar setiap berhasil membunuh beberapa monster. Hanya saja, mana yang aku rasakan tidak menakutkan seperti beberapa petualang biasanya.
Walaupun ini berbeda dengan ramalan yang aku dengar aku memutuskan untuk mengikuti orang itu karena sangat menarik dan sudah lama aku tidak bersemangat seperti saat ini.
Saat sudah semakin dekat mana yang kurasakan dari orang itu semakin terasa kuat dan menenangkan. Aku sadar kalau aku bukan tandingan orang itu dan berusaha memohon sebuah ikatan kontrak.
---
"Kamu memang sangat pintar! Padahal banyak monster lemah yang berani menyerangku. Kulihat kamu tidak selemah mereka. Baiklah, aku akan bercerita mengapa aku bisa berada di pulau itu."
Setelah itu aku menceritakan diriku adalah seorang bocah SMA yang mengalami kecelakaan dan berbagai kesialan setelah sampai di dunia baru ini serta bertahan hidup sendiri dan menjadi lebih kuat dalam beberapa waktu.
"Jadi begitu, aku mengerti tuan. Aku tidak salah memilih majikan untuk aku ikuti."
Aku sangat bingung bagaimana memanggil Wyvern itu, apakah dia memiliki nama aku akan menanyakannya.
"Ngomong – ngomong, apakah kamu memiliki sebuah nama, atau aku harus memberikanmu sebuah nama untukmu seperti di film – film fantasy yang pernah aku tonton?"
"Aku akan merasa terhormat jika kau memberiku sebuah nama."
"Lens! Kurasa aku akan memberikanmu nama itu. Kuharap kau menyukainya!"
Wyvern ini tiba – tiba berputar – putar tidak jelas setelah aku berikan sebuah nama, dan itu membuatku berpikir dia senang mendapatkan nama itu.
"Lens! Kamu boleh senang, tapi itu bisa membuatku jatuh! Ayo, kita harus segera sebuah desa atau kota terdekat."
"Hahaha, maafkan aku tuan. Aku terlalu senang untuk menerima sebuah nama dari tuanku. Aku akan mengantarmu kemanapun tuan ingin pergi."
Setelah itu mereka kembali ke jalur terbangnya dan menuju sebuah tempat.