"Namaku Kaien Leones, mulai hari ini aku akan menjadi wali kelas kalian," guru berkacamata oval itu tersenyum kearah para siswa Espoir yang sengaja ia kumpulkan di aula Dorm Espoir
"benarkah yang dia ucapkan itu ?"
"dia kan wali kelas BlackSword"
"apa dia galak ?"
"apakah semua akan baik-baik saja"
para siswa nampak khawatir dan meragukan Kaien, tentu saja karena sebelumnya mereka hanya mengenal Kaien dari desas desus yang beredar saja.
Kaien dulunya seorang Wali kelas BlackSword, dulu ia terkenal sangat sadis dan licik, namun entah mengapa ditahun ajaran sekarang ia terlihat lebih kalem dan murah senyum.
"aku tau kalian khawatir, tapi percayalah...
aku pasti akan merubah Dorm yang mereka anggap lemah ini menjadi Dorm terkuat di Aeros" ucapannya dingin namun tegas membuat semua orang yang mendengarnya hanya bisa menelan Saliva.
"jika kalian ingin perubahan, maka turuti lah semua perintahku."
***
Seminggu sebelum sekolah dimulai. Para siswa-siswi Dorm Espoir nampak sibuk, yang wanita sibuk memasak didapur, sementara yang pria sibuk menebang pohon disekitar hutan Espoir.
"hei, jangan bermalas-malasan !" teriak para senior Espoir yang nampak sangat bersemangat menebang dan mengumpulkan kayu-kayu.
"baik kakak senior !"
Seifer yang seorang junior pun mau tidak mau harus menuruti perintah para seniornya. Ditengah para Siswa yang sedang sibuk kesana kemari, nampak Kaien yang sedang bertugas menjadi seorang mandor proyek itu. sesekali guru yang terlihat bijaksana itu memberi semangat kepada para muridnya.
Kaien memang baru 2 hari menjadi seorang Wali kelas di Espoir, namun ia bertekad untuk merevolusi Dorm Espoir. Langkah awalnya adalah memanfaatkan lahan yang cukup luas Dorm tersebut dijadikan sebagai tempat latihan para siswa.
Kayu-kayu itu berhasil dikumpulkan cukup banyak. Kaien tersenyum puas melihat kinerja para muridnya.
Para Siswa terlihat kelelahan dan langsung menjatuhkan diri ketanah. Kaien hanya tersenyum melihat hal itu, lalu ia menggerakkan telunjuk jarinya perlahan menunjuk kayu yang berhasil dikumpulkan oleh para siswanya.
"Constructio!" Ucap Kaien merapal sebuah mantera sihir, seketika diantara kumpulan kayu ada 2 potong Kayu yang paling panjang menyala dan melayang keudara.
kayu-kayu itu bercahaya lalu berubah menjadi 2 meja makan yang panjang cukup untuk 50 orang tiap kayunya.
"Constructio!" ucap Kaien lagi menunjuk salah satu lagi kayu yang masih tergeletak belum diolah, kayu itu melayang dan bercahaya hebat. Seketika kayu panjang itu berubah menjadi seratus kursi kecil yang berjejer diantara 2 meja makan panjang yang tadi dibuat.
para siswa terlihat takjub melihat hal itu.
"nah ! sekarang saatnya makan siang !" Kaien berteriak gembira sambil menepuk tangannya sekali.
muncullah para siswi Espoir termasuk Michie menghidangkan masakan mereka di meja raksasa yang telah dibuat Kaien.
para siswi memasak hidangan yang beraneka ragam.
ada kare ayam, nasi bumbu pedas, sop sayur, daging ayam bumbu manis, minuman manis rasa buah mangga blueberry, dan masih banyak lagi.
para siswa takjub dan tak sabar untuk segera melahap masakan para siswi Espoir.
"sebelum kita kembali bekerja ayo kita makan siang terlebih dahulu, jangan sungkan !!" para siswa-siswi nampak gembira. Mereka makan bersama sambil berbincang-bincang ringan.
Seifer kebetulan duduk disamping Michie, mereka nampak canggung tidak seperti biasanya.
"se-selamat makan" ucap Seifer kearah Michie, Michie hanya mengangguk sambik tersenyum malu.
"semoga enak" ucap Michie pelan, Seifer tanpa ragu melahap nasi dicampur kare ayam itu dengan satu suapan, ia terkejut dengan rasa yang begitu lezat.
"enak !" Seifer langsung dengan cepatnya mengambil porsi lagi tidak mau kehabisan karena siswa yang lain pun nampak menikmati masakan para siswi.
"syukurlah" Michie dan para siswi yang lain pun nampak senang melihat para siswa melahap habis masakan mereka.
***
setelah selesai makan, Kaien membagi tugas para Espoir. siswa yang berjumlah 56 orang dibagi menjadi 2 kelompok, satu kelompok ditugaskan untuk mencangkul tanah agar dikemudian hari bisa digunakan untuk bertani, sementara satu kelompok lagi ditugaskan untuk mencari bahan makanan seperti ikan dan buah-buahan di hutan.
lalu untuk para siswi yang berjumlah 39 orang ditugaskan untuk bersih-bersih sekitar wilayah dorm mereka.
mereka nampak antusias karena sepertinya ditahun sebelumnya belum pernah mereka merasakan sesuatu yang kompak seperti sekarang ini.
tahun lalu wali kelas mereka nampak acuh tak acuh menelantarkan anak didiknya, sehingga membuat kondisi mereka menyedihkan.
tidak ada makan bersama, tidak ada pembagian tugas merawat Dorm sehingga prestasi mereka pun selalu menjadi yang terburuk diantara 3 Dorm lainnya.
Seifer nampak bersemangat mencangkul lahan kosong itu, sesekali ia mengusap keringat didahinya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"kau sangat bersemangat ya, Pahlawan Espoir" sapa seseorang kearah Seifer yang masih mencangkul. Seifer menoleh kearah sumber suara.
matanya menangkap sosok pemuda seumurannya yang terlihat sedikit lebih tinggi darinya, rambutnya yang hitam disisir rapih kebelakang seperti kain sutra seakan pemuda itu adalah orang yang disiplin dan canggung. Matanya berwarna merah seperti darah nampak indah dan keren untuk dipandang.
"maaf tiba-tiba saja berkata seperti itu" pemuda itu nampak mengusap tangannya yang kotor kecelana nya yang sudah lusuh karena berkerja di ladang lalu dengan sedikit ragu menyodorkannya kearah Seifer
"Aknadin" ucap pemuda itu memperkenalkan namanya
"Seifer Hyral" Seifer membalas uluran tangannya, mereka berdua saling bersalaman
"hanya itu namamu ?"
"aku seorang yatim piatu, nama ini aku dapat dari pengasuhku di desa"
"maaf aku tidak bermaksud menyinggung"
"tidak apa-apa"
"maukah kau menjadi temanku, Seifer?"
"tentu saja!"
***
hari sudah memasuki sore hari
para siswa nampak kelelahan namun mereka nampak senang dengan apa yang telah mereka kerjakan hari ini
"untuk hari ini sepertinya cukup, silahkan kembali kekamar kalian masing-masing untuk membersihkan badan. Nanti jam 7 malam kita akan makan malam bersama. Tolong kumpulkan bahan makanan yang kalian kumpulkan tadi siang di meja makan ini!"
'baik pak guru Kaien !" teriak seluruh Espoir, mereka pun berbondong-bondong berjalan menuju kamar mereka masing-masing
ada waktu 2 jam lagi untuk makan malam
Kaien hanya tersenyum menyaksikan pemandangan tersebut, lalu setelah semua masuk ke kamar mereka masing-masing, Kaien pun beraksi.
"saatnya membuat mereka kejutan" Kaien mengangkat tangannya dan bersinar lah kedua telapak tangannya ke angkasa.
***
Seifer telah selesai membersihkan diri, ia mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuknya
kini ia menggunakan setelan baju piyama berwarna putih bercorak garis-garis biru muda
Seifer duduk di kursi meja belajar yang terletak disamping kasurnya
"Waaaahhh kereeennn !!!" terdengar suara para siswa dari luar, Seifer beranjak dari kursinya dan langsung menoleh keluar jendela
betapa terkejutnya Seifer ketika melihat sebuah gedung megah terbuat dari kayu di depan matanya
"sejak kapan gedung itu ada !!??" teriak Seifer takjub
diluar sana Kaien nampak dengan bangga memperlihatkan gedung seperti koloseum berbentuk kotak yang telah ia buat menggunakan sihirnya
"latihan untuk menjadi lebih kuat baru akan dimulai !!"