Chereads / Mang udin / Chapter 11 - Tidak ada Harapan

Chapter 11 - Tidak ada Harapan

32 Aquarius 1900

"Naga itu besar sekali !!"

"naga itu bernama Ragnatalos. Satu dari 12 Satan" Seifer beranjak dibantu oleh pedangnya. Ia menoleh ke langit memandang tajam naga  berukuran 50 meter itu

Ke Empat Knightmage itu bersiap menyerang sang Naga. sementara itu Aknadin hanya diam memperhatikan ke Empat Knightmage

"Ragnatalos, habisi mereka!" Aknadin menunjuk ke empat Knightmage itu dengan santai

Naga itu menggaung kencang seraya melebarkan sayapnya yang berukuran 20 meter. Hembusan angin kencang disertai aura menakutkan menyebar keseluruh penjuru Aeros

Felix langsung mengeluarkan sihir  2 gerbang dimensi berbentuk lingkaran berdiameter 4 meter. yang satu berada didepan mereka dan yang satu lagi melayang di angkasa tepatnya diatas kepala Ragnatalos.

Keempat Knightmage itu berlari masuk kedalam gerbang Dimensi sambil bersiap melancarkan sebuah serangan kejutan

hanya dalam sepersekian detik mereka masuk kedalam gerbang yang bawah, mereka sudah ada di Angkasa  keluar dari gerbang satunya meluncur kearah kepala Ragnatalos

Gaiki dengan tombak Petirnya, Onyx dengan pedang Es nya, lalu Felix dengan dua  pedang yang diselimuti Kegelapan dan api hitam, sementara Seifer dengan pedang berselimut Cahaya menerjang Kepala Ragnatalos

mereka berempat berteriak seraya bersiap menghajar sang naga dengan segenap kemampuan yang ada

*DUARRRRR !!!! Serangan keempat Orang itu berhasil mengenai Ragnatalos sangat keras

namun yang dirasakan Naga itu hanya geli saja, kepalanya ia gerakkan kekiri dan kekanan berusaha mengusir keempat musuhnya yang kini menancapkan senjata mereka masing-masing dikepala sang Naga

Ragnatalos yang kesal lalu terbang lebih tinggi ke Angkasa membuat Seifer dan kawan-kawan terlepas dari kepala sang naga dan terjun bebas kebawah

Sang Naga mengeluarkan bola api raksasa yang langsung mengarah pada Seifer dan yang lainnya yang masih melayang diudara

"ini buruk, tidaaakk !!!" Teriak Gaiki panik melihat bola api semakin mendekat kearah mereka

"tidak akan kubiarkan !!" Seifer mengeluarkan Simbol sihir dipijakan kakinya sehingga ia bisa melompat lagi keudara dan bersiap menebas api itu, gerakan itu diikuti ketiga temannya

"tidak ada cara lain selain menebas api itu !" Onyx memperkuat pedang Es nya seraya berteriak "Frozen Hell !!!"

Seifer setuju, kini matanya yang semula berwarna Biru tergantikan dengan mata abunya yang kehitaman, pedangnya yang semula berwarna putih berubah menjadi hitam pekat seakan ditelan kegelapan. "Diablo" ucapnya pelan seraya mengayunkan pedangnya. Dengan perlahan muncul dimensi lain dari ayunan pedang Seifer, dan muncul  kilatan cahaya dilapisi kegelapan melesat menuju api raksasa tersebut.

Gaiki melapisi seluruh tubuhnya dengan kilatan petir yang menyambar-nyambar. ia putar Tombaknya dengan cepat sehingga kilatan petir terus mengalir keseluruh tubuh ya "Thunder Flash !" seketika tembakan petir muncul dari putaran Tombak Gaiki dan melesat kearah bola api raksasa didepannya

Felix menggabungkan kedua pedangnya menjadi sebuah pedang berukuran besar berwarna hitam kemerahan. Dengan sekuat tenaga ia mengangkat pedangnya keatas seraya berteriak "Eternal Flame !!" ia ayunkan pedangnya sekuat tenaga dan muncullah Api berwarna hitam melesat kearah Bola api raksasa yang ditembakkan Ragnatalos

*BLEGARRRR  keempat orang itu menyerang api raksasa yang mengarah pada mereka, kini api raksasa itu terbelah beberapa bagian dan seakan  berubah menjadi hujan api yang langsung menerjang pulau Aeros secara acak

keempat orang yang masih melayang diudara itu nampak takjub sekaligus merinding menyaksikan pemandangan mengerikan tersebut, kini daratan itu sudah berubah menjadi lautan api.

"teman-teman aku punya ide, sebelum kita benar-benar jatuh ketanah, lebih baik kita panggil sapu terbang kita !" Gaiki nampak sudah panik jarak dirinya dan Tanah semakin lama semakin mendekat

*PIWIIT !!  Keempat orang itu bersiul bersamaan dan dari kejauhan melesat empat sapu terbang kearah mereka yang langsung mereka raih dan tunggangi seperti kuda

"terima kasih sudah mengingatkan" ucap Onyx

"kau ini pintar juga ya" Ejek Felix tanpa menoleh sedikitpun kearah pemuda berambut Spikey tersebut, Gaiki nampak kesal sementara ke dua temannya hanya tertawa

"sekarang bagaimana caranya mengalahkan monster itu ?" Gaiki menoleh keangkasa memperhatikan sang Naga yang sedang mengumpulkan sejumlah energi di mulutnya yang lebar

"kalau begini terus, Aeros akan dibumi hanguskan oleh kadal sialan itu!" Gaiki semakin panik

"Seifer apa kau punya ide !" Teriak Onyx dan Gaiki hampir bersamaan

"sebaiknya kalian tanya pada orang terkuat disini, bagaimana menurutmu wahai siswa BlackSword yang agung !?" ejek Seifer kehabisan ide.

Felix menggelengkan kepalanya karena sekalipun ia disebut seorang yang jenius dalam pertarungan, ia belum pernah melawan makhluk segila ini, level lawannya itu jauh diatas rata-rata "cih, sepertinya kau tidak punya ide sama sekali" Seifer meneteskan keringat dingin menyadari mata Diablonya sudah tidak aktif lagi

mereka berempat sudah melancarkan serangan penghabisan ketika mencegah bola api raksasa itu mencoba menyerang mereka

Mungkin satu-satunya cara untuk mengalahkan Naga itu adalah dengan Aquarius-mu...Michie

***

7 Pisces 1899

Espoir nampak sibuk dengan instruksi demi Instruksi yang dibuat oleh Kaien sang Wali kelas.

tingkat 2 dan tingkat 3 diperintahkan Kaien untuk mengasah kembali pelajaran yang sudah mereka lalui selama belajar di Akademi

sementara untuk tingkat 1, dikumpulkannya di Aula latihan yang baru dibuat Kaien kemarin

kini guru itu sedang memegang sebuah Sapu, para siswa nampak penasaran apa yang akan dilakukannya.

"jika kalian seorang Knightmage, kalian wajib menguasai sihir sapu terbang" tentu saja ! jarak antara Dorm dan Kastil Aeros sekitar 5 KM. Mana mungkin mereka bersekolah sejauh itu dengan berjalan kaki saja.

Sapu terbang adalah kendaraan yang sangat praktis, benda itu bisa melayang terbang dengan kecepatan yang cukup tinggi. mungkin bisa membawa mereka hanya dalam beberapa menit menuju sekolah

kini para Espoir tingkat satu diberikan masing-masing satu sapu terbang, Kaien menunjukkan caranya dengan merapal sebuah mantra "ride" dengan cepat sapu itu melayang kearah genggamannya

ia menunggangi sapu itu seperti seekor kuda. Kaien terbang melayang bersama sapu itu membuat para Espoir nampak terkesima

"tunggu apalagi, cobalah !" ajak Kaien sambil terus melayang berputar kesana kemari mengitari lapangan latihan

para siswa nampak antusias dan langsung mempraktekannya

ada yang langsung berhasil ada juga  yang gagal, begitu juga dengan Seifer yang berkali-kali merapal mantra namun sapu itu enggan menghampirinya.

berbeda dengan Seifer, Michie terlihat sudah mahir mengendalikan sapu terbang dan ia pun melayang kesana kemari

Seifer nampak kagum dengan Michie, kini beberapa Dari Espoir satu persatu berhasil menjinakkan sapu terbangnya

melihat hal itu membuat gelisah Seifer, ia tidak mau menjadi satu-satunya siswa yang tidak bisa menggunakan sapu terbang

terlihat Seifer sangat berusaha keras untuk mengucap mantera singkat itu, namun usahanya terus saja gagal

kini diantara para Espoir, hanya Seifer seorang diri yang belum bisa menaiki Sapu terbangnya

"ada apa denganmu Espoir nomer satu  ?" ejek salah satu murid Espoir, sepertinya para Espoir masih kesal dengan sikap arogan Seifer ketika berhasil menghajar mereka tempo hari.

Seifer nampak kesal dan heran kenapa hanya dirinya saja yang tidak bisa mengendalikan sapu terbang.

melihat hal itu, Michie nampak khawatir dan kasian pada Seifer

jika begini terus aku harus berjalan kaki saat nanti ke sekolah