Nyonya Sarah langsung merogoh sesuatu dari dalam tas kulit yang ia pakai dengan terburu-buru. Selanjutnya, sebuah amplop besar ia keluarkan. Nyonya Sarah menarik tangan Airin dan menyerahkan amplop itu pada Airin.
Airin cukup tersentak. Apalagi saat merasakan betapa tebalnya amplop itu.
"Ambillah ini, Sayang. Ini untuk biaya hidupmu dengan Indra. Kalian bisa tinggal di apartemen yang sudah Mama tuliskan alamatnya di dalam amplop. Dan juga ... kartu ATM milik Mama. Karena Mama tau kartu ATM milik Indra semuanya diblokir, Mama mohon tolong jaga Indra, ya,?" Nyonya Sarah menatap Airin penuh harap.
Airin terhenyak. Gadis itu menatap Nyonya Sarah dengan tercekat. Entah mengapa, ada rasa terharu sekaligus pedih yang Airin rasakan sekarang. Maniknya mulai berkaca-kaca. Nyonya Sarah sangat menyayangi Indra. "Mama ... tanpa Mama pinta pun, Airin akan menjaga Pak Indra. Mama bisa bertemu dengannya, Airin—"