"Mas Umar?"
Habib segera turun dan mengelilingi mobil untuk sampai di sisi kiri kendaraan roda empat itu. Dia berdiri tepat di samping Farida setelah membukakan pintu untuk wanita itu. Sama halnya dengan Farida, Habib juga tidak kalah terkejut.
Bahkan yang lebih membuat Habib kaget adalah aku yang berdiri berhadapan dengan Umar, meski lelaki yang di hadapanku ini tidak mau memandangku sama sekali. Dia hanya memandang ke arah Habib, lalu mengalihkan pandangan ke bawah dan diam.
"Ada keperluan apa kamu kesini?" tanya Habib menarik tanganku agar berdiri sedikit jauh dari Umar.
"Assalamu'alaikum, apa kabar, Bib? Lama tidak bertemu," sapa Umar begitu ramah.
"Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah, aku baik. Kelihatannya kamu juga baik, syukurlah kalau begitu," balas Habib pula.