"Oh, jadi Azka yang mengundang ammun Umar ke rumah ini?" tanya bunda dengan senyuman lebar di wajahnya.
"Iya, Nek! Azka rindu pada ammun Umar, dia selalu saja menghindar ketika Azka ajak pulang ke rumah, padahal kita bisa bermain banyak permainan jika ada ammun disini," jawab Azka bersemangat.
Semua orang tampak berbincang hangat di meja makan, bahkan bunda yang kelihatan selalu judes pun malam ini terlihat lebih ceria dari pada biasanya. Aku tidak mengerti karena apa dia bisa sampai seperti itu, yang jelas dia kelihatan begitu bahagia.
Aku dan Mira lebih sibuk memindahkan makanan dari dapur ke meja makan dari pada mengurusi percakapan mereka. Tapi mata ini jelas tak lepas dari pandangan Farida yang duduk berhadapan dengan Umar.
Di sampingnya ada Habib, sementara di samping Umar ada Azka yang duduk sudah sejak tadi. Bocah itu kelihatan begitu bersemangat, karena setelah sekian lama dia akhirnya bisa kembali merasakan yang namanya makan malam keluarga.