Bab 326
Pemuda itu berusaha merogoh dompetnya si ibu yang kebetulan terbuka.
"Copet! Awas ada copet!" teriakku.
Semua mata melihat padaku, aku pun menunjuk pada pemuda itu yang hampir berhasil mengambil dompet si ibu bergamis biru itu.
Merasa aksinya ketahuan, dia pun kabur dengan berlari secepat kilat. Beberapa pria yang berada di situ berusaha mengejarnya, sementara ibu tadi tersandar ke meja penjual sembako.
Mungkin dia merasa kaget sampai lemas begitu.
"Ibu gak apa-apa? Untung saja ada yang melihat, ya."
"Iya, di sini memang banyak copet yang beraksi, Bu. Kita harus hati-hati!"
Dua ibu yang berdiri di sampingnya ikut berbicara. Aku mendekati ibu tadi, yang ternyata lebih tua dari mamaku. Mungkin lebih pantas kalau aku memanggilnya Oma.
"Oma, gak apa-apa, kan? Kalau ada yang sakit biar di antar ke klinik di depan pasar," tanyaku padanya.