"Kirana, kamu mau menjadi Ibu sambungnya Maisya?" tanya Anindya tanpa jeda.
Kirana dan Karin terkejut bukan main saat mendengar permintaan itu.
Mungkinkah seorang perempuan harus mengulang luka yang sama? Namun, sekarang dengan dasar alasan yang berbeda. Bukankah hampir mirip-mirip saja?
Seluruh dunia seperti meneriaki Kirana dengan kata bodoh jika nuraninya meminta untuk menerima.
"Karena harapan satu-satunya hanya kamu," imbuhnya.
Tersadar dari ketercekatannya, Kirana kembali memandang Anindya yang menatapnya tanpa dosa. Penuh permohonan dengan tampang begitu minat untuk menjadikan Kirana sebagai menantunya dalam kali kedua.
"Ma, semua tidak semudah itu," jawab Kirana dengan tenang.
"Kamu bisa menganggapnya sebagai anak sendiri. Kamu begitu menyayanginya, bukan?"