"Yum, tolong datang ke Hotel Permata Safir 1 jam lagi, ya. Ada sesuatu hal yang harus kubicarakan. Sangat penting! Jadi Kamu harus datang tepat waktu, jangan sampai tidak," kata Andra melalui pesan yang dikirimnya ke ponselku.
Aku mencoba menelponnya setelah kuterima pesan tersebut, tapi dia tidak mengangkatnya satu kali pun. Setelah keberangkatan Dito ke Belanda, dia selalu menghubungiku hampir setiap hari. Meskipun hanya melalui obrolan di ponsel, tapi aku selalu merespon dengan membalas pesan-pesan darinya.
Aku bersiap untuk berangkat ke hotel sesuai permintaan Andra. Sebenarnya perasaanku tidak enak, tapi aku yakin, dia tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh padaku meskipun aku datang sendirian sekalipun.