Manusia menyebalkan itu bernama Michael Putra Prasojo!
Ayu Saraswati terus mengumpat di dalam hati. Dalam sepanjang perjalanan dari Nice menuju Paris, memalingkan wajah tak ingin berkata apapun dengan pria yang sangat mengesalkannya.
"Kau marah padaku?"
"Untuk apa? Karena kata-kataku pasti sudah benar!"
"Ya dan tidak. Veronica memang beberapa kali ikut bersamaku berlibur atau berbisnis, tapi bukan di pesawat ini. Dan jet pribadi baru ini milik Marc Maretta, sepupuku yang paling brengsek lebih jutawan dari diriku, kau sudah lihat sendiri kemarin, Villa Saint Tropez itu milik Uncle Maretta, kakak ibuku!"
"Aku tidak peduli!"
Begitulah. Mengapa Michael harus terus berbohong tentang sebagian dirinya. Ayu tak akan percaya, dan tak mau peduli. Ia malah memilih mengikuti penerbangan komersial, daripada pesawat pribadi miliknya. Wanita ajaib!
Semua wanita menyukai kemewahan, keindahan, kekayaan. Namun Ayu Saraswati tidak mencari semua dari itu. Mantan istrinya suka keindahan alam, daripada harta miliknya.
Yang ia dengar dari Daddy Prasojo, keluarga Brotoseno termasuk kalangan atas, tapi penampilan Ayu begitu sederhana. Wanita itu tak bahagia di dalamnya.
Buktinya Ayu Saraswati pun pergi meninggalkan rumah adik ayahnya yang megah, setelah pernikahan mereka, bukan di kediaman orang tuanya sendiri. Melahirkan putranya Alex di tempat lain.
Michael mencoba mengingat lagi wajah paman dari Ayu Saraswati.
Ia pernah melihat saat di pesta pernikahan kolega yang sama. Namun tak ingat siapa yang pernah menjadi wali dari Ayu yang menikahkan mereka.
Memorinya sedikit kabur, setelah luka trauma di kepalanya. Hal-hal kecil mendetil tentang pernikahan mereka, separuhnya seperti hilang dibawa angin topan.
"Aku tak ingin mengingat tentang wanita jalang itu lagi. Semua telah selesai usai pesta pernikahan yang menggemparkan itu!"
"Veronica tak pernah menghubungimu lagi?"
"Sering! Tapi semua sudah berlalu, semua aset yang pernah aku berikan ditarik oleh Sebastian dan Alano. Mereka berdua mengurus sekarang. Aku terlalu sibuk berbisnis di luar negeri."
"Lalu untuk apa kau ingin mengasuh Alex jika kau sendiri sibuk keliling dunia!"
"Jika Alex memang putraku, aku tak akan sesibuk ini lagi. Marc akan membantuku, ia pasti senang melatih dirinya menjadi pria tangguh di Italia nanti."
"No way! Aku lihat banyak pengawal bersenjata di Villa Saint Tropez, begitu pun tadi di Nice. Kalian semua manusia berbahaya bagi putraku, jangan pernah kau atau sepupu brengsekmu itu mengajari apapun yang akan mencelakakan Alex. Camkan itu, Michael!"
Ayu mendebat mantan suaminya begitu berapi-api. Matanya bisa melihat sekilas keluarga dari Michael terlalu garang untuk anaknya. Marc Maretta memang cukup sopan di depannya, tapi di belakang jaket hitamnya menyimpan kekerasan.
Michael tak mau adu argumentasi, belum waktunya.
Informasi dari sepupunya tadi cukup mencengangkan. Dua orang asing mengikuti Michael dan Ayu usai keluar dari Villa Saint Tropez adalah pemburu bayaran!
Marc mengecek jasad penembak itu sebelumnya. Bukan orang Perancis, tapi tinggal di negara ini. Satu orang lainnya kabur meninggalkan rekannya. Dua orang pengawal Marc tidak bisa mengejarnya, lolos begitu saja.
Ia belum bisa ceritakan seluruhnya ke Ayu. Mantan istrinya akan lebih panik dan pergi dari sisinya membawa putranya lagi. Sungguh merepotkan!
"Apa kita bisa kembali seperti dulu lagi, Ra?" tanya Michael hati-hati.
Lengan Ayu terangkat, tak sengaja menyentuh lengannya. Gelisah dan gugup. Michael dapat membaca sikapnya. Tangannya menggenggam tangan mungilnya. Begitu kaku dan dingin.
Mantan istrinya langsung menarik tangannya sendiri memilih untuk bersedekap melindungi diri. "Tidak akan pernah, Michael! Aku tidak menginginkan apapun darimu, kita dapat meneruskan hidup tanpa perlu berhubungan lagi. Alex sudah membuatku bahagia. Kau tak perlu mencari kami, lanjutkan saja hidupmu sebagaimana biasanya."
Jawaban yang kejam, menyayat hati.
Michael seperti ditampar berkali-kali. Ayu begitu gigih dan kukuh pada prinsipnya, 10 tahun melawan semua kesedihan dan kekecewaan akibat luka yang ditancapkan dirinya.
Dari awal mereka memang tidak saling mencintai. Seharusnya lebih memudahkan Michael untuk terus pergi melupakan. Namun ketegaran dan keberanian wanita itu, yang membuatnya berpikir berulang kali.
Sepertinya ia menemukan sebuah cinta sejati. Tak ada orang yang mau bertahan selama 10 tahun hidup dalam kenangan, jika tidak ada sedikit pun rasa cinta di dalam hubungan mereka.
Michael hanya menanti kejujuran dari Ayu dengan kesabaran yang tinggi. Selalu berada di sisinya, mendekatinya pelan-pelan, menyusupkan kepercayaan bahwa dirinya pun sekarang telah berubah.
Lalu cinta akan menemukan jalannya. Hanya itu harapan terdalam baginya.
***
Sebastian mencoba menghubungi kakak sulungnya, Michael. Terkejut karena Ayu telah ditemukan dan sekarang berada di sampingnya, di atas jet pribadinya.
"Hey bro, bagaimana kau bisa mendapatkan mantan istrimu begitu cepat?"
"Aku tidak bisa bicara banyak, Sebastian. Pesawat akan mendarat di Paris setengah jam lagi, kami berdua butuh istirahat. Ada dua orang mengejar di Nice tadi siang, untung sepupumu Marc ada di kota ini."
"Marc Maretta? Mom pasti kesal mendengar jika kalian bersama, selalu ada saja kejadian sesudahnya!"
"Aku mengunjungi Marc di Saint Tropez, dan Rara ternyata berada di tempat yang sama. Kami menginap di Villa Uncle Maretta, kemudian berwisata bersama."
"Baguslah! Tapi kau sudah dihubungi Alano?"
"Tentang apa? Pecundang satu itu tak pernah menghubungiku selain tentang pekerjaan!"
"Mantan tunanganmu sekarang berada di Paris, sudah dicampakkan oleh mucikari Bima Mahardika. Aku bertemu di kantor, kemudian jalang itu mendatangi Alano dan berhasil mengorek keterangan soal keinginannya membalas dendam, kalian berada di kota yang sama sekarang."
"Alano masih ingin mendekati jalang itu? Otak adikku benar-benar bodoh!"
"No Michael! Aku harap itu trik Alano, bukan ingin berhubungan lagi. Kalian harus hati-hati jalang itu menjadi pendendam."
"Baiklah Sebastian, thanks untuk infonya. Sampaikan salam sayang untuk Mom dan Daddy!"
Michael mengakhiri perbincangan mereka. Sebastian mengerti kakaknya tidak puas bicara secara terbuka karena Ayu Saraswati ada di dekatnya.
Ia sudah menyampaikan soal Veronica. Namun yang paling menjengkelkan, Alano ternyata tidak menelepon Michael berhari-hari sejak bertemu jalang itu.
Saat yang sama, Alano berada di ruang keluarga. Mom dan Daddy masih duduk di sana asyik bercengkrama usai makan malam bersama.
"Alano! Kau tidak pernah menelepon kakakmu selama ini di Perancis? Katamu ingin memperingatkan Michael dari wanita jalang itu!"
"Oh sorry bro, aku lupa! Banyak pekerjaan di kantor menyibukkan pikiranku. Jadi tak sempat menghubunginya."
"Kau tak perlu mengontaknya lagi. Ayu sudah ditemukan, mereka sedang dalam perjalanan ke Paris, setelah bertemu sepupu Marc Maretta di Saint Tropez!"
Mom, Daddy dan Alano terkejut mendengarnya. Sebastian memberi tahu yang tadi Michael katakan. Ia sendiri belum jelas, bagaimana Michael bisa bertemu kemudian menginap di sana bersama Ayu.
Hatinya senang, begitu pun Mom dan Daddy. Satu persatu masalah keluarga Tuan Prasojo mulai terselesaikan. Mereka membiarkan putra sulungnya mencari solusi untuk hidupnya sendiri.
Hanya Alano kelihatan sedikit geram.
Semudah itukah Michael kembali rujuk dengan Ayu? Ia yakin bahwa mantan istri kakaknya menolak mentah-mentah. Dan Alano bisa menyusup ke dalam hati Ayu, meminta maaf dan mendapatkan perhatiannya kembali.
Ia bersiap ke Paris menemui mantan kakak iparnya. Peluangnya begitu terbuka, kesempatan kedua yang tak akan pernah terjadi padanya.
***