Chereads / THE GIFT OF LOVE / Chapter 33 - SEPUPU MARC MARETTA

Chapter 33 - SEPUPU MARC MARETTA

Ayu menarik nafasnya dalam-dalam. Ia harus mencari pekerjaan baru, menyibukkan diri dari pikirannya yang buntu tak menentu. Hasil penjualan bisnisnya diperuntukkan hanya untuk masa depan Alexander Prasetya Nugraha.

Walau Alex berada dalam pengasuhan Om dan Tantenya, bukan berarti Ayu berdiam diri tak menghasilkan uang bagi masa depan mereka. Tak selamanya ia bergantung atas kebaikan mereka.

Lambat laun Ayu harus memiliki kehidupan sendiri, menetap di satu tempat atau menikah lagi. Bibirnya mendesah keras.

Ide terakhir yang paling buruk, bukan solusi terbaik baginya. Ia tak butuh pria dewasa, jika pria kecilnya bisa membahagiakan hidupnya.

Teriakan putranya menggelegar di kediaman Om Irwan. Alex memeluk erat, dan tas sekolah masih ada tergantung dipunggungnya.

"Mama-aaa ___ Alex sudah mulai masuk sekolah international, senang bertemu kawan-kawan baru! Tapi pelajaran bahasa Perancis sulit sekali ya, duh lidahku berbelit di kelas tadi. Untung saja masih ada bahasa pengantar Inggris juga, jadi Alex masih bisa memahami apa yang dikatakan Ibu Guru tadi!"

"Alex senang tinggal di sini, sayang?"

"Hmmm ____ kalau mama senang, aku juga senang di sini. Oma Mirna dan Opa Irwan baik sekali dengan Alex. Kenapa ya Ma, harusnya Papaku sendiri mengantar dan menjemput aku ke sekolah. Memang Papa kemana, Ma?"

"Papamu ada, sayang. Kau akan bertemu dengannya, setelah tumbuh besar, dan hidupmu sukses nanti."

"Mengapa tidak sekarang saja?"

"Papamu sibuk bekerja, tinggalnya sangat jauh dari kita sekarang. Suatu saat nanti pasti bertemu lagi. Bersabar ya sayang, yuk ganti pakaianmu. Mau Mama buatkan sandwich?"

"Hmmm---- sandwich, french fries dan sausage ya Mama!"

Cup! Ciuman pipi Alex menyentuh pipinya, lalu melesat pergi ke kamarnya sendiri. Tante Mirna mengamati dari jauh. Terenyuh atas kehidupan keponakannya. Cucu Brotoseno sungguh cerdas, sopan dan lembut. Ayu sangat pintar mengurusnya.

Ia mengikuti Ayu ke dapur menyiapkan sandwich kesukaan Alex. Langkahnya terhenti di depan lemari pendingin, mengeluarkan air botol kemasan, mengambil gelas kosong untuknya.

Duduk terdiam meneguk minumannya. Matanya tetap mengawasi Ayu Saraswati, putri Brotoseno dan Nurmala. Ada beberapa pertanyaan yang ingin disampaikan ke dirinya.

"Tante Mirna mau sandwich? Aku buatkan ya, sekalian!'

"Masih kenyang Ra, tapi kalau french fries Tante mau deh! Tadi Alex semangat belajar di kelas, sempat bertemu gurunya saat menjemput. Kamu pintar Ra, mengajari anakmu, walau tanpa ayahnya juga."

"Karena keadaan, Tante! Rara ga bisa memanjakan Alex seperti anak lainnya, jadi agak sedikit keras jika meminta sesuatu, tidak bisa dituruti terus menerus."

"Pantas! Jika aku menawari sesuatu padanya, mainan baru atau apapun langsung menolak, selalu bilang harus bicara sama Mamanya dulu. Berbeda kalau anak-anak lainnya bisa meraung-raung di lantai, cuma karena permintaannya tidak dituruti!"

"Begitulah Alex, ia baru mendapatkan kenyamanan ketika Rara punya bisnis event organizer yang mulai menanjak belakangan ini. Banyak kelas menengah atas pakai jasa usaha Rara, dari mulut ke mulut mereka promosikan sendiri."

"Woah___ keren dong Ra, terus kamu apakan bisnismu sekarang?"

"Rara menjualnya Tante, seminggu lalu seseorang membeli dengan harga bagus. Asisten Anita memberi tahu, dan uangnya sudah di transfer ke Rara semua."

"Terus kamu mau usaha apa lagi di sini?"

"Bekerja saja, Tante. Uang penjualan itu untuk masa depan Alex, membiayai sekolah dan kehidupannya. Rara mau mencari uang, mungkin mendesain atau mendekor sesuatu yang sesuai bidang digeluti selama ini."

"Tapi Ra, Om dan Tantemu masih sanggup membiayai sekolah Alex. Putraku hanya satu Daniel, sudah besar dan bekerja jauh dari sini. Hanya putramu menggembirakan hidup kami berdua sekarang."

"Tidak Tante, Rara tidak ingin merepotkan lagi. Alex adalah tanggung jawab mamanya. Mungkin uang Rara tak banyak, tapi paling tidak bisa ikut mengurangi beban Om Irwan."

Tante Mirna tak ingin mendebat lagi. Keponakannya memang keras kepala jadi ia hanya bisa mengangguk saja. Sandwich, french fries dan sausage kini tersaji di atas meja makan.

Alex ikut bergabung bersama mereka menghabiskan semua yang ada. Pelajaran di sekolah barunya begitu menyita energi dan pikiran putra tampannya

Tawa senda gurau menggema. Sebuah kedamaian yang diinginkan Ayu Saraswati selama ini, yang tidak bisa ia dapatkan di keluarganya sendiri.

***

Paris tidak begitu besar, penduduknya tidak sebanyak seperti Jakarta, namun Michael belum menemukan mantan istri dan anaknya.

Ia tidak bisa bekerja dengan tenang.

Penthouse yang ditinggali, makin lama terasa horor baginya. Michael butuh kehadiran wanita itu menyemangati hidupnya lagi.

Rara, kau ada di mana! Pertanyaan itu terus menggema di alam pikirannya.

Dua minggu, seperti dua tahun lamanya. Melakukan rutinitas yang membosankan. Mengikuti pertemuan klien, menandatangani kontrak kerja sama, minum-minum bersama kolega. Lalu pulang ke penthouse, sendirian lagi.

Di beranda balkon memandangi menara Eiffel, laptopnya terbuka begitu saja dan ia tak ingin melanjutkan membalas email klien. Duduk merenung. Minuman di atas meja dan sebungkus rokok putih menemaninya.

Waktunya makin terbuang sia-sia. Rara dan Alex entah di mana. Ia harus mencari ke mana lagi!

Deringan gawainya memecah kesunyian. Matanya tajam melirik ke layar seseorang yang akrab dengan dirinya menghubungi.

Sial! Pasti Mom menelepon II Nonno Marchetti di Milan lebih dulu, menanyakan apakah ia sudah mengunjungi Opa-nya di sana. Ia masih stuck di sini!

"Bastardo - brengsek! Kenapa tidak bilang kau ada di Perancis saat ini?"

"Sorry bro, aku ada urusan penting di sini. Aku pasti mengunjungi Milan setelah ini selesai. Kau ada di mana sekarang?"

"Saint Tropez, mengecek properti Papa Maretta. Datanglah, aku tunggu kau di sini!"

"Okay, kita bertemu di tempat biasanya!"

Sepupunya Marc Maretta yang menelepon. Mafia brengsek yang senang jika ia datang ke Eropa, mengajaknya berburu para musuh keluarga dan koleganya.

Mom Catarina, adik dari Uncle Maretta. Dan Mom tahu, putra sulungnya Michael cukup berbahaya ketika kembali ke tanah kelahirannya.

Darah keturunan Sisilia mengalir di tubuh Michael dapat mengubah sifat dan emosinya, pengusaha berkedok mafia. Anak yang keras kepala!

II Nonno Marchetti lebih menyukai Michael dari kedua adiknya. Cucunya, Marc Maretta dan Michael Putra Prasojo sering bekerja sama menumpas sarang mafia lainnya. Mereka anak pemberani, tak ada satupun bisa lepas dari targetnya.

Sayangnya, putrinya Catarina membawa cucunya ke Indonesia tinggal di sana, belajar melupakan siapa sesungguhnya keluarga mereka.

Tapi Michael, tetaplah Michael! Tak ada seorang pun menghalanginya.

Pemberang satu itu, kembali ke Eropa. Marc yang akan membujuk Michael agar tinggal di Italia, bersama II Nonno Marchetti untuk meneruskan bisnis lama keluarga.

Michael merasa dilemma.

Urusan pribadinya belum terselesaikan. Ia butuh waktu lagi. Bantuan Marc sangat diharapkan dapat menemukan kedua orang yang dicarinya saat ini.

Ayu Saraswati dan putranya Alex harus berhenti melarikan diri. Michael mengejar mereka berdua, sampai ke ujung dunia pun tak peduli!

***