Bola mata dalam kelopak yang tertutup itu bergerak-gerak tidak tenang, menunjukkan bahwa wanita itu tidak mampu tidur dengan tenang.
"Jangan .... tidakkk-kk ....," racau wanita tersebut seiring satu tetes air mata menuruni wajahnya.
Oh! Ayu terbangun tiba-tiba, tangannya mengusap wajahnya. Air mata itu nyata senyata kehidupan yang memilukan dan memalukan 10 tahun lalu.
Pertemuan tadi malam dengan Michael masih menyisakan luka yang parah dan berdarah.
Seandainya waktu dapat di putar kembali, Ayu tidak ingin kembali ke masa itu lagi.
Ia sudah bahagia bersama putranya Alexander Prasetya Nugraha, menyembunyikan serapat mungkin tanpa bantuan siapa pun.
Tapi bertemu dengan manusia terkutuk itu membuat Ayu makin gelisah, tidur tak tenang dan masa depannya terancam.
Ayu tidak pernah bercerita tentang keburukan ayahnya, ia khawatir semua akan berbalik menyerang dirinya jika putranya merekam setiap kata-kata kasar dari ucapannya.
Ia membuat benteng kekuatannya dengan susah payah. Keluarganya sendiri tidak menginginkan kehadiran mereka, menghindari setiap acara pertemuan.
Begitu terasing, terbuang, terlupakan hingga akhirnya pudar seiring waktu berjalan.
Namun pesona Michael tidak pernah hilang. Malam mereka bertemu, Ayu seperti mendapatkan sisi kedewasaan pria itu.
Yang ia sesalkan, pria terkutuk itu pernah melepaskan tanggung jawabnya tidak mengakui janin di dalam perutnya, menuduh berselingkuh dengan laki-laki lain.
Pernikahan yang dipaksakan harus dilalui penuh derai air mata dan kekecewaan. Hanya satu hari mereka bertahan, setelah itu Michael menghilang bagai ditelan bumi.
Ayu sendirian menjalani proses mengandung sampai melahirkan. Tiga bulan sesudah putranya lahir, sebuah amplop coklat pun datang.
Perceraian terjadi tanpa pernikahan utuh di dalamnya.
Michael hanya angin lalu setelah itu. Tapi kini datang bagai badai besar menghantam pertahanan Ayu lagi.
Ketakutannya memuncak, ia bersiap melarikan diri jika perlu. Putranya Alex Prasetya Nugraha harus di selamatkan!
Aku harus terus bertahan.
***
Dua minggu kemudian
"Mama, aku boleh ikut ke kantor? Aku janji tidak akan nakal nanti di sana," rajuk Alex sambil memegang lengan Ayu.
Matanya dibuat sayu, mana mungkin mama menolak putra semata wayang yang sangat disayanginya.
"Baiklah. Bawalah buku atau sesuatu yang bisa menyibukkan dirimu supaya tidak mengganggu pekerjaan Mama atau Tante Anita selama di kantor nanti!" perintahnya tegas.
Ayu tahu Alex mulai bosan selama liburan saja dengan Bibi Inah di rumah saja.
"Siap Mama-aa!" teriak Alex.
Melesat mengambil sesuatu di kamarnya lalu kembali secepat kilat sudah kembali di teras.
Pak Rahmat supir mereka tersenyum membukakan pintu mobil, menunduk hormat pada Ibu Ayu dan menyapa putra majikannya, "Mas Alex ikut hari ini ke kantor?"
"Iya Pak Rahmat, nanti aku boleh minta tolong di antarkan membeli buku?" tanyanya serius sebelum supir mereka menutup pintu mobil.
"Baiklah, Mas Alex minta ijin dulu dengan Ibu Ayu. Nanti Pak Rahmat mengantarnya ke sana, beli buku di tempat biasa, kan?" tanyanya balik.
"Iya. Nanti aku bilang ke Mama," seru Alex senang.
Pak Rahmat menggangguk pada tuan muda kecil yang ramah dan baik hati. Tiga tahun ini telah menjadi supir pribadi mereka, tak satu pun kata kasar keluar dari mulutnya.
Perjalanan menuju kantor tersendat. Perbaikan jalan mengakibatkan terlambat tiba di kantor. Asisten Anita menghubungi Ayu bahwa Pak Michael dan Nona Veronica akan menemui dirinya setengah jam lagi, setelah pertemuan mereka dua minggu lalu.
Waktu terasa cepat!
Ayu begitu cemas seharusnya putranya tidak diajak ke kantor. Kedua tangannya mengepal kuat, tak ada kesempatan menghindari calon klien itu lagi.
Sial! Sial! Sial! Ayu mengumpat keras di dalam hati.
Pukul 9 pagi, Anita datang ke ruangannya, "Mbak Ayu, mereka sudah tiba."
Ayu menggangguk, "Okay." Ia mempersilakan masuk.
Tangannya berubah dingin dan kaku membalas jabat tangan pria itu, senyum terpaksa tersungging di bibirnya.
"Selamat pagi Pak Michael dan Nona Veronica, ada yang bisa dibantu?" tanyanya klise penuh basa-basi.
Veronica banyak berbicara seperti biasa, mewakili tunangannya.
"Aku meneruskan pembicaraan waktu itu. Kau bisa menyelenggarakan pesta pernikahan yang mewah dan megah lebih dari kemarin?" ujarnya sedikit merendahkan Ayu di hadapannya.
"Selalu diberikan yang terbaik bagi klienku," balas Ayu tersenyum kaku.
Pria di samping Veronica menatapnya, Ayu tidak bisa konsentrasi penuh pagi ini. Alarm tanda bahaya menyala, berbunyi keras di kepalanya.
Tangan Veronica lemah gemulai menyentuh, menggenggam dan meremas tangan tunangannya selama berbicara.
"Michael, apa kau setuju jika pesta pernikahan di ubah dengan tema yang aku inginkan?"
"Terserah kau saja, sayang. Aku setuju apa pun keinginanmu, biarkan event organizer ini yang mewujudkannya, berapa pun biayanya. Waktuku tak banyak pekerjaanku menumpuk, kau juga sibuk fashion show dan jadwal pemotretan!" jawab Michael tegas.
Veronica mengecup pipi Michael di depan Ayu dan Anita, memamerkan kemesraan.
"Michael, kau sungguh mengerti diriku. Aku sungguh mencintaimu, kita honeymoon ke Eropa lagi ya sayang, mengenang pertama kali kita bertemu!"
Pandangan Michael malah mengamati Ayu.
Wanita itu tetap kukuh pada prinsipnya, bukan gadis bodoh yang dulu. Pandangan tajam pria busuk itu tak bisa menembus relung hatinya.
Suara handphone milik Veronica berdering, ia melihat di layarnya lalu bertanya pada Anita di mana toilet berada. Kini tinggal Ayu dan Michael sendirian.
Pintu ruangan tertutup membuat Ayu makin gelisah. Tangannya pura-pura sibuk mencatat. Matanya tak mau lagi melihat pria itu.
Lima menit berlalu suara Michael terdengar, "Apa aku pernah mengenalmu?"
Ayu menjawabnya dengan acuh, tangannya tetap sibuk menulis, "Sepertinya anda salah orang. Aku tidak mengenalmu!"
Michael bersikeras ia tak mungkin salah, "Tapi kau seperti seseorang yang pernah aku kenal lama!"
"Michael Putra Prasojo siapa yang tidak mengenal dirimu, Tuan! Pengusaha kaya, terpandang dan berwibawa, kau sering terlihat di media menggandeng banyak wanita cantik berbeda-beda," ketus Ayu kesal.
"Kau sering menonton itu?" tanya pria itu memburu.
"Bukan aku, tapi informasi asistenku!" Ayu menjawabnya dengan kesal.
Pagi ini seperti neraka baginya, mengapa pria busuk ini tidak enyah dari dirinya, selamanya.
"Oh okay, lalu kenapa kau takut memandangku setiap kita bertemu?" seru Michael to the point.
Ayu terperangah langsung meletakkan pulpen di meja, berhenti menulis.
Kini pandangan mereka bertemu, Michael menangkap cahaya lain di sana. Emosi terpendam!
Tiba-tiba pintu ruang kantor terbuka.
Alex masuk menghambur ke dalam begitu saja mengagetkan keduanya. "Mama, aku pergi dulu ya. Pak Rahmat janji antarkan aku ke toko buku sekarang!"
Alex mengecup pipi mamanya.
"Baiklah hati-hati, jangan nakal. Beli buku yang kau sukai dan segera kembali ke sini!" serunya sebelum putranya berlari keluar.
Alex sempat menoleh ke tamu yang berseberangan meja kerja mamanya lalu melesat begitu cepat.
Michael tertegun wajah anak itu tampan rupawan. Senyum dan mata anak dipanggil Alex seperti Ayu, tapi raut mukanya jauh berbeda, ia hanya bisa menduga-duga saja.
Veronica telah kembali dan menyelesaikan pertemuannya di pagi ini. Lalu mereka sepakat, pertemuan kedua dilanjutkan minggu depan.
"Sayang, aku tidak ikut ke kantormu ingin mencari pernak pernik pernikahan kita dulu."
Veronica memeluk mesra tunangannya di halaman saat Michael akan menuju ke parkiran mobil.
"Okay, sampai bertemu nanti!"
Tapi Michael Putra Prasojo tidak ingin ke kantor, mobil mewahnya malah meluncur ke sebuah toko buku.
Pikirannya masih larut dengan wajah anak kecil itu.
***
Veronica sedang menghubungi seseorang.
"Hai sayang, rencana kita berhasil. Aku sekarang di lobby kantor event organizer. Michael bersedia membiayai seluruh pernikahan, aku tak sabar meminta hadiah yang mahal darinya!"
Ia tertawa senang, melupakan orang-orang yang berada di sekitarnya.
"Bagus, aku akan menjemputmu. Kita bersenang-senang sebelum kau menikah, dan walau pun sudah menjadi istri Michael Putra Prasojo nanti!" tawa seorang pria lain terdengar menggelegar di ujung sana.
Bima Mahardika menyakinkan gadis itu tetap teguh menjalankan semua rencana mereka berdua.
Ini bukan pertama kali mempermainkan kekasih Veronica Young di dalam niat jahat.
Gadis itu miliknya dan selalu kembali ke pelukannya. Michael Putra Prasojo sasaran berikutnya. Veronica pandai membidik, merayu pengusaha muda kaya raya.
Lalu mencampakkan, setelah memuaskan mereka dengan segala tipu daya tubuhnya. Pundi-pundi uang berpindah tangan begitu cepat ke tangan gadisnya cantik dan liar.
Pernikahannya akan dihancurkan sebelum musuhnya mereguk kebahagiaan.
Michael, lawan bisnis lima tahun lalu, pernah menghancurkan Bima saat berebut proyek besar di Eropa.
Ia hanya di kalahkan satu orang campuran Asia dari negerinya sendiri, Michael Putra Prasojo!
Dendamnya belum hilang. Kekasihnya bisa membalas untuknya.
***