Chereads / THE GIFT OF LOVE / Chapter 3 - PERASAAN BERSALAH

Chapter 3 - PERASAAN BERSALAH

Pandangan wajah Michael terus menatap keluar kaca jendela di kantor. Pertemuan dengan wanita pemilik event organizer beberapa hari lalu terus membayanginya.

Sebatang rokok terselip di tangan. Michael mengisap dalam-dalam kemudian menghembuskan asap menghilangkan resah di hatinya.

Wajah Ayu Saraswati mengingatkan pada seseorang yang ia telah lupakan sejak lama.

Wanita keparat! Yang membawa kesialan dalam hidupnya, menyebabkan kecelakaan mengalami koma sesaat.

Pernikahan kini ada di depan matanya!

Pilihannya jatuh pada wanita muda cantik menggairahkan, Veronica Young. Michael jatuh cinta setelah sekian lama bermain dalam percintaan semu.

Model ternama yang ia temukan saat berlibur ke Venesia.

Pintu kantornya di ketuk pelan dari luar. Michael melihat siapa yang datang, ternyata adiknya si brengsek Alano Putra Prasojo.

"Hi bro, kenapa mukamu kusut begitu? Kau tidak dapat jatah ya dari Veronica semalam?" tanya Alano mengejek dirinya.

"Berisik kau! Jangan pernah mencampuri urusan pribadiku!" Michael begitu marah. Terlalu pagi memulai pertengkaran, pikirannya sedang kesal.

Alano tidak peduli, langsung duduk di sofa tamu. "Sebentar lagi kau melepas masa lajang, kenapa kelihatan tidak senang? Papa memintaku mampir ke sini melihat keadaanmu!"

Kakaknya menjadi aneh sejak mempersiapkan pernikahannya. Papa dan Mama, mengutus dirinya agar menyelidiki perubahan sikapnya.

"Aku sudah pergi dari rumah sejak lama. Heran saja, papa selalu tahu wajahku kusut atau tidak. Apa ia telah memasang mata-mata di kantorku sendiri, huh?" tanyanya balik ke Alano.

"Veronica memberitahu, ia sering menghubungi Mama sejak persiapan pernikahan sudah di mulai. Akhirnya kau menikah juga, sudah terlalu tua dirimu untuk memiliki anak," canda Alano.

"Berhenti berbicara tentangku, atau aku patahkan batang lehermu!" maki Michael keras. Ia tidak ingin diremehkan siapa pun.

Adiknya terlalu lancang mengatakan terlalu tua menikah, ia adalah pekerja keras.

Wanita mana pun datang silih berganti menemani hidupnya, hanya semudah menjentikkan jarinya. Uang, kekuasaan dan kekuatan ada di dirinya sekarang.

Tanpa menikah, hidup Michael sudah lebih dari cukup!

Veronica Young berhasil menghipnotis dirinya jatuh cinta, menjadi teman hidupnya beberapa tahun ini.

Michael belajar jujur sejak bersamanya, segera bersumpah setia hidup dengan gadis cantik itu.

Alano Putra Prasojo mengamati profil kakaknya, mereka berdua memiliki wajah tampan yang sama.

Namun pesona Michael lebih dari segalanya, bisa mematahkan hati wanita dengan satu lirikan saja.

Kini mereka berdua membicarakan bisnis. Alano tak ingin memancing kemarahannya lagi. Michael jarang berbicara lebih sering bertindak, pandai menjalankan bisnis hingga mencapai puncak kejayaannya saat ini.

Papa Prasojo sering berselisih dengan Michael membuat dirinya pergi dari istana megah mereka, hidup mandiri membangun perusahaan tanpa bantuan keluarganya.

Kakaknya memiliki segalanya, tapi belum mampu membuat generasi penerus dirinya. Tepat ketika mama Catarina memintanya segera menikah, suka tidak suka Michael mengabulkannya.

Sekretarisnya datang mengetuk pintunya pelan.

Michael menoleh ada seseorang yang mengikuti di belakangnya. Ayu Saraswati ada di sini, di kantornya.

Deja Vu!

"Maaf Pak Michael, ini Ibu Ayu datang menyampaikan berkas penawaran yang di minta oleh Nona Veronica agar dikirimkan ke kantor ini."

Michael mengangguk, "Oh okay, hubungi tunanganku segera datang ke kantor menyelesaikan semua ini. Aku terlalu repot dengan pekerjaanku!"

Sekretarisnya menunduk hormat sebelum meninggalkan tamunya yang terdiam kaku. Ayu begitu gugup, berada di kantor klien tapi calon mempelai wanitanya belum datang.

Pria itu sedang sibuk bersama orang lain yang memiliki wajah sama dengannya.

Ayu Saraswati memutuskan pergi menghindari, kehadirannya membuat kedua pria itu terganggu menatapnya penuh tanda tanya.

"Maafkan aku datang mungkin terlalu cepat. Sebaiknya aku kembali lagi nanti jika Nona Veronica sudah tiba di sini."

Tapi pria lainnya mencegah kepergian dirinya.

"Hai Ayu, aku Alano adik Michael. Apa kau yang menyiapkan pernikahan kakakku?" tanyanya ingin tahu.

Mata nakal pria itu menyelidik wanita yang berdiri di depan mereka. Cantik, eksotik, ramah sesuai profil yang dicarinya.

"Ya aku sedang mengajukan penawaran yang di inginkan oleh Nona Veronica. Tolong diperiksa kembali apa ada kurang sebelum hari H nanti," balas Ayu cepat.

Kakinya siap melangkah keluar ruangan tak ingin bertemu pria terkutuk yang berada di samping Alano.

"Oh begitu. Duduklah bersamaku sambil menunggu calon kakak iparku datang. By the way, apa kau single?" Alano menggoda wanita itu.

Ayu terkejut mendengar pertanyaan konyol tersebut tak mengiyakan, tapi tetap menyebabkan wajahnya memerah.

Kakak beradik yang menyebalkan!

Alano langsung tertawa, sikapnya mencairkan suasana yang dingin antara Michael dan Ayu.

Kakaknya berhasil diusir olehnya, langsung meninggalkan mereka berdua berbicara di sofa.

Keparat kau, Alano!

Michael mengumpat dalam hati saat kembali ke meja kerjanya. Adiknya langsung tertarik pada wanita mungil itu.

Hatinya bertambah kesal, sudah bertemu dua kali tapi wanita itu tidak pernah mau memandang wajah dan matanya.

Michael jauh lebih tampan dan kaya, tak sedikit pun Ayu Saraswati tertarik berbicara padanya, menganggap seperti patung manekin untuk ke sekian kalinya.

Sungguh memuakkan!

Ia kembali bekerja, sementara mereka bercakap-cakap lalu terdengar tawa renyah wanita itu di telinganya.

Pandangan Michael serta merta ke arah Ayu, tawa itu mengingatkan kembali pada seseorang.

"Alano! Apa kau tidak ingin kembali ke kantor?" tegurnya dengan keras.

"Damn you, bro! Tidak bisakah aku libur sehari menikmati pemandangan indah di depanku ini?" tukas Alano mengelak.

Michael menatap tajam, "Jika kau bekerja di perusahaanku, sudah aku pecat dirimu!"

Alano tak bisa berkutik lagi, membalas perkataannya dengan sengit. "

Beruntung aku bekerja di perusahaan papa, jadi kau tidak bisa seenaknya memecat diriku!"

Alano beranjak dari sofa meminta maaf pada Ayu karena harus kembali ke kantor dan meminta kartu namanya.

Wanita di depannya lebih gugup karena ditinggalkan berdua laki-laki brengsek itu.

"Sorry Ayu, aku harus pergi dulu nanti kita mengobrol lagi. Mungkin makan siang bersama?" tanyanya menggoda lagi.

Ayu menggelengkan kepalanya.

"Terima kasih, Pak Alano. Masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan di kantor. Lain waktu saja."

Alano tersenyum, wanita ini luar biasa kakunya namun ia pantang menyerah.

"Tidak masalah, panggil aku Alano saja. Aku menghubungi nanti, menjemputmu di kantor. Ciao Ayu, Michael-!"

Ia mengerlingkan mata ke Ayu saat keluar ruangan, membuat Michael bertambah marah. Wajahnya bertambah masam di pagi yang cerah ini.

Adiknya sungguh berani menggoda wanita itu di hadapannya. Oh shit, semua gara-gara rencana pernikahan ini!

Michael berubah menjadi pria bodoh di hadapannya, pesona don juan miliknya tidak mempan bagi Ayu Saraswati.

Wanita itu tampil cantik dengan riasan natural di wajahnya, kulitnya halus dan coklat terang kesukaannya.

Tidak seperti tunangannya, putih pucat sama seperti dirinya.

Wanita Asia lebih menggoda dan eksotis bagi Michael Putra Prasojo.

Rambut hitam panjangnya di gelung di belakang kepalanya. Anak rambut tergerai membuat jarinya ingin menyentuh menyingkap ke belakang telinganya.

What the hell! Michael malah memikirkan Ayu, bukan Veronica!

Ia lagi-lagi memandang kegugupan wanita itu kelihatan pura-pura sibuk membaca proposal penawaran.

Tubuhnya kaku berusaha memalingkan dari Michael. Helaan nafasnya terdengar berat, hei apa ia kedinginan-?

"Kau ingin minuman hangat?" tawaran Michael mengejutkan dirinya.

"Oh tidak, terima kasih Pak Michael! Maaf merepotkan sebelumnya, apa lebih baik aku menunggu di luar saja supaya tidak mengganggu pekerjaan anda?"

Ayu berusaha terus menghindari. Pria ini lebih berbahaya dari pada adiknya.

"Kenapa? Kau tidak suka berada di ruanganku, huh!" seru Michael kesal.

Lambat laun emosinya memuncak, wanita itu seperti ingin lari jika mereka sedang berbicara berdua padahal dengan adiknya tadi, sikapnya biasa saja.

Ayu mencoba mengelak.

"Terlalu dingin bagiku, ruangan di kantorku tak sedingin ini."

Aku bisa menghangatkan dirimu, Ayu!

Kata-kata itu sekejap terlintas di pikiran Michael. Kini ia menjadi lebih gugup dari wanita yang berada di dalam ruangan bersamanya.

Buru-buru ia mengalihkan pikiran mesum, membakar sebatang rokok. Jarinya sibuk menghubungi sekretaris agar membawakan minuman hangat bagi mereka berdua.

Pertemuan ketiga kali dengan Ayu Sarasawati meruntuhkan pertahanan dirinya untuk setia bersama Veronica.

Michael sedikit bersalah karenanya.

***