Lyra bertanya polos. Sementara itu Jane memutar mata malas. Tatapan polos Lyra berubah jengah. Jane mengatai Lyra luar dan dalam. Sulit berada di keadaan itu.
"Kamu memang bukan kuliah di bidang kesehatan. But, setidaknya jangan terlalu idiot juga Ly."
"Jangan bicara kasar depan baby Sharif," ujar seseorang. Orang tersebut baru masuk.
Tak perlu repot-repot berbalik, Jane melihat ke belakang hanya dengan ekor kata saja. Udara Martin sudah Jane hafal. Selain itu pasti Martin yang di sana. Tak mungkin orang lain.
Martin menghampiri Lyra. Lyra mengerjap bingung saat Martin menatap penuh kelembutan padanya. "Sayang, baby Sharif ingin tidur. Kita letakkan dia di keranjang bayi."
Bagai robot yang sudah disetel, Lyra mengangguk. Ia berikan baby Sharif ke Martin.
"Hati-hati."
Perasaan Lyra menghangat, sikap manis Martin menggentarkan hati dan jiwa Lyra. Lyra tak mampu berkata-kata. Martin menyingkirkan pelan-pelan infus Lyra.