Chapter 2 - 2.

"Anne, apa itu yang ada di tangan mu?"

"Ah, bukan apa-apa ma! Hans, tolong simpan ini dengan baik."

"Oh, baik, tentu saja nona." Hans mengambil sesuatu dari tangan Anne dan menyimpannya dalam saku.

"Anne, sini duduk di samping kakak," panggil Fricsia ketika melihat Anne dan ibunya berjalan mendekat. Ketika sampai di gazebo, Hans mengangkat Anne perlahan untuk duduk disamping Fricsia.

"Anne mau puding stroberi? Ini mama juga sudah siapkan teh chamomile untuk Anne. Teh di sebelah kanan dan puding di tengah,'' Duchess Voinn menjelaskan perlahan sambil meletakkan teh dan puding di depan Anne.

"Terima kasih mama, hehehe," Anne menjawab dengan girang, mendengar ada puding kesukaannya.

"Ini sendoknya Anne," kata Fricsia perlahan sambil memberikan sendok puding. Anne kemudian mulai melahap pudingnya sambil bersenandung kecil.

Anne sudah bisa menerapkan tata krama dengan baik sejak beberapa bulan yang lalu, tetapi terbatas ketika ada pencahayaan yang baik. Anne bisa melihat cahaya, tetapi tidak bisa membedakan warna dengan jelas, sehingga tidak bisa membedakan objek. Puding dan gelas dihadapannya bahkan hanya terlihat seperti dua kapas bulat berwarna pink dan abu-abu.

--

Sudah menjadi kebiasaan bagi semua pegawai di kediaman Duke Voinn untuk menyebutkan nama dan terkadang juga pekerjaannya ketika akan berbicara dengan Anne, sehingga ia sudah hafal dengan suara orang-orang yang sering berpapasan dengannya. Tentu saja termasuk suara keluarganya, Nanny Polla, dan dua pengawalnya Hans dan Kent.

Warna rambut kedua pengawalnya sengaja dibuat sangat berbeda agar dapat dengan mudah dibedakan oleh Anne. Kent memiliki warna rambut merah, sedangkan Hans memiliki warna rambut biru, warna rambut yang sangat jarang ditemui di Kerajaan Verdant. Walau warna rambut Kent merah, itu adalah warna rambut aslinya, karena Kent berasal dari kerajaan lain jauh di utara, bernama Kerajaan Yull. Berbeda dengan Kent, warna rambut Hans sebenarnya adalah coklat, tetapi di cat biru, khusus karena keadaan Anne.

"Jadi keluarga Marquis Verlant di kerajaan Crotta adalah saudara jauhku?? Wah, Anne ingin pergi ke kerajaan Crotta suatu hari nanti."

Setelah kembali dari taman, Anne kembali ke kamarnya dan mempelajari sedikit sejarah bersama dengan Nanny.

"Permisi nona, apa yang nona inginkan untuk makan malam?" Vena masuk ke dalam kamar Anne.

"Hmmm ... Anne ingin daging agar Anne cepat besar. Oh, Anne lupa mau ke dapur."

"Biar saya ambilkan nona."

"Tidak perlu Vena, Anne akan ke sana sendiri."

Anne kemudian pergi ke dapur bersama Hans dan Vena

"Hans, kamu masih menyimpannya dengan baik kan?"

"Tentu saja nona!"

"Hallo semuanya!" Anne menyapa para pegawai ketika memasuki dapur.

"Selamat sore Nona Annette!" mendengar sapaan Anne, semua pegawai serentak menyapa Anne.

"Apa yang nona butuhkan, hingga datang kemari?"

"Emm, apakah kalian memiliki makanan untuk hewan ini?"

Anne mengambil sesuatu dari Hans dan menjulurkan tangannya ke para pegawai dapur, ketika mereka menyadari apa yang ada di tangan Anne, sontak mereka berteriak kaget.

"Ahh, nona! Kenapa anda bisa membawa ulat! Hans! Mengapa kamu menyimpan itu!" Vena langsung marah-marah kepada Hans.

"Apa yang salah dengan ulat! Nona menyukainya dan akan memeliharanya! Hahaha," Hans tidak bisa menahan tawanya melihat reaksi mereka.

"Tolong berikan makanan untuknya ya, Terima Kasih! Ayo Hans!!"

Hans segera menggendong Anne dan berlari keluar dapur sambil tertawa terbahak-bahak, meninggalkan semua kekacauan yang dibuat Anne.

"Vena! Kita harus merawat ini??"

"BUANG!!" Vena berteriak kesal sambil berlari mengejar Anne dan Hans.

--

Keesokan harinya Duchess dan putri-putrinya terlihat sedang asik berbincang di ruang istirahat sambil menikmati teh hangat setelah selesai sarapan. Seorang pengawal tiba-tiba masuk dan menghampiri Duchess Voinn dengan terburu-buru.

"Duchess ...." Kemudian ketika Duchess Voinn memberi izin, pengawal itu menghampirinya dan membisikkan sesuatu. Seketika mukanya langsung menjadi pucat.

"Fricsia, cepat kembali ke kamarmu dan berkemas, tidak perlu membawa banyak barang, bawa yang penting saja, jangan lupa membawa insignia Voinn, tunggu di ruang istirahat. Nanny Polla, cepat kemasi keperluan Anne, kemudian berkumpul di ruang istirahat."

Terlihat sangat jelas bahwa ini adalah situasi darurat, sehingga Fricsia dan Nanny Polla segera melakukan perintah Duchess untuk berkemas, sedangkan ia masih tinggal di sana, sibuk memberikan arahan kepada kepala pelayan dan para pengawal.

--

"Rubert, segera perintahkan para pengawal untuk membantu warga pergi berlindung, kirimkan juga kabar ke kastil Voinn lainnya untuk pergi ke tempat aman. Hans, pimpin pengawal para nona muda untuk persiapan perjalanan, gunakan seragam penyamaran."

Walaupun Hans sangat usil, sudah jelas ia dipilih duke karena ia adalah ksatria yang paling kuat diantara seluruh pasukan Duke Voinn.

"Baik Duchess," jawab Hans dan Rubert singkat.

"Oh ya Rubert, kirimkan kabar kepada Verto untuk pergi ke Kekaisaran Terra, siapkan kereta kuda untuk para nona muda, hilangkan semua ornamen mencolok dan lambang Voinn."

"Baik Duchess."

"Kalian segera bantu aku berkemas dan siapkan perbekalan. Gellad, perintahkan seluruh pasukan untuk bergerak ke ibu kota, peringatkan warga untuk mengungsi." Duchess memerintahkan para pelayan dan pengawal pribadinya.

"Baik Nyonya." para pelayan segera pergi melakukan tugasnya. Gellad mengangguk dan langsung pergi. Duchess Voinn, kemudian bergegas kembali ke kamarnya untuk berkemas.

--

"Nanny, ada apa sebenarnya?" tanya Anne saat Nanny Polla membantu mengganti bajunya.

"Saya tidak tahu nona, mungkin ini keadaan darurat. Nona tenang saja, semuanya akan baik-baik saja. Tetap bersama nanny apapun yang terjadi, mengerti?"

Nanny Polla bersyukur Anne tidak bisa melihat raut mukanya yang sudah pucat. Duchess Voinn biasanya sangat tenang dalam menghadapi masalah, melihat muka Duchess yang tegang, firasatnya mengatakan hal buruk sedang terjadi.

Segera setelah selesai berkemas, Nanny Polla segera menuntun Anne ke ruang istirahat. Anne bisa mendengar suara Fricsia dari dalam, ketika Nanny dan Anne menghampiri ruang istirahat.

"Ibu, tolong jelaskan apa yang sedang terjadi, mungkin saya bisa membantu?"

"Dengar Fricsia, keadaan di ibu kota Verdant sedang sangat genting, karena Kerajaan Wart yang menyerang secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan perang. Ugh, dasar kerajaan bar-bar itu! Untunglah ayahmu dan Louis sedang di ibu kota, jadi bisa membantu mempertahankan ibu kota beberapa hari, tapi kita tidak tahu sampai kapan perang ini akan berlangsung, jadi kamu harus cepat pergi ke Kekaisaran Terra. Kita harus bersiap untuk kemungkinan terburuk."

"Tapi ibu, bagaimana dengan kak Verto? kakak masih di jalan menuju kesini bukan?"

"Tenang saja, ibu sudah mengirimkan seseorang untuk mengabarkan Verto agar bergegas ke sini. Ibu akan menunggu di sini hingga Verto datang dan kemudian pergi bersamanya ke Kekaisaran Terra. Sekarang cepat bergegas pergi, hanya berlima dengan pengawal dan pelayanmu. Kita harus dalam rombongan sekecil mungkin."

"Mama ... ada apa??" Anne bertanya pelan sambil berjalan menghampiri Duchess Voinn.

"Anne, sayang, kita harus berpisah sebentar sayang. Anne harus pergi ke Kekaisaran Terra bersama Fricsia dan Nanny ya, nanti mama akan menyusul ke sana bersama kakak Verto."

"Kenapa ma? ayo pergi bersama saja ...."

"Tidak bisa sayang, maafkan mama sayang. Semuanya akan baik-baik saja. Dengarkan Nanny Polla dan jangan nakal ya Anne ...."

"Anne tidak nakal, kakak Verto yang nakal."

"Hahaha, iya sayang kakak Verto sangat nakal, karena itu mama harus menjaga kakak Verto kan?"

"Hmmm.. iya.. baiklah."

"Nah, ayo kalian berangkat."

"Ibu bagaimana mungkin Anne pergi sendiri!! Aku akan pergi bersama Anne." Fricsia sangat mengkhawatirkan Anne yang tidak pernah bepergian tanpa Fricsia menemani.

"Tidak apa-apa Fricsia, Nanny bisa menjaga Anne dengan baik, dan sebelas orang adalah rombongan yang terlalu besar. Ayo cepat pergi, keretanya sudah disiapkan." Duchess Voinn bergegas keluar ruangan sambil menggandeng tangan anak-anaknya.

--