Buugghh!!
Lagi ... Bagas melayangkan satu tinjuan keras di wajah kedua anak buah Louis yang sudah kepayahan.
"Amphun ... Tuan, kami hanya orang bayaran—"
Duaaakkhh!
Seketika darah kembali mengalir dari luka-luka di wajah mereka. "Nyaris saja wanitaku mati gara-gara kalian!"
"Ampun ... kami tidak akan lagi berani mengusik Nona Rose. Kami janji ... tolong."
Kedua pria itu terikat di sebuah kursi, tidak bisa bergerak dan hanya pasrah pada takdir. Tubuh dan wajah mereka dipenuhi luka lebam, belum lagi ditelanjangi di tengah udara malam yang begitu menusuk tulang.
Di hadapan mereka, Bagas dan Rose tengah terkekeh geli melihatnya. "Sayang, bukanlah mereka terlihat kegerahan?" tanya Rose.
"Oh ya? Tunggu sebentar." Bagas bangkit dari tempatnya duduk, lalu kembali dengan satu ember besar berisi air.
BYUUUURRR!!
Seketika mereka yang sudah kedinginan karena bertelanjang badan haru semakin tersiksa kala air itu membasahi tubuh mereka. "Aaakh!" pekiknya.